Bab 264
"Namun di kediaman Halim
sebelumnya, Nathan juga bisa lolos dari tangan tetua Keluarga Halim dengan
selamat," ucap Tamara masih tidak mau menyerah.
Emilia menggelengkan kepalanya.
"Bu, Nathan mungkin punya beberapa kemampuan sekarang, tapi segalanya
nggak seperti yang kamu lihat."
"Setelah kembali dari kediaman
Halim, aku sudah bertanya kepada dua tetua keluarga utama. Mereka semua bilang
Nathan hanya memanfaatkan waktu yang tepat."
"Kalau bukan karena mereka sudah
menguras sebagian besar kekuatan tetua Keluarga Halim sebelumnya, Nathan pasti
akan mati di atas panggung kemarin."
Tamara seolah-olah menyadari sesuatu
dan berkata, " Ternyata begitu. Waktu itu aku masih bertanya-tanya, mana
mungkin Nathan akan begitu baik hati dan berinisiatif membantu Keluarga
Sebastian?"
"Ternyata dia pintar
memanfaatkan situasi untuk memamerkan kekuatannya!"
"Itu sebabnya, aku nggak
berpikir untuk minta bantuan pada Nathan," kata Emilia.
"Sekarang Edward begitu
berkuasa, Nathan saja nggak bisa melindungi dirinya sendiri, jadi bagaimana dia
bisa membantu orang lain?"
Tamara berkata dengan marah,
"Kupikir pecundang itu sudah hebat sekarang. Ternyata dia masih sama nggak
berguna seperti dulu."
"Aku begitu bodoh dan berpikir
dia bisa menyelamatkan Keluarga Sebastian kita."
Ken tampak sedikit ragu.
"Menurutku, Nathan punya bakat terpendam."
"Kak, mungkin selama ini kita
sudah salah. Nathan pasti punya kemampuan hebat."
Emilia berkata dengan nada dingin,
"Di saat seperti ini, kamu masih bisa bercanda?"
"Aku sudah mengalami berbagai
badai dalam perkembangan Grup Sebastian, jadi kali ini aku juga nggak takut
pada Keluarga Halim."
"Meski kita nggak menemukan
solusi yang lebih baik, aku mau lihat apa yang bisa dilakukan Edward
padaku?"
"Emilia, apa kamu berencana
untuk bertarung sampai mati dengan Edward?" tanya Tamara dengan ragu-ragu.
Tatapan mata Emilia berubah tajam.
Dia berkata dengan penuh tekad, "Ya, aku akan melawannya sampai
mati."
"Selain itu, Cokro dan Dhanu
sudah minta bantuan pada keluarga utama lagi. Kali ini, keluarga utama akan
mengutus anaknya untuk membantu kita."
Tamara dan Ken yang mendengar kabar
ini sangat gembira.
"Syukurlah. Anak-anak keluarga
utama pastilah sosok yang heroik. Kali ini, Edward pasti akan mati."
Emilia berkata dengan tenang,
"Masalah ini nggak bisa diselesaikan hanya dengan menggunakan
kekerasan."
"Aku dengar anggota keluarga
utama bukanlah master bela diri, tapi keterampilan dan kebijaksanaannya sangat
luar biasa. Dia datang ke sini untuk membantu Keluarga Sebastian menyingkirkan
Keluarga Halim dan terhubung dengan ibu kota provinsi."
"Kebetulan, aku ingin belajar
dari mereka bagaimana cara mengelola perusahaan dan juga mengembangkan
keluarga."
Tamara berkata dengan gembira,
"Aku dengar anggota keluarga utama dididik dengan cermat sejak kecil.
Setelah dewasa, mereka juga dikirim ke luar negeri untuk belajar."
"Bukan hanya kamu saja yang mau
belajar, Emilia. Tapi aku dan adikmu juga nggak mau kalah!"
Tepat di saat ini, sekretaris Emilia
bergegas masuk.
"Bu Emilia, Edward dari Keluarga
Halim datang ke perusahaan bersama sekelompok orang."
Wajah Emilia berubah, tetapi dia
tidak panik. Dia berkata dengan nada dingin, "Bajingan ini datang cepat
juga."
"Beri tahu tim keamanan
perusahaan dan tahan mereka dulu."
Wajah sekretaris itu tampak pucat.
Dia berkata dengan gemetar, "Bu Emilia, tim keamanan sudah maju untuk
menghentikan mereka."
"Tapi percuma saja. Setelah
dipukul oleh orang Keluarga Halim, mereka semua nggak mampu untuk bergerak
lagi.
Tamara berteriak, "Sekelompok
pengecut! Dasar nggak berguna."
"Emilia, bagaimana ini? Cepat
pikirkan jalan keluar. Apa yang harus kita lakukan?"
Selesai memarahi anak buahnya, Tamara
kembali menjadi pengecut. Dia menatap Emilia dan kembali mendesak putrinya.
No comments: