Bab 284
"Belum lagi, Simon masih punya
banyak master di bawah komandonya."
Ada kilatan yang melintas di mata
Nathan. Pria itu tersenyum tipis dan berkata "Jadi, nggak ada gunanya
menghadapi Sirion secara langsung. Kalian harus menggunakan beberapa
trik."
"Sejarah sudah membuktikan bahwa
tembok paling kokoh sering kali nggak bisa dihancurkan dari depan. Sebaliknya,
tembok tersebut akan hancur dari dalam dan runtuh dengan sendirinya."
Arjun mengerutkan kening dan berkata,
"Tuan Nathan, maksudmu kita harus mulai serang dari orang-orangnya
Sirion?"
Nathan tersenyum dan berkata,
"Lebih tepatnya, kalian harus memulainya dari hubungan Simon dengan
Julian."
"Mereka berdua adalah dua pilar
Sirion. Kalau mereka bersatu, kalian bukanlah tandingan mereka."
"Tapi kalau dua orang ini
menjadi musuh, mereka pasti akan bertarung sendiri. Saat itu, bukankah
kesempatan kalian sudah datang?"
Nayana berkata dengan genit,
"Tuan Nathan, yang kamu bicarakan ini, bukankah sama dengan menabur
perselisihan? Kelihatannya sederhana, tapi nggak mudah berhasil!"
"Simon sangat bergantung pada
Julian. Meski Julian arogan, dia tetap mempercayai Simon. Nggak mudah membuat
mereka berdua bermusuhan!"
Nathan berkata dengan nada datar,
"Di saat dua orang ini punya minat dan pemikiran yang sama, kalian
tentunya nggak punya kesempatan."
"Tapi kita bisa membuat rencana.
Lantaran dua orang ini nggak punya konflik, mengapa kita nggak menciptakan
konflik untuk mereka?"
Arjun menyerah dan berkata,
"Kepalaku sakit. Aku sungguh nggak bisa mengikuti jalan pikiranmu, Tuan
Nathan."
"Tuan Nathan hanya perlu katakan
saja, apa yang harus aku dan Nayana lakukan."
"Aku mau tanya, Simon punya hobi
apa? Apa ada wanita yang disukainya?" tanya Nathan dengan datar.
Nayana mencibir dan berkata,
"Simon paling tertarik menjadi pemimpin bawah tanah Beluno dan mendominasi
dunia."
"Dia biasanya nggak begitu
bermain dengan wanita, tapi aku tahu dia 'memelihara' seorang selebriti wanita
yang dianggap sebagai orang kepercayaannya."
Arjun ikut menimpali, "Nggak
banyak orang yang tahu masalah ini."
"Tapi aku pernah menyelidiki hal
ini. Dengar-dengar, Simon sangat menyayangi selebriti itu. Dia bahkan
membelikannya sebuah vila dan mobil sport. Selain itu, juga menghabiskan banyak
uang untuk mempromosikannya."
Nathan menyesap tehnya dan tersenyum
tipis. "Kalau begitu, kesempatanmu sudah tiba. Mulailah dari poin ini
untuk menyerangnya."
Nayana tampak berpikir keras. Setelah
beberapa saat, wajahnya berubah cerah. "Tuan Nathan, maksudmu, gunakan
selebriti ini untuk membuatnya berselingkuh dengan Julian. Terakhir, beri tahu
Simon tentang hal itu agar mereka bermusuhan?"
"Ya, benar. Tapi jangan biarkan
pertarungan kalian dengan Sirion melibatkan selebriti ini," kata Nathan.
"Meski orang-orang di dunia
bawah tanah nggak peduli dengan moralitas dan aturan, kalian harus mengikuti
batasan yang kubuat."
Saat melontarkan kata-kata itu, wajah
Nathan tampak begitu serius. Aura kuat yang keluar dari tubuhnya membuat Arjun
refleks menundukkan kepalanya.
Nayana sendiri justru merasa
jantungnya berdebar kencang.
Dia menyadari bahwa saat Nathan
menjadi serius, pria itu cukup mendominasi.
Nayana adalah master bela diri. Dia
paling memahami aura tak kasat mata seperti ini, yang mana hanya dimiliki oleh
para master.
Dia makin penasaran dengan latar
belakang pria di depannya ini.
"Tuan Nathan, aku pernah
beberapa kali bertemu dengan selebriti yang 'dipelihara' Simon itu. Wanita itu
bukanlah orang baik. Dia sombong, angkuh, dan kejam. Kamu nggak perlu peduli
dengannya," ucap Nayana.
Dari nada bicaranya, Nayana
sepertinya tidak punya kesan yang baik terhadap selebriti yang dipelihara
Simon.
No comments: