Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 262

Bab 262

 

Kediaman Halim.

 

Edward yang sedang duduk di kursi kepala keluarga tampak memasang ekspresi wajah penuh kegembiraan.

 

Hari ini adalah hari di mana dia mengadakan pertemuan kepala keluarga untuk pertama kalinya.

 

Semua pimpinan Keluarga Halim ada di sana, apalagi tidak ada seorang pun yang berani tidak menghormatinya.

 

Ada istri kedua Keluarga Halim, Minda, yang seksi dan menawan duduk di samping Edward sambil memasang senyum menggoda.

 

Tatapan mata keduanya bertemu di udara dan sesekali memercikkan api.

 

Ada beberapa pimpinan Keluarga Halim yang punya mata jeli menyadarinya, tetapi mereka hanya mengira mereka sudah terlalu banyak berpikir.

 

Yang satunya adalah kepala keluarga yang baru menjabat dan yang satunya lagi adalah istri kepala keluarga terdahulu. Apalagi, ada perbedaan usia yang begitu besar di antara mereka. Seharusnya keduanya tidak melakukan hal yang tidak-tidak.

 

"Semuanya, ayo kita mulai rapat hari ini," ucap Edward sambil tersenyum.

 

Dia perlu mengamati kekuatan Keluarga Halim saat ini dengan saksama sehingga dia bisa membuat pengaturan dan meluncurkan serangan yang kuat.

 

"Kepala Keluarga, Bank Beluno sudah mendesak kita untuk melakukan pembayaran. Kalau kita masih menunda, mereka akan menyita properti kita!"

 

"Kepala Keluarga, bisnis Keluarga Halim menurun sekarang. Kita perlu mencari bisnis baru untuk memulihkan situasi!"

 

"Kepala Keluarga, beberapa mitra penting kita sudah menarik investasi mereka. Keuangan keluarga kita makin memburuk dari hari ke hari!"

 

Begitu mendengar keluhan dari para pimpinan.

 

Senyum di wajah Edward tiba-tiba menghilang. Raut wajahnya seketika berubah.

 

"Aku minta kalian melaporkan pencapaian dan kekuatan Keluarga Halim saat ini. Siapa suruh kalian melaporkan hal-hal yang membuatku pusing ini? Sialan!" seru Edward dengan emosi.

 

Edward baru saja menjabat dan belum sempat memamerkan kekuatannya.

 

Sekarang satu per satu dari mereka malah datang mengadu padanya.

 

Tujuan dia menjadi kepala keluarga bukanlah untuk menderita, melainkan untuk memberi perintah dan memutuskan hidup mati seseorang!

 

"Kepala Keluarga, pencapaian seperti apa yang bisa dihasilkan Keluarga Halim sekarang?"

 

"Di saat kepala keluarga terdahulu masih hidup, keluarga kita sudah dalam bahaya. Baru-baru ini, dia menghabiskan banyak uang untuk mengadakan pertemuan kepala keluarga untukmu, jadi kamu bisa menikmati momen yang paling berjaya...."

 

"Tapi tahukah kamu, di balik momen berjayamu itu ada aset Keluarga Halim yang habis dan juga utang yang menumpuk?"

 

Namun, menghadapi ketidaksabaran Edward.

 

Para pimpinan Keluarga Halim tetap memasang wajah sedih dan penuh ratap.

 

Bahkan, ada beberapa pemimpin keluarga yang sudah menangis.

 

Edward baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

 

"Apa Keluarga Halim kita sungguh berada di ambang kritis?" tanya Edward dengan nada tidak percaya.

 

"Kepala Keluarga, situasinya bahkan lebih sulit dari yang kamu bayangkan. Sekarang seluruh Keluarga Halim mengandalkanmu untuk memimpin agar bisa keluar dari masa sulit ini!"

 

"Benar, Kepala Keluarga, Keluarga Wijaya mengandalkanmu sekarang."

 

Jantung Edward berdebar kencang. Raut wajah Edward berubah kusut.

 

Tak disangka, ayahnya malah meninggalkan begitu banyak masalah padanya.

 

Kalau tahu dari awal, Edward pasti tidak akan membiarkan ayahnya mati secepat itu. Dia akan membiarkan ayahnya bekerja lebih keras untuknya lebih lama lagi.

 

"Baiklah, kalian semua pergi dulu. Aku akan mencari cara untuk menyelesaikan kesulitan ini!"

 

Mendapati satu per satu dari ekspresi para pimpinan itu begitu putus asa, Edward juga merasa kesal.

 

Dia langsung melambaikan tangannya dan menyuruh semua orang pergi dengan tidak sabar.

 

Ibu tirinya mendengus. "Sekelompok orang nggak berguna. Mereka nggak bisa membantumu sama sekali."

 

Edward mengerutkan kening dan berkata, "Ibu, apa kamu punya ide bagus?"

 

Ibu tiri Edward memutar bola matanya dan berkata, "Ide bagus apa yang bisa kumiliki? Saat ayahmu masih hidup, aku selalu hidup mewah dan nggak perlu khawatir dengan apa pun."

 

"Aku beri tahu kamu, Edward. Sekalipun Keluarga Halim bangkrut, kamu juga harus tetap memberikan uang bulanan padaku."

 

"Apa kamu nggak lihat sudah jadi seperti apa Keluarga Halim sekarang? Kamu masih berpikir untuk menikmati hidup mewah? Bodoh!" ucap Edward dengan kesal.

 

Ibu tiri Edward mengangkat alisnya dan berkata dengan marah, "Edward, sekarang kamu sudah menjadi kepala keluarga, jadi kamu sudah bosan padaku dan berani emosi padaku?"

 

Bab Lengkap 

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 262 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 262 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 14, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.