Bab 271
Bisa dikatakan, Nathan mengandalkan
dirinya sendiri untuk mengalahkan Keluarga Halim dan juga menyelamatkan Emilia
beserta Keluarga Sebastian.
Namun saat ini, entah kenapa Emilia
tidak begitu gembira.
Dia merasakan ketidaknyamanan yang
sulit untuk dideskripsikan, seakan-akan ada duri yang tersangkut di
tenggorokannya.
Tuan Besar Arga melirik cucunya
sekilas, lalu mendengus, "Sampai sekarang, kamu masih belum bisa
melepaskan harga diri dan ego dalam hatimu, 'kan?"
"Tanpa Nathan, kamu kira Grup
Sebastian bisa lolos dari ancaman Keluarga Halim?"
Emilia hanya terdiam. Dia tidak tahu
harus bagaimana menjawab pertanyaan kakeknya.
Sembari mengambil anggur di atas
meja, Emilia pun bersulang untuk Nathan. "Nathan, kali ini aku nggak
berkelit lagi. Memang kamu yang menyelamatkan Keluarga Sebastian."
"Aku bersulang untukmu."
Tanpa menunggu Nathan berbicara, Tuan
Besar Arga pun menimpali, "Dia sudah menyelamatkan seluruh Keluarga
Sebastian, apa cukup hanya menawarkan segelas anggur sebagai ucapan terima
kasih?"
Emilia merasa sedikit canggung,
tetapi dia tetap berkata, "Memang benar. Segelas anggur nggak cukup
memperlihatkan ketulusanku."
"Nathan, sebagai ucapan terima
kasihku, aku akan mengambil 20% saham dari Grup Sebastian dan memberikannya
padamu."
Tamara dan Ken langsung cemburu.
"Kak, 20% saham itu hampir
setara dengan dua triliun. Bukankah sudah terlalu banyak?"
"Benar. Emilia, 20% terlalu
banyak. Beri 5% saham saja. Keluarga Sebastian memang berutang padanya, tapi
juga nggak perlu berlebihan seperti itu."
Emilia berkata dengan tegas,
"Nggak, 20%. Aku serius dengan apa yang aku katakan."
"Aku sudah putus dengannya, tapi
hari ini dia masih membantu Keluarga Sebastian. Terus terang saja, aku berutang
padanya."
Setelah tertegun sejenak, dia menatap
Nathan dan berkata dengan keras kepala, "Nathan, aku akan memberimu 20%
saham. Aku rasa itu sudah cukup untuk membayar semua utangku dan juga Grup
Sebastian."
Nathan tersenyum dan berkata,
"Bu Emilia, sepertinya kamu takut berutang budi padaku?"
Tenggorokan Emilia seakan-akan
tersedak. Dia tidak menjawabnya.
Namun dalam hatinya, dia memang tidak
ingin berutang pada Nathan dan juga tidak ingin dipandang rendah oleh pria itu.
Lantaran Emilia pernah mengatakan
sebelumnya, dia pasti akan menjadi pribadi yang lebih baik setelah meninggalkan
Nathan.
Jika dia berutang banyak pada Nathan,
maka perkataanmu saat itu sama seperti menampar wajahnya sendiri.
Emilia yang sangat mementingkan harga
diri dan ego akan mustahil menanggung situasi seperti itu.
"20% saham? Bu Emilia
benar-benar murah hati."
Nathan tersenyum mengejek dan berkata
dengan datar, " Tapi seberapa banyak pun yang kamu berikan, aku juga nggak
butuh."
"Aku bersedia bertindak hari ini
juga karena Tuan Besar Arga dan bukannya demi dirimu, Emilia. Jadi, kamu nggak
perlu merasa terbebani."
Nathan menolak saham 20% Grup
Sebastian?
Emilia, Tamara, dan Ken langsung
tertegun sejenak.
Detik berikutnya, Tamara berkata
dengan gembira, " Nathan, kamu punya karakter juga."
"Lantaran kamu nggak mau, kami
juga nggak memaksamu lagi. Ayo dimakan lagi. Temani Tuan Besar Arga minum
anggur. Buat apa bahas masalah uang ya, ' kan? Kayak kita nggak kenal
saja."
Sebenarnya, hatinya sudah sangat
kegirangan.
Bocah bodoh ini mungkin masih belum
tahu tentang nilai dari 20% saham Grup Sebastian.
Jika dia tahu, pasti tidak akan
menolaknya, 'kan?
Ken berkata penuh harap, "Kak,
karena Nathan nggak mau, bagaimana kalau berikan padaku saja? Aku juga nggak
minta banyak. Cukup berikan 10% saja."
Emilia mengabaikan adiknya yang tidak
berguna itu, lalu memandang Nathan sambil mengerutkan kening, " Nathan,
20% saham bukanlah jumlah yang kecil."
"Sebaiknya pikirkan baik-baik
dulu sebelum memberiku jawaban. Dengan saham ini, kamu bisa hidup mewah seumur
hidup! Berkah seperti ini kamu sungguh nggak mau?"
No comments: