Bab 281
Sementara itu, di Analin.
Nathan dan Arjun menerima sambutan
meriah dari Nayana.
Arjun berkata dengan penuh kekaguman,
"Tuan Nathan, nggak kusangka, begitu kamu turun tangan, bahkan aku pun
tercengang."
Memikirkan kembali perkataan dan
tindakan Nathan sebelumnya, Arjun masih sangat terkejut.
Nathan mengatakan Nayana bodoh dan
tidak punya otak.
Selain itu, dia juga menyuruh Nayana
menambah wawasannya. Semua tindakannya itu seakan-akan bos yang sedang
mengajari pelayannya.
Entah dari mana Nathan memperoleh
nyali untuk melakukan hal-hal seperti itu di wilayahnya orang lain, apalagi
Nayana selalu dikelilingi oleh master hebat. Arjun benar-benar tidak paham.
Yang lebih sulit dia pahami lagi,
Nayana yang sudah dibentak seperti itu malah tidak marah sama sekali.
Sebaliknya, Nayana memilih untuk
mengusir Simon dan Julian.
Wanita itu menahan Arjun dan Nathan
serta memberi keduanya sambutan meriah.
Bagaimanapun juga, Arjun termasuk
penguasa di Beluno.
Namun sejak menjadi penguasa, dia
belum pernah merasa sebangga ini.
Nathan berkata dengan nada datar,
"Kamu sudah terlalu memuji. Nayana masih sadar diri. Dia tahu dia nggak
boleh membiarkan Sirion menjadi kuat."
Arjun mengerutkan bibirnya. Dia pun
berkata, "Meski begitu, Tuan Nathan, kamu juga nggak perlu memarahi Nayana
bodoh dan nggak punya otak di hadapan semua master Analin, 'kan?"
"Meski Nayana adalah penguasa
Analin, dia juga seorang wanita. Apalagi, wanita biasanya suka berpikiran
sempit. Aku takut dia...."
Nathan tertawa dan berkata,
"Kamu takut Nayana akan perhitungan denganku nanti?"
Arjun hanya tersenyum pahit dan tidak
mengatakan apa pun. Dia memang takut hal itu terjadi.
Nathan tidak setuju dan berkata,
"Yang kamu katakan barusan nggak benar seluruhnya."
"Wanita berpikiran sempit dan
suka menyimpan dendam. Tapi wanita lebih suka pencapaian."
"Asalkan Sirion hancur dan
Nayana merasakan manfaatnya, percaya nggak, pada akhirnya, dia bukan hanya
nggak akan menyalahkanku, tapi dia akan datang mengucapkan terima kasih
padaku."
Arjun merasa salut dan langsung
mengacungkan jempol. "Tuan Nathan, Anda memang hebat. Haha, wawasan Anda
sangat luas!"
Sambil tertawa manis, Nayana yang
telah berganti pakaian dengan rok panjang berbelahan seksi itu melangkah masuk.
"Tuan Nathan, Kak Arjun, kalian
harus menemaniku malam ini. Ayo minum sampai mabuk!"
Senyum Nayana begitu indah.
Penampilannya sekarang ini benar-benar berbeda dari penampilannya yang garang
barusan.
Arjun tertawa dan berkata,
"Nyonya Nayana nggak menyalahkan Tuan Nathan kami lagi sekarang?"
Nayana memutar bola matanya dan
berkata, "Tuan Nathan begitu berkemampuan. Salahkan aku barusan nggak
pandai menilai orang!"
"Setelah belajar dari kesalahan,
mana mungkin aku masih berani menyalahkannya? Sekarang aku lebih memilih untuk
menuruti kata-katanya."
Membawa serta embusan angin harum,
Nayana, penguasa Analin, duduk di sebelah Nathan tanpa segan sedikit pun.
Arjun memperlihatkan senyum ambigu.
Dia menyadari bahwa Nayana, si Janda Hitam ini, kemungkinan besar sedang
mengincar Tuan Nathan.
Namun, Janda Hitam ini lebih licik
dari ular berbisa. Pria biasa pasti tidak akan sanggup menghadapinya.
"Nyonya Nayana, jangan memujiku
lagi," ucap Nathan.
"Rencana Simon dan Julian nggak
berhasil. Itu berarti, selanjutnya kalian berdua akan berada dalam
bahaya."
Nayana menyimpan kembali sikap
genitnya dan bertanya dengan sungguh-sungguh, "Tuan Nathan, tolong bantu
kami memecahkan masalah ini!"
Ekspres Arjun berubah serius. Dia
juga menunggu kata-kata Nathan selanjutnya.
"Simon dari Sirion sekarang jauh
lebih kuat dari kalian berdua, terutama dengan bantuan Julian, generasi penerus
Sekte Pirata," kata Nathan.
"Karena kali ini nggak berhasil
mengelabui Nyonya Nayana, Simon pasti akan menjalankan langkah. selanjutnya.
Dia akan membunuh salah satu dari kalian lebih dulu."
Nayana mengerutkan kening dan memukul
meja. "Coba saja kalau bajingan itu berani!"
Nathan berkata dengan serius,
"Ini bukan masalah berani atau nggak, tapi dia pasti akan
melakukannya."
"Kalau Simon nggak segera
bertindak, begitu kalian berdua bergabung, akan sulit baginya untuk mendominasi
dunia bawah tanah Beluno lagi."
"Jadi, kalau aku jadi dia, yang
aku lakukan adalah menyerang dengan cepat dan membunuh salah satu dari kalian
sebelum kalian bersatu."
No comments: