Bab 290
"Tapi kalau memintanya muncul di
depan umum bersama Vilda, Simon nggak akan mungkin melakukannya."
Nathan mengangguk dan berkata,
"Ayo kita juga masuk dan bertemu Nayana."
Arjun hendak menyetujuinya, tetapi
langkahnya terhenti. Dia pun berkata, "Tuan Nathan, lihat, ada perempuan
jalang lainnya datang."
Nathan melihat ke arah yang ditunjuk
Arjun, lalu mengerutkan kening. "Sepertinya aku pernah bertemu dengan
orang ini sebelumnya."
"Dia adalah nyonya dari Keluarga
Halim, istri kedua dari mendiang Thomas. Dia juga seorang jalang," kata
Arjun.
Nathan berkata dengan ekspresi aneh,
"Sepertinya kamu tahu banyak tentang wanita-wanita ini."
Wajah Arjun memerah. Dia mengusap
tangannya dan berkata, "Bukan seperti itu. Aku hanya kebetulan tahu
sedikit gosip saja."
"Contohnya, nyonya Keluarga
Halim. Kalau nggak salah, selisih usianya dengan Thomas hampir 20 tahun.
Sekarang dia baru berusia 32 atau 33 tahun. Masih sangat muda."
"Sebaliknya, Thomas sering
sakit-sakitan dan punya penyakit parah. Dia pasti nggak bisa memuaskan istri
mudanya itu."
"Belakangan ini, bahkan ada
rumor yang mengatakan hubungan Edward dengan ibu tirinya. Dunia sudah berubah.
Orang-orang dari keluarga bangsawan ini sungguh nggak tahu malu."
Nathan menyadari bahwa ekspresi wajah
Arjun yang saat ini penuh kesedihan dan duka yang mendalam, yang jauh dari
gambaran penguasa Gluton yang kejarn dan haus darah.
Dia pun berkata dengan tak berdaya,
"Kalau kamu punya waktu, alih-alih mengurus hal membosankan seperti ini,
lebih baik kamu berlatih seni bela diri dan meningkatkan kekuatanmu."
Arjun terkekeh dan berkata,
"Tuan Nathan, bukannya aku kurang kerjaan."
"Tapi ini juga termasuk sebuah
taktik. Bayangkan saja, kalau aku bisa menemukan bukti skandal Keluarga Halim
dan mengancam Edward, bukankah aku bisa memerasnya sampai mati?"
Nathan mengacungkan ibu jarinya dan
berkata, "Kak Arjun, kamu genius!"
Sembari berbisik-bisik, keduanya
melihat nyonya Keluarga Halim yang mengenakan pakaian tradisional berbelahan
rendah, berjalan memasuki vila dengan senyum menawan.
Di tengah perjalanan, ada sesosok
tubuh muncul mengikuti nyonya Keluarga Halim. Setelah membisikkan beberapa
kata, nyonya Keluarga Halim pun tertawa manis. Dia mengangkat tangannya dan
meninju pemuda itu dengan pelan.
"Tuan Nathan, masalah besar.
Sudah terjadi masalah besar," teriak Arjun.
"Anda lihat itu. Bukankah orang
yang muncul itu Liam?"
"Sialan! Apa Liam akan menjadi
ayah tirinya Edward?"
Nathan benar-benar muak. Sepertinya
Arjun datang ke sini hari ini bukan untuk menangani masalah penting, melainkan
untuk menggosip.
Namun, orang yang tiba-tiba muncul
dan menggoda nyonya Keluarga Halim itu memang Liam.
Dilihat dari gerak-gerik mereka,
apalagi keduanya terus-menerus melakukan kontak fisik, sepertinya hubungan
mereka tidak biasa. Keduanya lebih seperti sepasang kekasih.
"Komunitas kelas atas
benar-benar kacau!"
Hanya kata-kata itu yang muncul di benak
Nathan.
Tepat di saat ini, ada mobil mewah
lain yang melaju.
Begitu pintu mobil terbuka, seorang
wanita berpakaian putih muncul.
Saat melihat sosok itu, Nathan merasa
tertekan. Dia buru -buru mendesak Arjun. "Kak Arjun, ayo cepat kita masuk.
Namun, wanita berpakaian putih itu
sudah melihatnya. Dia mempercepat langkahnya dan bertanya dengan heran,
"Nathan, kamu juga di sini?"
Nathan memasang ekspresi datar. Dia
berbalik dan bertanya, "Bu Emilia, ada apa?"
Emilia membuka mulutnya, tetapi belum
sempat mengatakan apa pun.
Di sisi lain mobil mewah, seorang
wanita dengan tatapan dingin berjalan turun. Dia mengangkat dagunya dengan
sombong dan berkata dengan nada menghina, "Ternyata kamu, pria bernama
Nathan yang disebut Emilia itu?"
"Haha. Penampilanmu lumayan,
tapi kamu jelas nggak memenuhi syarat untuk menjadi pasangan yang cocok bagi
Emilia!"
No comments: