Bangkit dari Luka ~ Bab 56

 

Bab 56

 

Nando berkata, "Aku datang untuk bicara soal adik perempuanku. Dia nggak bisa tinggal terus bersamamu."

 

"Lalu?"

 

"Jika kamu benar-benar peduli padanya, jangan terus bujuk dia. Kalau hal ini diketahui kakakku, dia akan dikurung di keluarga Lesmana dan itu nggak baik untuk ujian yang akan dia hadapi bulan depan."

 

"Harapanku, semuanya baik-baik saja sebelum ujian. Demi kebaikannya."

 

"Bagaimana menurutmu?"

 

Suara Cakra terkesan tenang meski terselip tipis rasa angkuh di balik ucapannya. "Kamu nggak punya hak bicara denganku dan nggak ada yang bisa memaksa Nindi untuk setuju. Kalau nggak begitu, apa yang terjadi di perusahaanmu sebelum Babak Penyisihan Ulang bisa terulang."

 

Ekspresi wajah Nando berubah. "Kamu yang melakukannya, ya?"

 

Pada Babak Penyisihan Ulang, Nando dan Brando seharusnya ikut serta dalam pertandingan.

 

Akan tetapi, perusahaan tengah bermasalah, sehingga Nando dan Brando harus absen dari pertandingan.

 

Hingga kini, Brando masih berada di Hendia, menangani urusan drama itu hingga tidak bisa kembali.

 

Nando melihat Cakra dengan tatapan serius. " Sebenarnya, kamu siapa? Apa tujuanmu mendekati Nindi?" tanyanya beruntun.

 

'Seorang dokter sekolah, bisa melakukan hal sebesar ini?'

 

'Kenapa sengaja mendekati Nindi?'

 

Cakra tampak angkuh saat membalas, "Ini nggak ada hubungannya sama kamu. Pokoknya, apa pun yang ingin dilakukan Nindi, nggak ada yang bisa menghalanginya!"

 

Nando menelan kasar ludahnya. "Tapi, dia pasti setuju. Meskipun kemarin dia marah, Nindi adalah anak baik hati."

 

Cakra terkekeh sebelum angkat bicara, "Kemarin, dia sedang menstruasi. Seharusnya, nggak boleh kehujanan, apalagi terkena air, tapi apa yang kalian lakukan?"

 

"Apa pantas disebut baik hati?"

 

Mendengar ucapan Cakra, Nando pun merasa sakit hati.

 

Sebetulnya, apa yang mereka lakukan?

 

Leo memaksa Nindi untuk memberi payungnya pada Sania.

 

Mendengar informasi itu, Nando pun tidak bisa membantah, sehingga dia memutuskan untuk pergi dari ruang UKS penuh rasa malu.

 

Setelah makan siang, Nindi langsung menuju ruang UKS.

 

Nindi melihat Cakra masih makan saat melangkah masuk. "Belum selesai makan? Makanan kerja guru lebih baik ketimbang makanan kita, ya."

 

"Ada apa?"

 

Cakra perlahan menaruh sendoknya. Melihat gestur Nindi, mungkin Cakra bisa menebak apa yang ingin Nindi katakan.

 

Nando memang benar-benar memahami sekaligus pandai memanfaatkan kelemahan Nindi.

 

Nindi berpikir sejenak sebelum berkata, "Tadi siang, Kak Nando bicara denganku. Biar terhindar dari masalah, aku akan kembali tinggal di rumah."

 

"Terserah kamu."

 

Nada bicara Cakra agak tinggi.

 

Nindi hanya menatapnya. "Kalau begitu, aku kembali ke kelas dulu."

 

Pada akhirnya, Nindi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

 

Saat Nindi keluar dari ruang UKS, tiba-tiba terdengar suara di sisinya. "Dik Lemon, Kak Cakra memang begitu. Jangan marah, ya."

 

"Aku tahu. Nggak ada yang marah, kok."

 

"Lalu, kenapa tiba-tiba ingin kembali? Bukankah kakak-kakakmu memihak adik perempuan tirimu itu?"

 

Nindi ragu sejenak dan berkata, "Aku takut kakak laki-lakiku tahu, bisa repot. Kakakku mudah marah. Jadi, aku khawatir kalau dia akan jahat sama guru."

 

"Artinya, murid kecilmu ini cukup berperasaan. Guru nggak sia-sia sudah memperlakukanmu dengan baik."

 

Nindi pun agak malu sebelum membalas, " Pokoknya, aku sudah bicara dengan Kak Nando. Kembali ke sana juga nggak masalah, malah bisa memangkas lebih banyak masalah."

 

Setelah Nindi pergi, Zovan kembali ke ruang UKS dengan santai. "Dengar, nggak? Murid kecil itu peduli padamu, ingin melindungimu. Jangan terlihat kesal. Mau bagaimana kalau anak kecilnya takut?"

 

Wajah Cakra tampak tertekuk. "Apa aku perlu dilindungi olehnya?"

 

"Jelas. Siapa yang berani mengganggumu? Tapi, dia nggak tahu identitas kamu. Jarang ada orang begini, gadis kecil ini memang baik hati."

 

"Itu nggak perlu kamu sebutkan."

 

Hati Cakra merasa tidak nyaman.

 

Nando memang sangat paham cara mengatur Nindi.

 

Dulu, saat Nindi masih di keluarga Lesmana, orang-orang ini tidak terlihat peduli dengan keberadaan Nindi. Sekarang, selepas Nindi angkat kaki, mereka berani mendekat dan memaksa Nindi untuk kembali.

 

"Kak Cakra, aku selalu penasaran. Bagaimana si Lemon bisa mempelajari Kombinasi Dua Belas Serangan? Itu jurus terkenalmu, lho."

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 56 Bangkit dari Luka ~ Bab 56 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.