The Campus Wealthy Son ~ Bab 111 - Bab 120

            

Bab 111 - Bab 120

Kenny Guo?

Tiano mengerutkan dahi.

Ternyata pria ini adalah papanya Michael.

Pantas saja terasa tidak asing.

Namun, kata-kata dari Hendra tadi barusan, memberi inspirasi yang tidak sedikit bagi Tiano.

Karena Michael demi harga diri, maka rencana dari dirinya pasti akan terpakai.

Jika dirinya tidak sopan dan hormat padanya, memberi sedikit hadiah untuk mereka, sungguh merasa sangat bersalah dengan tradisi bangsa Tionghoa yang sudah diwariskan selama ribuan tahun.

Karenanya, setelah pamit dengan Xeria di depan pintu kampus, dia segera menelepon Paman Liu, menyetujui waktu dan tempat untuk bertemu.

Saat bersamaan, dia juga menerima telepon dari ketua kelas.

Di semester ini dua bagian pelajaran umum akan segera selesai, lalu ingin mengadakan acara berkumpul teman sekelas, kemudian memberitahukan pada Tiano malamnya dia harus ikut hadir.

Setelah mendengar itu Tiano merasa sangat penasaran.

Pengumuman tentang status dia yang sudah di keluarkan dari sekolah sudah tertempel dari pagi ini, tidak dikatakan pun semua orang tahu akan hal ini, paling tidak orang yang ada di lingkungan kelasnya pasti sangat jelas, dirinya sudah seperti ini, ketua kelas malah mengundang dirinya untuk menghadiri acara ini, benar membuatnya sedikit terharu.

Tetapi, Tiano berpikir lagi, tetap menolak dan berkata : “Sudahlah, kamu juga tahu reputasi aku sekarang, acara nanti malam pasti sangat memalukan, kalian saja yang kumpul, aku tidak ikut.”

“Apa yang kamu bicarakan, semuanya teman sekelas selama empat tahun, apa cuma karena secarik kertas pengumuman maka tidak mengakui dirimu? Apa ini lelucon, tunggu kami rundingkan dulu tempat dan waktunya akan kami kabari, kalau kamu tidak datang, maka kami anggap kamu bukan teman lagi, kamu pikirkan saja sendiri!”

Ketua kelas langsung menutup teleponnya, dan membuat Tiano tidak bisa berkata lagi.

Tidak disangka, ketua kelas dan mereka masih lumayan peduli padanya.

Tidak karena masalah sanksi yang dia dapatkan, dan memilih untuk menjaga jarak dengannya.

Masih ingin dirinya harus mengikuti acara kumpul-kumpul ini.

Perasaan yang terasa akrab ini, membuat perasaan hati Tiano menjadi lebih baik.

Dengan perasaan hati yang senang, Tiano mengeluarkan kartu VIP yang diberikan oleh Elisia untuknya, menelepon manajernya dan mengatakan dia akan memesan satu ruangan untuk malam ini, juga mengatur sebuah bus besar, biayanya tunggu dia sampai baru dibayar.

Selesai menelepon, Tiano menahan sebuah taksi, dan langsung menuju ke kediaman Vickie.

Karena data informasi tanah yang berubah-ubah, terakhir pekerjaan membongkar bangunan kecil lantai dua itu berhenti untuk sementara.

Ibu Chu sedang berdiri di tangga lantai dua, melihat ke bawah sambil berpegang pada sandaran tangga.

Lima buah mobil Mercedes Benz S600 warna hitam sedang berjejer rapi di pinggir jalan, sekelompok orang paruh baya yang berjas hitam saat ini sedang menunggu dengan gelisah, jelas sedang menunggu kedatangan orang penting.

“Hehe, sebuah perusahaan kecil masih ingin berlagak, tunggu saat kalian tidak mampu membongkarnya, tetap akan diambil alih oleh Perusahaan Besar Guo, membawa mobil buruk, apa yang ingin dipamerkan.”

Melihat orang-orang dengan mobilnya, Ibu Chu senyum mengejek dalam hati.

Menurutnya, Perusahaan Besar Guo hanya mendadak terjadi sedikit masalah, makanya sebidang tanah ini baru diambil oleh sebuah perusahaan kecil yang tidak tahu muncul dari mana.

Asal dia tidak menandatangani surat perjanjian pembongkaran, maka mereka tidak akan mampu untuk menyentuh bangunan yang belum selesai ini.

Waktu sudah tertunda lama, pemerintah pasti akan meminta pertanggung jawaban.

Sampai saat itu, bukankah akan dengan patuh menyerahkan tanah ini pada Kenny, dan dirinya juga akan menjadi keluarga Kenny di waktu yang akan datang, apa pun yang dia inginkan pasti akan dia dapatkan.

Sambil mengejek dalam hati, Ibu Chu meludah ke bawah tangga, baru memutar badannya dan kembali ke kamarnya.

Segera sebuah taksi merah berhenti di pinggir jalan.

Setelah membayar, Tiano turun dari taksi tersebut.

Reino sudah menunggu dari awal, selain dirinya, masih ada bagian eksekutif departemen real estate Perusahan Besar Shen (aksara沈), rata-rata sudah berumur lima puluhan, mengenakan setelan jas, satu per satu maju menyambut.

“Tuan muda, anda sudah datang.”

Reino Shen (aksara 申(shēn)) dengan wajah senang menyambut Tiano, meskipun dia bermarga Shen tapi dia tidak ada hubungan darah apa pun dengan keluarga Shen (aksara 沈(shěn)), umurnya belum sampai lima puluh tahun, tapi sudah menduduki jabatan penanggung jawab departemen real estate.

“Sekali paman Liu menelepon kami segera sampai di sini, dengar-dengar tuan muda ingin mengetahui lebih jelas dulu tanah ini, apakah ingin mendengarnya sekarang?” tanya Reino penuh hormat.

Tiano mengangguk, “Katakan sekarang juga.”

“Tuan muda, sekarang tanah ini di samping sungai dan bukit, tanah rata yang bisa digunakan adalah 180 hektar, berdasarkan rancangan volume yang sudah disetujui, kita boleh membangun dengan setiap tingkat 4 unit dan total 24 gedung, tingkat paling tinggi tidak boleh melebihi 16 lantai, tentu saja ini hanya dapat tercapai dengan syarat meminimalkan area hijau……”

Reino memberi penjelasan, sambil membawa Tiano mengelilingi bangunan yang belum selesai ini hingga sampai di lokasi konstruksi.

Mendengar itu diam-diam Tiano merasa terkejut dalam hati, tampaknya tanah ini tidak seperti yang dia bayangkan bisa dimanfaatkan dengan harga yang tinggi, dan area ini juga agak terpencil, kira-kira setelah selesai pembangunan, juga sulit untuk dijual dengan harga tinggi.

Kelihatannya bisnis awalnya akan merugi……

Seketika Tiano merasa sangat menyesal.

Memang gampang ingin berlagak menjadi pahlawan, tapi kalau harus berkorban itu sakit sekali.

Dan tanah ini juga direbut dari tangan Perusahaan Besar Guo, semua yang dia korbankan, pasti jauh lebih baik bila didapatkan dengan normal.

Ini benar membuatnya tidak berdaya.

“Manajer Shen, aku ingat sepertinya kalian pernah bilang, tanah ini bisa digunakan untuk usaha dagang, dengan begitu bukankan harga tanah ini akan sedikit lebih tinggi?” tanya Tiano.

Reino mengangguk, lalu berkata : “Harga tanah untuk usaha perdagangan jauh lebih tinggi dibanding untuk daerah pemukiman, tetapi tanah di sekitar sini, rata-rata digunakan untuk pendidikan dan penghijauan, tidak bisa membangun komunitas sosial dan tempat tinggal yang ukuran besar, ini daerah yang terpencil. Kalau hanya membangun pusat perbelanjaan di sini, takutnya sulit untuk menarik perhatian orang dan sekelompok pelanggan, dan juga jika area di sekitarnya tidak bisa dimanfaatkan, maka sampai saat itu harga tanah ini tidak akan mencapai biaya sipil.”

“Modal kita waktu mengambil tanah ini berapa?” tanya Tiano.

“Biaya lelang dan pembelian semuanya 170 juta yuan.” Jawab Reino sesuai apa adanya.

“Berapa yang Perusahaan Besar Guo keluarkan untuk membeli tanah ini saat itu?” tanya Tiano.

“110 juta yuan.” Jawab Reino.

Ternyata……

Tiano langsung merasa tak berdaya, dihitung-hitung telah membuat Perusahaan Besar Guo untung 60 juta yuan dengan cuma-cuma, semakin dipikir semakin rugi.

Tetapi, saat dia menoleh dan melihat ekspresi Reino yang percaya diri, dia tidak sabar dan bertanya : “Apakah kamu sudah memiliki rencana yang lebih baik?”

Reino mengangguk, sambil tersenyum berkata : “Tuan muda, sebenarnya masih ada jasa anda yang besar di sini.”

“Aku?”

“Iya.”

Reino berkata : “Tuan muda harusnya tahu, perusahaan kita selama ini selalu bekerja sama dengan Universitas Nanda?”

Tino mengangguk, “Iya, aku tahu.”

Namun melihat ekspresi Reino yang hanya tersenyum tanpa berkata, Tiano mengingat terlebih dahulu kata-kata yang dia ucapkan barusan, seketika dia menjadi mengerti dan berkata : “Apakah kalian berpikir ingin membangun kampus baru untuk Universitas Nanda?”

“Benar apa yang dikatakan oleh tuan muda, sesuai dengan perencanaan dan lahan pendukung sekitarnya, kami sudah kontak dengan Universitas Nanda, berencana membangun kampus baru untuk fakultas kesenian di sini, dan juga membangun sebuah gedung kesenian yang berkualitas dan aula musik, juga asrama, dan pusat perbelanjaan, percaya waktu pembangunan tidak lebih dari tiga tahun, dengan generasi penghijauan ini, hubungan lalu lintas, di tambah suasana sekolah seni juga organisasi mahasiswa, Southern Music Center yang lama akan tersisihkan, sampai saat itu semua rapat besar, konser, semua akan berkumpul di sini, tanah ini akan menjadi pusat kesenian kota Nandu yang baru, harga tanah akan berubah setiap waktu, tak terhitung……”

Mendengar kata-kata Reino tentang harga tanah ini di kemudian hari, sampai membuat Tiano bersemangat kembali.

Benar juga, karena masalah lalu lintas, kota lama Nandu ini sudah dikritik habis-habisan.

Contoh yang paling sederhana, saat konser Vivian saat itu, langsung menjadi penyebab pusat kota menjadi macet seharian, keluarga Cheng hanya bisa mengandalkan helikopter baru mampu menjemput keluar kedua putrinya, Cedric dan yang lainnya sampai subuh baru melewati jalan selatan, tingkat kemacetan seperti itu tidak perlu dijelaskan lagi.

Tetapi untuk daerah ini berbeda.

Semua jalan di sini adalah jalan dua arah dengan lebar bisa muat enam mobil, sesuai dengan kondisi kota saat ini, sangat jelas perhubungan lalu lintas itu sangat penting. Juga penghijauan, sungai dan lereng bukit yang bertebaran dan tidak beraturan, begitu tanah ini selesai diratakan, ditambah lagi fakultas kesenian Universitas Nanda dan stadion pertunjukan musik, masih ada lagi pusat perumahan yang sudah direncanakan, untuk yang akan datang tanah ini akan menjadi sangat berharga, dan keuntungan sudah di ambang pintu.

Setiap hari keluar dari rumah akan terlihat danau dan area penghijauan, kemudian mahasiswa kesenian yang berkaki panjang akan hilir mudik……

Hanya berpikir seperti itu, membuat Tiano merasa sangat bersemangat!

Tiano mengatakan apa yang menjadi pikirannya tentang tanah ini pada Reino.

Setelah mendengar itu, Reino mengangguk : “Tuan muda memang punya penglihatan yang tajam, sebenarnya dari awal kami tidak tidak berpikir begitu banyak, semua hanya berdasar pada tujuan utama, namun kemudian teringat akan rencana untuk berasosiasi dengan Universitas Nanda untuk berkembang bersama, berdasarkan anggaran harga tanah ini akan meningkat dalam waktu sepuluh tahun, bisa mencapai 10 miliar yuan ke atas, yang juga adalah sepuluh kali lipat paling rendah, asalkan bisa mencapai persetujuan dengan Universitas Nanda, maka semua ini bukan masalah!”

“Apakah papa mama aku mengetahui hal ini?” tanya Tiano.

“Direktur He dan nyonya sementara masih belum pernah menanyakan hal ini, lagipula ini bukan sebuah proyek yang besar, dan aku merasa hal ini harus dilakukan diam-diam, setelah sudah terlihat hasil yang pasti baru tuan muda sendiri yang melaporkan pada Direktur He dan nyonya, percaya mereka pasti akan mendapat kejutan!”

Melihat wajah Reino yang berseri-seri, sama Tiano juga bersemangat.

Kelak tanah ini, akan menjadi pusat kesenian yang baru di kota Nandu, yang akan muncul dalam genggamannya, dan hasil yang akan dicapai kemungkinan besar bakal menjadi sumber kesuksesan Tiano di beberapa tahun yang akan datang.

Terpikir akan bulan sebelumnya, dirinya masih gelisah dengan masalah kelulusan, menikah dan beli rumah.

Sekarang sedang berencana untuk pengembangan masa depan kota Nandu, benar-benar membuatnya sangat bersemangat.

Tiano mengangguk, menarik napas dalam, lalu bertanya : “Sekarang di tanah ini proyek apa lagi yang belum selesai?”

“Pertama adalah pembongkaran, gedung yang belum selesai yang baru saja anda lewati, dan terakhir masih ada satu penghuni yang belum tercapai negosiasinya, asalkan pihak tersebut tanda tangan, maka tim pembangunan kita kapan saja bisa mulai melakukan pembangunan ; selanjutnya adalah tanda tangan kerja sama dengan pihak Universitas Nanda. Departemen real estate kita juga sudah lama bekerja sama dengan Universitas Nanda, proyek yang saling menguntungkan ini biasanya tidak ada masalah, asalkan perjanjian kerja sama ini dan arah pengembangan kelak di susun secara terperinci dalam kontrak perjanjian, dan penandatanganan kontrak juga tidak lama lagi akan terlaksana!”

Mata Reino yang bersinar-sinar, seolah-olah pembangunan yang ramai dan sibuk ini sudah muncul di depan matanya.

Tapi Tiano yang mendengar kata-katanya malah mengerutkan dahi.

Tidak ada masalah untuk tanda tangan dengan pihak Universitas Nanda, sekalipun departemen real estate tidak mampu urus dengan sempurna dalam waktu yang singkat ini, asalkan dirinya dengan identitas Tuan Besar keluarga He pergi untuk merundingkan masalah ini dengan rektor Zheng, percaya mana mungkin dia tidak akan memberi muka padanya, untuk menyelesaikan jadwal yang telah direncanakan ini.

Tetapi mengapa masih ada pembongkaran yang belum diselesaikan?

Tiano menoleh dan melihat gedung yang tidak pernah jadi itu.

Dalam ingatannya, sepertinya hanya orang tua Vickie yang masih tinggal di sini, penghuni lainnya sudah pindah sejak awal, apakah orang tua Vickie tidak puas dengan patokan ganti rugi itu, berlambat-lambat untuk tidak bersedia pindah dari sini?

Berpikir sampai di sini, Tiano bertanya pada Reino, “Apa marga dari keluarga terakhir itu?”

“Marga Chu.” Dengan jujur Reino berkata : “Dengar-dengar saat Perusahaan Besar Guo yang bertanggung jawab akan tanah ini, keluarga ini juga yang menjadi penghalangnya, tetapi kita sudah mengeluarkan ganti rugi yang hampir mendekati satu kali lipat dari Perusahaan Besar Guo, meminta mereka agar selekas mungkin untuk pindah, namun tidak tahu mengapa mereka tidak bersedia, sepertinya sedang menunggu sesuatu……”

Apa yang ditunggu oleh mereka?

Tiano mengerutkan dahinya.

Tetapi, tidak sampai satu menit mendadak dia menjadi sadar dan tersenyum.

Apa yang ditunggu oleh orang tua Vickie ini, kalau bukan ingin menunggu Perusahaan Besar Guo sekali lagi mengambil alih tanah ini, ingin menjadi keluarga Kenny, sehingga bisa mendapat bayaran yang lebih tinggi lagi.

Bagaimanapun juga, tujuh juta yuan di tangan Aaron terakhir akan jatuh ke tangan mereka dan hanya tersisa lima ratus ribu yuan.

Perbedaan yang begitu kontras, sesuai dengan sifat orang tua Vickie yang serakah, tentu saja tidak bisa menerimanya……

“Apakah tidak ada reaksi dari Perusahaan Besar Guo selama ini?” tanya Tiano.

“Tidak ada reaksi dari mereka, apalagi tanah ini sudah jatuh ke tangan kita, asalkan kita tidak menyerah dulu, maka mereka tidak akan punya kesempatan sedikit pun.” Ujar Reino.

“Ehm, setelah kembali, segera mungkin buatkan gambar rancangan pembangunan untuk lima tahun ke depan sesuai rencana tadi. Jika perlu melakukan negosiasi dengan Universitas Nanda, aku akan pergi sendiri untuk berunding dengan Hendra, mengenai pembongkaran itu kalian tidak perlu kuatir, aku akan mengurusnya.”

Melihat wajah Tiano yang sungguh-sungguh, Reino segera membungkukkan badan penuh hormat dan berkata : “Semuanya sesuai dengan pengaturan dari tuan muda.”

Selanjutnya dia membawa Tiano untuk melihat sungai dan bukit yang ada di tanah ini.

Terutama menjelaskan bagaimana perkembangan tanah ini selanjutnya, bagaimana memanfaatkan dengan baik sumber daya yang ada di sekitarnya.

Ketika Tiano beranjak pergi, waktu sudah jam 5 sore.

Tiano merasa tindakannya dalam mengurus pekerjaan pelan-pelan sudah mulai cepat dan tegas.

Karena dia setuju untuk menghadiri acara kumpul antar teman sekelas, dengan cepat dia segera mulai bergerak.

Di sepanjang jalan menuju kampus, dia sudah mengatur semuanya dengan baik.

Saat menunggu semua teman sudah berkumpul di pintu gerbang, sebuah bus besar sudah terparkir di situ, menunggu mereka.

Tiano bisa meminta sebuah Mercedes Benz ataupun iringan mobil Bentley untuk melayaninya.

Namun jelas tidak perlu seperti itu.

Hanya pergi makan antara teman sekelas, memakai iring-iringan mobil mewah sangat mencolok sekali.

Menggunakan sebuah bus besar juga lebih leluasa untuk berhubungan dan berkomunikasi antar teman.

Dia bahkan tidak membiarkan Yulius membawa Mercedes Benz G-Class nya.

Dengan begitu tidak akan mengejutkan teman-temannya.

“Tiano, pengumuman yang tertempel di depan pintu itu tidak benar kan, bukankah kamu dulu dangat hemat, mengapa sekarang dalam sekejap menjadi begitu boros.”

“Omong kosong apa ini, tidak peduli seberapa kaya dia, bukankah dia memikirkan kita-kita teman sekelasnya, awalnya aku kuatir bagaimana untuk mendapatkan mobil, namun sekarang sudah terselesaikan!”

Tidak sedikit orang mulai bercanda dengan Tiano.

“Paman kedua aku bekerja di konvoi bus, kebetulan hari ini dia sempat, jadi aku minta dia datang untuk bantu membawa kita, tidak masalah.”

Ujar Tiano dengan senyum yang ramah dan hangat.

Kemudian semua orang masuk ke bus satu per satu.

Bahkan tidak terkecuali Tiano juga.

Meskipun Reino telah mengatur sebuah Mercedes Benz S600 untuk mengantarnya kembali ke kampus, tapi hanya berhenti sampai di pintu gerbang kampus.

Dan dia juga tidak naik mobil sendiri, dan memilih untuk naik bus bersama mereka.

Tiano juga memperhatikan kalau Celine tidak datang hari ini.

Mungkin dia menganggap remeh tujuan tempat berkumpul yang terlalu biasa.

Celine yang sekarang bukanlah Celine yang dulu lagi.

Makanan dan pakaian semua yang bermerk.

Tempat keluar masuknya juga adalah tempat yang elite dan berkelas.

Sudah lama tidak hadir di kelas, juga tidak pernah mengikuti kegiatan apapun di kampus.

Tetapi, yang paling membuat orang kaget adalah primadona Universitas Nanda Xeria mungkin akan hadir untuk mengikuti acara ini.

Ini juga dengar dari seorang teman wanita yang hubungannya cukup baik dengan Xeria, lebih jelasnya bisa datang tepat waktu atau tidak, masih belum pasti.

Acara ini di adakan di sebuah jalan bagian selatan yang penuh dengan barbekyu dan restoran dry pot.

Di sini sayur apa pun atau pun dry pot semua ada, harga terjangkau, sangat cocok untuk konsumsi bagi para mahasiswa.

Acara kumpul antar teman sekelas biasanya relatif sederhana.

Makan-makan, minum, ngobrol.

Hanya saja semuanya sangat mengerti dan tahu, tidak mengungkit masalah Tiano yang dikeluarkan oleh kampus.

Apalagi seorang mahasiswa, dikeluarkan di tengah jalan, ataupun diri sendiri yang ingin mundur dan mulai usaha sendiri juga tidak sedikit, banyak jalan menuju Roma, bahkan ada beberapa pria yang kagum pada Tiano, masih belum lulus tapi sudah mendapatkan pekerjaan yang tetap.

Ada sebuah kata yang berbunyi.

Tidak mabuk karena minumnya sedikit, tidak terpesona dengan wanita cantik karena tidak melihat jelas, tidak bisa mengalahkan orang dengan kebajikan, membicarakan ketenaran dan kekayaan benar-benar tidak ada gunanya.

Kalau bagi orang-orang yang di sini, jika didekati dan dipelihara oleh seorang wanita cantik dan kaya tentu dengan cepat menyetujuinya, mana mungkin akan menolak.

Selesai makan dan minum, semuanya masing -masing membayar pada ketua kelas, kemudian masuk ke bus dan mengira akan kembali ke kampus untuk istirahat.

Hanya saja setelah bus dibawa agak jauh dari restoran tadi, saat menuju arah pusat kota baru ada orang yang menyadari ada yang salah.

“Tiano, kamu masih ingin membawa kami ke mana? Apakah ingin mengenalkan kami masing-masing orang, agar kami tidak sulit dalam mencari pekerjaan setelah lulus, ha…ha…!”

Ada orang yang membuat lelucon dalam kondisi pengaruh minuman tadi.

Seketika membuat semua orang dalam bis tertawa terbahak-bahak.

Tiano bisa mendengar tidak ada permusuhan dalam suara tawa mereka, dan membuatnya ikut tertawa juga.

“Tidak apa-apa, mungkin saja ini adalah acara terakhir kita, tentu saja tidak boleh begitu sederhana.”

“Apalagi, di waktu seperti ini, kalian tidak meremehkan aku, masih ingin berteman denganku, maka anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih dariku untuk semuanya. Hari ini kita makan dan main sepuasnya, baru bisa menutupi rasa bersalahku.”

“Kalau tahu dari awal, mending undang mereka ke Starz Karaoke saja, mereka kenal baik dengan tempat itu, sekalian bisa bertemu Angelia, dan menanyakan masalah apa yang terjadi sebelumnya.”

Meskipun bagi mereka tempat ini sangat berkelas.

Tapi bagi Tiano, tidak peduli pergi ke tempat apa, semuanya sama-sama hanya makan dan minum, tidak ada bedanya.

Mana ada yang mewah atau tidak.

Melihat ekspresi Tiano yang biasa saja, semuanya pun menghembuskan nafas lega.

Lagipula dia juga pria yang dipelihara oleh seorang CEO wanita, tidak boleh disia-siakan.

Dengan dipimpin oleh Tiano, rombongan tersebut masuk ke dalam.

Rombongan besar mereka yang sekali lihat sudah tahu masih anak mahasiswa, keluar masuk di tempat berkelas begini tentunya menarik perhatian banyak tamu.

Tidak sedikit yang berbisik-bisik.

“Apakah mahasiswa sekarang begitu kaya, sampai sudah bisa datang ke tempat seperti ini, bahkan langsung serombongan?”

Jelas sekali banyak yang terheran-heran dengan kemampuan ekonomi mahasiswa sekarang.

Untungnya tadi sore Tiano sudah menelepon ke manajer Royal Wynn Water Club.

Jadi meskipun para tamu meragukan mereka, tapi karena dibawa oleh manajer, sehingga semua pelayan tetap mempertahankan senyuman dan hormat mereka.

Sehingga tidak ada yang akan meragukan mereka.

Pemikiran Tiano sekarang sangat sederhana, kalau memang sekarang orang-orang di sekolah mencurigai dia dipelihara oleh CEO wanita.

Maka biarkan mereka terkagum-kagum saja.

Dipelihara oleh CEO wanita yang begitu mantap bukanlah rejeki yang dimiliki semua orang.

Tiano ke sana untuk bicara dengan manajer sebentar, kemudian menyuruh pelayan membawa teman sekelasnya masuk ke dalam.

Empat puluhan orang duduk di dalam ruang besar yang disewa, terasa agak lapang.

Karena saran dari manajer, akhirnya dimasukkan serombong tamu lagi.

Dan hanya wanita, tidak menerima yang pria.

Whisky, Brandy, Jack Daniel’s,…

Yang bisa dipesan di sini semuanya minuman beralkohol, semua diantar satu per satu oleh pelayan yang berseragam lucu dan seksi dan diletakkan di masing-masing meja setiap orang.

Benar-benar kenikmatan konglomerat, membuat semua temannya tidak berhenti menelan ludah.

Selain itu, karena khawatir akan ada teman yang tidak suka dengan minuman luar negeri sehingga tidak bisa menikmati dengan puas, Tiano pun secara khusus menyuruh manajer untuk membawakan arak putih.

Arak putih, merk Maotai.

Anggur merah yang dibawakan adalah Lafite, bahkan bukan yang tahun 1982.

Tiano bilang daripada memberi mereka minum Lafite tahun 1982, lebih baik arak merk Jiang Xiaobai saja.

“Gila, tidakkah ini terlalu mewah, semua minuman ini dari dulu aku lihat dari televisi saja, baru pertama kali meminumnya di kenyataan. Tiano, kamu sekarang hebat sekali.”

Banyak yang kehabisan kata-kata karena kemewahan minuman malam ini.

Bagaimana pun mereka tidak menyangka bisa datang ke tempat berkelas seperti Royal Wynn Water Club ini di semasa hidup mereka, yang diminum juga adalah bir luar negeri yang katanya sangat mahal, benar-benar bagaikan mimpi.

Jadi ini membuat tidak sedikit dari mereka curiga wanita yang memelihara Tiano adalah bos Royal Wynn Hotel.

Dengan demikian, semakin banyak yang kagum.

Namun semuanya sudah dewasa, bukan anak kecil lagi, Tiano bisa demikian murah hatinya mentraktir, selain berterima kasih dan menikmati juga tidak berani berpikir yang lain.

Tiano berdiri di depan meja dengan cocktail di tangannya, melihat wajah temannya yang berseri-seri, hatinya pun senang.

Dalam hatinya tahu kemungkinan besar ini adalah terakhir kalinya mereka kumpul bersama.

Masih ada satu kali kelas terakhir, kemudian semuanya akan berpencar, besar kemungkinan tidak akan saling kontak lagi selamanya.

Begitulah yang namanya kuliah.

Saat kuliah, mungkin bisa kumpul bersama layaknya saudara kandung karena satu asrama, satu permainan.

Tapi setelah lulus, demi masa depan masing-masing, setiap orang dipisahkan oleh kota asing yang mungkin berjarak ratusan maupun ribuan kilometer, masing-masing memperjuangkan hidup, sehingga tidak ada lagi bahan pembicaraan yang sama, pertemanan yang dalam sekali pun akan menjadi datar.

“Semalam aku lupa mengirim pesan ke kamu, menjadi supir untuk direktur di Rong Ye Corporation, Mercedes Benz S600, satu bulan 5500 yuan, tidak perlu kembali ke sekolahan mengemudi lagi, bagaimana?”

Ujar Tiano kepada Yulius yang sedang minum dengan riang.

“Sungguh? Mercedes Benz S600? Kamu bisa buat aku ke sana?” Tanya Yulius dengan wajah merah.

Tiano mengangguk, “Aku anggap kamu setuju ya, nanti aku sampaikan dengan orang yang di sana, senin depan kamu mulai masuk kerja, nanti akan aku kirim nomor telepon dan alamatnya ke kamu, jangan sampai terlambat, mengerti?”

Felix Li, adalah CEO Rong Ye Corporation yang hari ini Tiano ketemu di tempat proyek.

Perusahaannya lumayan bagus, setidaknya termasuk perusahaan yang terkenal, mobil yang dipakai bos adalah Mercedes Benz S600, orangnya terkesan jujur dan baik hati, sehingga Tiano berencana untuk membiarkan Yulius ke sana dulu, tunggu sudah terbiasa dengan lingkungan kerja, baru memikirkan cara untuk memindahkan dia ke sisinya.

“Gila, kalau begitu terima kasih sekali, tidak bicara yang lain, ayo bersulang tiga kali!”

Selesai bicara, Yulius meneguk semua isi gelasnya dengan semangat.

Tiano memandang suasana yang heboh dan menyenangkan ini.

Dalam hatinya juga sangat gembira.

Sebenarnya sekarang dia tiba-tiba merasa berterima kasih dengan Michael dan Celine.

Kalau bukan karena mereka menyebar gosip di sekolah, dirinya tidak akan punya kesempatan mengundang teman-teman lamanya untuk makan.

Sedangkan sekarang dirinya dipelihara oleh CEO wanita, tidak peduli menghabiskan berapa banyak uang juga wajar-wajar saja.

Dan Tiano bukannya tidak tahu malu.

Sekian lama melewati kehidupan pahit, dia sudah terbiasa untuk tidak mempedulikan pandangan orang lain.

Ketika sudah sampai makan pun tidak punya, siapa juga yang masih peduli reputasi?

Reputasi adalah urusan orang kaya, sekarang Tiano baru mulai melangkah, dia ingin lebih banyak memikirkan tentang rencana masa depan untuk pekerjaan dan hidupnya, tentunya juga termasuk Vickie,dan untuk masalah lainnya masih belum termasuk hal yang harus dia pikirkan.

Setelah suasana menjadi heboh, semuanya pun semakin santai.

Namun dengan cepat Tiano merasakan akibatnya.

Dengan didorong oleh Yulius, semakin banyak teman yang mulai bersulang dengan Tiano.

Tujuan mereka tentu saja bukan untuk memabukkan Tiano.

Melainkan setelah Tiano mabuk, ingin dia berterus terang, menceritakan kisahnya dengan CEO wanita yang mantap itu.

Bagi pria dengan umur segini, tidak ada yang lebih menarik lagi daripada seorang wanita yang sudah mapan, cantik, dan bentuk tubuh yang bagus.

Tiano berniat untuk mengalihkan sasaran mereka ke Cedric.

Lagipula dia sendiri yang bilang malam ini Xeria mungkin akan datang, tapi akhirnya tidak tampak batang hidungnya.

Akhirnya Cedric tidak punya cara lain, dia loudspeaker panggilannya, lalu menelepon ke saudara jauhnya ini.

Di ujung telepon, Xeria bilang dirinya sudah di perjalanan dan akan segera tiba, menyuruh yang lain minum dulu saja.

Semua orang di tempat langsung riuh.

Xeria.

Wanita pujaan berparas cantik.

Merupakan wanita pujaan yang paling disanjung dan ingin dilindungi oleh semua pria di Universitas Nanda.

Asalkan mengungkit namanya.

Semua orang dapat membayangkan tubuh yang mungil itu, seragam pelaut dan stocking sampai di atas lutut yang imut namun sangat menggoda……

Di ujung kelulusan, wanita pujaan yang demikian bisa muncul di acara kumpul bersama anak jurusan komputer yang lebih banyak pria daripada wanitanya ini, membuat banyak pria sudah tidak sabar sambil menatapi pintu masuk.

Tapi yang tidak disangka mereka adalah belum sempat Xeria sampai, muncul dua tamu tidak diundang di pintu.

Seorang pria dan wanita, lihat dari penampilan mereka sepertinya bukan orang biasa.

Mereka berdiri di pintu, yang wanita menunjuk-nunjuk pelayan dan berkata : “Ini kucing dan anjing apa yang juga berani-beraninya menyewa ruangan di Royal Wynn Water Club, tahu kami siapa? Teman suamiku adalah tuan muda Perusahaan Besar Guo, Michael! Mata sialan kalian benar-benar buta, masih tidak cepat usir orang yang di dalam dan biarkan kami masuk!”

Tiano memandang ke pintu masuk, Celine yang berpakaian rok hitam ketat sambil menggandeng Marvel dengan erat sedang berbicara ke petugas keamanan.

Celine?

Tiano menggeleng, kemudian membalikkan badan.

Dia tidak ingin banyak berurusan lagi dengan wanita ini,

Tidak peduli di mana pun, asalkan bertemu wanita ini pasti tidak ada hal baik yang terjadi.

Tidak bisa menyinggung kalian, maka aku menghindar saja.

Meskipun Tiano menghindar agar tidak dilihat oleh dua orang yang di sana.

Namun teman sekelasnya malah sudah menyapa Celine dan Marvel.

“Eh, Celine dan Marvel, kalian juga datang?”

Seorang gadis yang biasanya lumayan dekat dengan Celine inisiatif bangkit berdiri dan melambaikan tangan.

Saat itu juga tidak sedikit yang menyadari kedatangan mereka, mengira itu diatur oleh ketua kelas, satu per satu dari mereka pun bangkit berdiri menyapa dengan senyum.

“Kenapa mereka juga bisa ada di sini? Ini adalah Royal Wynn Water Club, anak-anak miskin ini bisa membayarnya?

Celine melihat ke dalam sekilas dengan curiga, kemudian dengan angkuh berkata kepada petugas keamanan : “Lihat tidak, dalam situ semua adalah teman aku, masih tidak cepat minggir dan biarkan kami masuk!”

Setelah itu keduanya langsung mendorong petugas keamanan ke tepi dan masuk ke dalam.

Celine adalah primadona di kelas mereka.

Sedangkan Marvel adalah anak orang kaya yang terkenal di sekolah.

Sekali keduanya muncul di sana, langsung dikelilingi oleh teman-teman, kemudian menyapa semuanya dengan akrab.

“Sial, jelas-jelas Tiano yang traktir, kenapa jadi kayak kalian yang mengeluarkan uang, apa-apaan ini!”

Melihat Celine dan Marvel yang demikian, Yulius mencemooh.

“Sudah sudah, sebenarnya kapan Xeria sampai, kalau dia tidak datang, aku sudah ingin pulang dan tidur.”

Ujar Sony sambil menguap.

Sebagai tipikal cowok rumahan, dia sungguh tidak tertarik dengan suasana seperti ini, kalau bukan karena mendengar Xeria mau datang, dia sudah langsung pulang setelah makan.

Cedric melihat jam, “Mungkin sebentar lagi sampai, dia bilang hari ini magang dan akan makan bersama teman kerjanya, masih di sekitar sini, mungkin ada urusan mendadak juga jadi agak lama.”

Ketika beberapa dari mereka sedang berbicara, Celine dan Marvel yang di tengah rombongan akhirnya tahu kenapa orang-orang ini bisa ada di sini.

“Bukankah Tiano sudah dikeluarkan? Kenapa masih punya muka untuk ikut kumpul-kumpul? Bahkan mengundang kalian datang ke tempat yang begitu berkelas, jangan-jangan kamu punya maksud tertentu?”

Ujar Celine dengan meremehkan sambil berpangku tangan.

“Semuanya sama-sama teman sekolah, lagipula sebentar lagi sudah mau lulus, bisa punya tujuan tertentu apa.”

Ketua kelas adalah gadis gemuk yang berkaca mata, sifatnya pemalu, setiap kali selalu lebih banyak memikirkan kebaikan teman-teman.

“Heh, teman sekolah? Kamu tahu ini tempat apa? Royal Wynn Water Club! Rata-rata satu orang minimal perlu seribu yuan, dan lihat minuman yang kalian pesan, tidak ada yang murah, aku rasa malam ini kalau tidak punya puluhan ribu yuan, kalian tidak mungkin bisa pergi.” Ujar Celine sambil tertawa sinis.

“Tidak mungkin? Semahal itu?”

Melihat ekspresi wajah mereka berubah, Celine melanjutkan lagi dengan bangga : “Heh, kalian baru pertama kali datang ke tempat ini, tentu saja tidak mengerti, aku dan kak Marvel sudah sering ke sini, bahkan punya kartu VIP.”

Sebenarnya hari ini juga Celine baru datang untuk kedua kalinya, sebelumnya dia bahkan lama mengintip Tiano yang didalam ruangan, tapi dia tidak akan mengatakannya.

“Tapi Tiano sekarang juga tidak kekurangan uang, kalau dia memang bisa mengundang kami ke sini, berarti pasti bisa membayar bukan?”

Ujar seorang pria dengan ragu, sebenarnya yang ingin ia katakan adalah kalaupun Tiano tidak punya uang, tapi wanita di baliknya pasti mampu membayar, harusnya tidak seberlebihan yang dikatakan Celine.

“Heh, bilang kalian polos, ternyata memang polosnya menyedihkan sekali, kalian pikirkan baik-baik, hari ini dia baru dikeluarkan dari sekolah, berdasarkan apa mau menghabiskan begitu banyak uang untuk mengundang kalian ke tempat berkelas begini? Apakah dia yang membayar? Kalau aku tebak, ada orang yang dikeluarkan dari sekolah lalu ingin membalas dendam, ingin berlagak mentraktir teman kelas ke tempat mewah, lalu nanti kabur sendiri saat akan membayar, meninggalkan kalian di sini, kemudian berdasarkan latar belakang dan pengaruh Royal Wynn Hotel, sekali memberitahukan ke pihak sekolah, mungkin begitu banyak orang di kelas kita akan sama seperti dia, tidak bisa mendapat sertifikat kelulusan!”

Suara Celine semakin keras, seolah ingin sekali didengar oleh semua orang yang di sana.

Dari awal dia memang kesal karena sebelumnya Tiano dan Xeria duduk di ruangan khusus, sedangkan dia dan Marvel hanya bisa diluar.

Dan kali ini, dengan tidak gampang Celine berhasil memohon Marvel membawanya ke sini lagi, supaya bisa foto dan pamer di media sosial, dan pada akhirnya Tiano malah mentraktir satu kelas ke sini, bahkan bisa minum bir sesuka hati.

Sekali dibandingkan begini, Celine merasa lebih sakit dibandingkan wajahnya dipukul.

Jadi dia semakin bicara semakin semangat, menarik perhatian semua orang dan melawan Tiano.

“Tiano, sebenarnya kamu punya uang untuk bayar atau tidak? Sembunyi saja di sana, jangan-jangan benar apa kata Celine, kamu sama sekali tidak punya uang dan bawa kami ke sini hanya untuk mencelakai kami?”

Gadis yang lumayan akrab dengan Celine itu mendapati Tiano di samping meja, lalu langsung mendekat dan menanyainya.

Musik di sana sangat ribut, Tiano yang berdiri di sana sama sekali tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.

“Uang apa?” Tanya Tiano kebingungan.

“Lihat tidak! Dia sama sekali tidak punya uang!”

Celine bersikap seolah ‘sudah aku duga dari awal’, dengan tertawa dingin ia berkata : “Untung aku dan kak Marvel sampai di waktu yang tepat, kalau tidak kalian hari ini akan habis ditipu oleh orang ini, mungkin tidak hanya akan dihapus hak kelulusannya, bisa jadi juga akan masuk penjara……”

Membatalkan hak kelulusan.

Masuk penjara!

Semua orang langsung hening semua.

Empat puluhan teman kelas tersebut dikagetkan oleh perkataan Celine.

Dengan jerih payah sekolah selama empat tahun, lalu tidak bisa lulus hanya karena minum bir, bahkan sampai harus masuk penjara!

Ada beberapa orang yang mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek saldo uang di bank masing-masing.

Tapi berdasarkan yang dikatakan Celine, minimal mereka menghabiskan puluhan ribu yuan, berarti setiap orang minimal harus mengeluarkan sepuluh ribu yuan baru bisa pergi dari sini.

Mereka adalah mahasiswa yang belum benar-benar lulus, uang jajan bulanan saja tidak sampai seribu yuan, pekerjaan juga tidak ada, mana bisa mendadak mengeluarkan uang sebanyak itu?

“Tiano tidak akan membohongi kita, semuanya sama-sama teman sekelas, kalau uang dia tidak cukup, kita bisa keluar sendiri.”

Ketua kelas juga agak tegang, tapi menurut dia Tiano dari dulu adalah orang yang jujur apa adanya, sama-sama anak yang keluar dari desa seperti dirinya, bagaimana pun juga ia tidak percaya Tiano akan menjadikan masa depan puluhan orang di kelas sebagai pembalasan dendam.

“Wah, kamu masih bilang keluar sendiri, apakah kamu tahu sudah habiskan berapa? Tadi aku sudah bertanya di depan pintu sana, sudah dua puluhan ribu yuan, ditambah lagi dengan harga sewa malam ini, minimal harus lima puluhan ribu yuan, kamu keluar sendiri? Apakah kalian mampu?

Wajah Celine meremehkan.

Sudah lama dia tidak senang dengan ketua kelas yang suka menjadi orang baik ini, dan kali ini malah berani membela Tiano terang-terangan, lagipula semuanya sudah akan lulus, jadi dia tidak perlu pikirkan perasaan orang, secara langsung dia berkata kepada ketua kelas : “Dan kamu yang mengundang Tiano datang bukan? Kamu tidak mungkin tidak tahu apa yang dilakukan orang ini diluar bukan? Sekarang kamu mencelakakan satu kelas sampai seperti ini, tidakkah merasa harus tanggung jawab juga!”

Perkataan Celine yang meyakinkan itu membuat semua orang kesal.

“Iya, tadinya aku sudah bilang tidak perlu memanggil anak itu, jelas-jelas sudah dikeluarkan oleh sekolah, sudah bukan teman sekelas kita lagi, berdasarkan apa masih mau membawanya.”

“Itulah, sudah melakukan hal yang begitu memalukan diluar sekolah, yang memang sudah mempermalukan kita satu kelas, sungguh tidak tahu apa yang ketua kelas pikirkan, masih juga mengundang orang seperti ini, belum cukup malu kali.”

“Padahal aku tidak ingin datang, kalian yang memaksa aku datang, nah sekarang, setiap orang minimal harus mengeluarkan sepuluh ribu yuan, pokoknya aku tidak punya uang, kalian mau bagaimana ya bagaimana.”

……

Diam-diam Tiano menghela nafas melihat para temannya ini.

“Uang sudah aku bayar, kalian main saja, aku pergi dulu.”

Ujar Tiano dengan datar, kemudian membalikkan badan pergi dari situ.

Dia mengabaikan panggilan Yulius dan beberapa teman dari belakang, Tiano masuk ke lift, dan langsung meninggalkan Royal Wynn Hotel.

Uang ratusan ribu yuan bukan apa-apa bagi Tiano.

Terlebih lagi, dia masih memiliki kartu VIP di sini.

Totalnya tidak lebih dari lima belas ribu yuan.

Awalnya dia masih berencana, setelah acara ini berakhir dia akan memberikan suvenir buat setiap orang.

Masih belum terpikirkan ingin memberikan suvenir apa, tapi pasti yang ada arti dan berharga, tidak memandang rendah dirinya yanng telah dikeluarkan dari kampus, masih tetap memperlakukan dia sebagai teman, bersama-sama menghadiri acara kumpul-kumpul itu.

Namun, hanya beberapa menit.

Dirinya telah menjadi sampah bagi mereka, sampah bagi masyarakat, siswa yang tidak bermoral, dan juga membuat malu semua orang di angkatannya.

Kata-kata ini tadinya Tiano mengira hanya terdengar dari mulut Celine.

Tapi tidak disangka, bahkan teman biasa juga, saat menghadapi masalah yang belum tentu benar ini, ekspresinya juga mendadak berubah seperti ini.

Sehingga Tiano tidak mampu untuk tetap di situ walau semenit pun, langsung meninggalkan Royal Wynn Hotel dan mencegat sebuah taksi bersiap untuk pulang ke rumah.

Tidak sampai dua menit, dari jauh terlihat sebuah taksi merah dan berhenti di depannya.

Menunggu penumpang tersebut selesai membayar, Tiano baru sadar orang yang datang itu ternyata adalah Xeria.

Tampak jelas Xeria berusaha dandan yang cantik.

Poni yang rapi, dua ekor kuda, wajah yang polos dengan riasan sederhana, mengenakan baju JK warna abu-abu, serta kaos kaki panjang abu-abu yang melewati lutut dan sepatu kulit hitam.

Berdiri tegak di pinggir jalan, juga dengan ekspresi tercengang melihat Tiano.

“Aku baru pulang ke rumah untuk mengganti baju, mengapa begitu cepat sudah bubar?”

Kelihatan jelas demi acara malam ini dia berdandan, dan dia juga tidak memiliki teman yang hubungannya agak baik di jurusan komputer, tentu saja semua ini dia lakukan untuk seseorang.

“Oh, mereka masih di dalam, aku ada sedikit urusan, mau pergi dulu.”

Selesai bicara, Tiano membuka pintu taksi dan duduk di samping sopir.

“Kamu mau kemana!”

Xeria dengan mata sedih menatap Tiano.

Untuk siapa aku datang hari ini, apakah kamu masih tidak tahu?

Jika kamu ingin pergi, buat apa aku naik ke atas!

“Pulang ke rumah.” Jawab Tiano serius.

“Bukankah dandanan aku hari ini sia-sia!” Dengan kesal Xeria berkata : “Dandanan ini menghabiskan waktu satu jam, dan kamu sekarang malah ingin pulang ke rumah, dasar manusia baja! Pantas saja kamu masih melajang!”

Melihat Xeria yang marah dan ingin berlalu pergi, Tiano tersenyum pahit dan berkata : “Kalau begitu kamu ingin kemana, akan kuantar.”

“Begini masih oke!”

Xeria memutar bola matanya pada Tiano, baru masuk ke dalam taksi, dan langsung berkata pada sopir : “Ke Beihuan Road, Music Grid Bar.”

Beihuan Road tidak jauh dari tanah proyek yang dilihat oleh Tiano sore tadi.

Total menghabiskan biaya taksi hampir enam puluh yuan.

Tiano mulai memperhatikan hal kecil seperti ini.

Misalnya mempertahankan kebiasaannya dulu yang hemat sewaktu di pusat kota, dan mengubah targetnya ke arah Beihuan Road, kira-kira memerlukan berapa tambahan waktu dan uang yang perlu dikeluarkan.

Ini sangat penting sekali.

Jika biaya minum segelas kopi di Beihuan Road ini cukup untuk biaya makan sekali di pusat kota.

Maka tidak peduli betapa sempurnanya visi dan misi ini, kehilangan daya tarik konsumen, sama juga hanyalah fatamorgana dan angan-angan belaka.

Karena tertutup oleh jajaran pohon palem yang subur, bangunan kecil tiga lantai yang beratap lancip dan jendela petak yang memancarkan cahaya lampu, Music Grid Bar jadi terkesan bernuansa bar pedesaan di Amerika.

Tiano dibawa oleh Xeria dan memasuki ruangan, dan mencari sebuah sudut yang berdekatan dengan jendela dan duduk di situ.

“Dua gelas Banana Daiquiri Cocktail.”

Tiano baru saja mendudukkan pantatnya, Xeria sudah langsung memanggil pelayan.

Tiano tidak pernah dengar nama cocktail ini, namun harganya sangat mahal, segelas 110 yuan.

Tiano menatap Xeria, suasana hatinya terlihat baik, dan juga tidak tahu hal baik apa yang sudah terjadi.

“Oh ya, pagi tadi dengar sepertinya kamu sudah mendapatkan pekerjaan, di mana kerjanya?”

Tiano teringat, tadi Xeria pergi mengikuti acara makan bersama para karyawan di perusahaan baru, pantas saja suasana hatinya begitu baik.

“Kalau aku bilang kamu juga tidak akan tahu, tapi itu adalah sebuah perusahaan real estate, sekarang aku cuma magang di departemen keuangan, waktu magang setengah tahun, sebulan dapat 3000 yuan.” Kata Xeria dengan gembira.

“Tidak sedikit, apakah kelak kamu tidak akan kembali ke kampus lagi?”

Keluh Tiano.

Prestasi Xeria cukup bagus.

Dia sudah mendapatkan sertifikat akuntansi level enam, kelihatannya masyarakat ini masih cocok untuk orang yang mempunyai kemampuan, meskipun gaji magang tidak begitu tinggi, tapi lumayan dibandingkan dengan mereka yang sudah lulus.

Xeria juga dengan gembira dan berkata : “Iya, kebetulan perusahaan kami juga mendapatkan sebuah proyek baru , dan tidak jauh dari sini, serta juga mengutus aku untuk magang menjadi supervisor keuangan. Kelak tiap hari aku akan tinggal di lapangan, menunggu pembukaan proyek selesai baru bisa pulang.”

Tiano dengan datar melihat dandanan Xeria.

Benar-benar tidak mampu menghubungkan gadis cantik dan imut ini dengan perusahaan konstruksi.

Namun hal di dunia ini sulit diperkirakan, dan ada berapa orang yang benar-benar bisa hidup sesuai dengan keinginan sendiri.

Tetapi, di sekitar sini sepertinya tidak ada proyek pembangunan baru?

Tiba-tiba Tiano menjadi sadar, lalu mengangkat kepala dan bertanya : “Di mana proyeknya?”

“Um, di samping kawasan vila Emerald Valley, di situ ada satu bangunan yang tidak selesai, sangat gampang ditemukan, kamu bisa melihatnya dari pinggir jalan.”

Ck……

Tiano berdecak, sepertinya sesuai yang dia pikirkan.

Hanya saja dengan riwayat pendidikan dan pengalaman kerjanya, seharusnya tidak akan langsung masuk dalam departemen real estate Perusahaan Besar Shen, mungkin di bawah departemen lainnya.

Selagi Tiano sedang berpikir, sebuah Mercedes Benz putih berhenti di pinggir jalan dekat jendela.

Pintu mobil dibuka, seorang wanita dengan perawakan tubuh tinggi langsing, mengenakan rok terusan pendek yang ketat, rambutnya di gelung tinggi, high heels di kakinya menapak masuk ke dalam bar, dan langsung duduk di samping Tiano.

Cindy?

Tiano sedikit terkejut melihat wanita ini.

“Manajer Lin!”

Melihat wanita itu, Xeria langsung berdiri dan segera berjalan ke depan.

“Kamu?”

Cindy mengangkat kepalanya, mengerutkan dahi, tampak jelas dalam sesaat dia tidak ingat dengan Xeria.

“Aku adalah Xeria, manager Lin, kita masih makan bersama sore tadi, kamu sudah lupa?” jelas Xeria dengan tidak sabar.

“Xeria? Oh, orang baru yang masuk ke departemen keuangan, lihat pakaian dan dandanan kamu aku jadi tidak mengenalimu.”

Cindy menyapu pandangannya ke tubuh Xeria, lalu berkata : “Lain kali jangan mengenakan pakaian seperti ini lagi, akan mempengaruhi perusahaan, mengerti?”

“Ei……aku pakai begini cuma di luar jam kerja, kalau di kantor selalu memakai pakaian formal.” Xeria coba menjelaskan.

Cindy malah mengerutkan dahi dengan tidak sabar, lalu berkata : “Gadis seperti kamu, tidak peduli jam kerja atau luar jam kerja, minta kamu jangan pakai seperti ini ya jangan pakai, masih muda tapi tidak mengerti aturan sedikitpun, kerja belum dua hari, tapi sudah belajar membantah atasan, benar-benar konyol.”

Segera, pandangan matanya tertuju di samping, mengamati diri Tiano.

“Tiano? Kampungan, mengapa kamu bisa ada di sini?”

Awalnya Cindy dengan tatapan kaget dan setelah itu menjadi tatapan menghina.

Di sini adalah bar yang sangat berkelas, harganya tidak murah, sampai bisa bertemu dengan Tiano yang kampungan, benar-benar membuat rasa senangnya menjadi hilang.

Tiano juga tidak kepikiran.

Pada waktu di Dior Coffee, Cindy dengan sombong mengatakan dirinya bekerja di sebuah perusahaan besar, ternyata anak perusahaan yang masih di bawah bendera perusahaannya, kelihatannya masih termasuk pimpinan kecil.

Hanya mengandalkan ini, dia memandang remeh Vickie yang bekerja di yayasan perawatan dan menjadi perawat khusus keluarga He, kalau dipikir-pikir sungguh lucu sekali.

“Um, aku sedang ngobrol dengan temanku.” Jawab Tiano datar.

“Temanmu?”

Pandangan Cindy jatuh pada tempat kosong yang ada di depan Tiano, kemudian melihat Xeria, merasa tidak percaya dia berkata : “Xeria, apakah teman dia adalah kamu?”

Xeria mengangguk, “Iya, Tiano dan aku adalah teman sekampus……”

“Kalau begitu tampaknya riwayat pendidikan kamu juga biasa saja, sebelumnya waktu makan bersama memuji diri sendiri bagaikan bunga yang sedang mekar, memiliki kemampuan yang tinggi, bisa sekampus dengan kampungan ini, kemampuan kamu bisa setinggi apa?”

Wajah Cindy penuh dengan ekspresi menghina, terdiam sejenak, lalu berkata : “Sudahlah, besok kamu tidak perlu datang kerja lagi, dan juga tidak tahu apa yang dilakukan departemen personalia, siapapun yang tidak jelas diterima masuk ke perusahaan, juga tidak takut menurunkan nama baik perusahaan.”

Xeria termangu.

Awalnya dia merasa senang melihat Cindy dan Tiano ternyata saling mengenal, mengapa tadi yang baik-baik saja, sekarang malah memecat dirinya?

Dia bahkan belum mulai benar-benar masuk kerja sehari pun!

Melihat Xeria Ling berdiri di sana dengan bodoh, Cindy Lin berkata dengan nada dingin:”Apa yang kamu lakukan sambil berdiri? Tidakkah kamu mendengar apa yang aku katakan? Bawa teman sekolahmu yang miskin untuk enyah dari hadapanku, jangan mengganggu urusan pentingku nanti.”

“Tapi……”

Melihat mata merah Xeria Ling, Cindy Lin tampak lebih marah.

“Ada apa denganmu, apakah kamu tidak mengerti bahasa manusia? Bawa teman sekelasmu lenyap dari hadapanku dengan cepat, kalau tidak besok kamu tidak akan mendapatkan deposit yang telah disetorkan, bahkan harus membayar kompensasi perusahaan atas pembatalan perjanjian, mengerti?”

Nada Cindy Lin agresif, Xeria Ling mulai gemetar ketakutan.

“Tidak baik kan kamu bersikap begini?” Tiano Lin mengerutkan kening berkata:”Apa kesalahan dia sehingga kamu memecatnya tanpa alasan?”

“Hehe, aku manajer departemen keuangan perusahaan. Siapa yang ingin aku pecat, apakah aku perlu menjelaskan kepadamu?” Cindy Lin menatap Tiano Lin dengan meremehkan.

“Justru kamu, orang miskin masih belajar pacaran di masyarakat? Cobalah amati diri sendiri dengan baik, tampang jelek, miskin dan tidak berguna pula, siapapun yang bersama denganmu, aku tidak menginginkannya, mengerti?”

“Tapi Manajer Lin …”

Xeria Ling tidak menyangka Tiano Lin memiliki hubungan yang begitu buruk dengan Cindy Lin, melihat sikapnya kepada Tiano Lin, Xeria Ling ingin pergi begitu saja karena emosi, tetapi dia terlalu membutuhkan pekerjaan ini.

Hampir setengah tahun setelah kelulusan, dia mengajukan lamaran ke lebih dari lima puluh perusahaan, akhirnya dia mendapatkan perusahaan real estatee yang memiliki karir gaji yang bagus dan prospek pengembangan masa depan, diusir oleh Cindy Lin dengan satu kalimat, Xeria Ling kesal hingga hampir menangis.

“Manajer Lin …”

Xeria Ling mengumpulkan keberanian dan hanya membuka mulutnya, tetapi disela oleh Cindy Lin dengan dingin.

“Jangan panggil aku Manajer Lin. Mulai hari ini, kamu dan Rongye Corporation tidak memiliki hubungan apa pun denganmu lagi. Besok kamu bisa pergi ke departemen personalia untuk mendapatkan kembali informasi surat lamaranmu. Aku akan meneleponnya manajer personalia sebentar lagi. Kamu tidak usah khawatir.”

Ketika pertama kali bertemu Xeria Ling sore ini, Cindy Lin merasa sangat tidak senang.

Meskipun gadis ini baru saja lulus dari universitas, baik kemampuan bisnis, keterampilan profesional ataupun sertifikatnya, menunjukkan bahwa kelak prestasinya tentu tidak terbatas hanya menjadi anak magang departemen keuangan. Hanya ada satu manajer keuangan, jadi dia tidak akan berada di sini. Dengan bahaya tersembunyi yang begitu besar di sekitarnya, bahkan jika dia tidak bertemu Tiano Lin hari ini, Cindy Lin memutuskan cepat atau lambat dia akan menemukan cara untuk mendesak gadis ini keluar dari perusahaan.

“Jika kamu harus memecat Xeria Ling, kamu sepertinya memiliki hak ini,” kata Tiano Lin tiba-tiba.

“Omong kosong, aku adalah manajer departemen keuangan Rongye Corporation dan gadis yang bermarga Ling itu hanyalah pemagang keuangan baru perusahaan kami, dia adalah bawahanku. Aku ingin mengeluarkannya dengan satu kalimat. Apakah perlu kamu jelaskan? “Cindy Lin berkata dengan penuh kemenangan.

Tiano Lin menggelengkan kepalanya, “Tetapi bahkan jika kamu memiliki hak ini, itu hanya hak untuk bersuara, kamu hanya bisa menyarankan kepada perusahaan untuk mengeluarkan Xeria Ling dan apakah perusahaan ingin mengeluarkannya ataupun tidak, pada akhirnya harus ditandatangani oleh Komisaris yang bertanggung jawab atas departemen personalia perusahaan dan kemudian diberikan kepada bagian personalia untuk distempel. Itu baru termasuk pemecatan resmi.”

Ketika Tiano Lin bersama dengan Kathie Jiang beberapa waktu yang lalu, dia juga belajar tentang beberapa peraturan dan perundangan perusahaan. Meskipun dia tidak menghafalnya dengan sengaja, dia masih sangat jelas tentang hal ini.

“Bagaimana kamu tahu?” Cindy Lin melirik curiga ke arah Tiano Lin, lalu tersenyum:”Jika ya memang kenapa, yang kamu katakan hanyalah sebuah proses, sebagai Manager keuangan, aku ingin mengeluarkan seorang magang kerja, sama sekali tidak butuh Wakil Komisaris menyetujuinya sama sekali, hanya perlu mengatakan kepada departemen personalia. Jika tidak percaya kepada aku, aku akan menelepon manajer personalia sekarang dan membiarkan kamu melihatnya dipecat dengan mata kepala sendiri dan melihat apa lagi yang bisa kamu katakan.”

Dengan mengatakan itu, Cindy Lin mengeluarkan ponsel dari tasnya dan memutar nomor telepon manajer personalia di depan kedua orang itu.

“Hei, Manajer Yang, belum istirahat selarut ini …”

“Ya, ya … aku sibuk di luar … aku meneleponmu, aku ingin memecat seorang magang kerja …”

“Ya, hanya magang kerja yang baru saja melapor …”

“Yah, departemen kami …”

“Ya … itu yang baru saja datang hari ini. Kelihatannya sangat jujur, tapi aku baru saja bertemu dengan gadis ini di luar, dia mengenakan pakaian yang aneh di luar, seperti bukan orang baik-baik, bahkan dengan tanpa malu mengatakan bekerja di Rongye Corporation kita. Seberapa besar pengaruhnya terhadap citra perusahaan kita …”

“Ya, masih bersama dengan orang yang tidak benar di masyarakat …”

“Tentu saja itu benar. Mereka berdua masih di sisiku sekarang. Menurutmu jika orang seperti ini tetap di perusahaan, apa dampak buruk yang akan diberikan pada nama merek perusahaan.”

“Itu benar, jadi setelah aku mengirimkan informasinya besok, apakah aku memintanya untuk menandatanganinya di tempatmu?”

“Oke, terima kasih, Manajer Yang, lain kali undang kamu untuk makan malam, selamat tinggal!”

Ketika Cindy Lin menutup telepon, air mata Xeria Ling tidak bisa ditahan lagi, mengalir di sudut matanya.

Untuk mendapatkan pekerjaan ini, dia berusaha terlalu banyak sehingga orang biasa tidak bisa mengerti.

Tapi dia belum secara resmi melapor ke perusahaan dan dia menyaksikan semuanya menjadi ilusi seperti mimpi yang akhirnya bubar. Biarpun sifatnya cuek, dia tetap tidak tahan dalam hatinya, semua keluhan dan kekecewaan berubah menjadi air mata yang keluar dari matanya.

“Ck ck ck, lihat betapa tidak bergunanya kamu, nangis apa kamu? Ini adalah tanggung jawabmu sendiri. Bagaimanapun, masalahnya telah diselesaikan. Kalian lebih baik cepat pergi. Aku akan bertemu tamu penting di sini. Jika urusanku tertunda, kalian rasakan nanti!”

Cindy Lin memandang keduanya denganv emosi dan berkata.

Tiano Lin mengerutkan kening menatap Cindy Lin dan bertanya:”Jika gaya memakai pakaian bisa menjadi alasan bagi perusahaan untuk memecat karyawan, maka beberapa orang sebagai pemimpin perusahaan mengenakan pakaian seksi dan terbuka dan duduk di depan kamera untuk menyiarkan acara langsung dan meminta uang dan hadiah langsung kepada penggemar, bahkan berfoto tidak senonoh, bukankah lebih pantas dikeluarkan?”

Pada saat yang sama, Tiano Lin tersenyum dalam hati.

Jika membiarkan Cindy Lin tahu bahwa penyiar terhebat yang terus dia kirimi pesan pribadi setiap hari untuk ajak bertemu secara offline adalah orang miskin yang duduk di depannya sekarang, tidak tahu ekspresi menarik seperti apa yang akan muncul di wajah Cindy Lin.

Cindy Lin mengangkat alisnya langsung setelah mendengar ini, memandang Tiano Lin dengan waspada dan bertanya, “Apa yang ingin kamu katakan?”

Tiano Lin berdiri, menatap samar pada Cindy Lin dan berkata, “Bukan apa-apa, aku hanya ingin memberitahumu bahwa menjadi manusia yang tidak bertindak terlalu ekstrim sama saja dengan mengamankan jalan untuk dirimu sendiri.”

“Apakah kamu mengancam aku?”

Cindy Lin tertegun, kemudian memegang perutnya dan tertawa, “Haha, kamu si orang miskin ternyata berani mengancamku, hahaha, kau benar-benar buat aku tertawa setengah mati, orang miskin busuk, biarpun kamu ingin menjadi pahlawan penyelamat wanita cantik, lihat dulu bobot dirimu, kualifikasi apa yang kamu miliki untuk mengancam aku? Jangan-jangan kamu ingin memberi tahu aku bahwa kamu sebenanrya adalah bos perusahaan yang bersembunyi di belakang layar.”

Cindy Lin tertawa hingga badannya bergerak ke depan dan belakang. Pada saat ini, seorang pemuda berjas rapi masuk dari pintu dan langsung menuju Cindy Lin.

“Ada apa, tersenyum dengan begitu bahagia.”

Begitu pemuda itu muncul, ekspresi Cindy Lin kembali normal. Dia menarik napas ringan, menunjuk Tiano Lin dan berkata, “Orang miskin ini mengancam aku tadi, meminta aku sebagai manusia harus bersikap jangan terlalu ekstrim. Haha, aku benar-benar tidak bisa menahannya, bagaimana bisa ada pria tak tahu malu seperti ini di dunia, sungguh buat aku ngakak setengah mati.”

“Mengancam kamu?”

Pemuda itu sedikit mengernyit, menoleh dan menatap Tiano Lin.

“Kamu mengancam Cindy kami?”

Setelah melihat Tiano Lin mengenakan mantel pendek abu-abu biasa, mata pemuda itu menjadi meremehkan.

“Tidak, kami hanya punya sedikit kesalahpahaman, Tiano Lin tidak mengancam Manajer Lin.”

Pria muda ini, dilihat dari pakaian dan temperamennya pasti bukan orang biasa. Pokoknya pekerjaannya telah hilang, Xeria Ling tidak ingin menyakiti Tiano Lin lagi, jadi dia buru-buru berdiri dan menjelaskan.

Melihat gadis kecil berseragam JK di depannya, kilatan mesum melintas di mata pemuda itu.

Namun, dia dengan cepat mengamati wajah Xeria Ling dengan curiga, bertanya dengan curiga:”Namamu Xeria Ling, kan?”

Xeria Ling juga terpana, “Apakah kamu kenal aku?”

“Haha, aku telah melihat surat lamaran kamu, bukankah kamu mahasiswa yang lulus dari Universitas Nanda, kamu baru saja datang ke Departemen Keuangan Rongye Corporation sebagai pemagang hari ini, kamu Xeria Ling kan?”

Melihat wajah pemuda yang tersenyum itu, mata Xeria Ling melebar tak terduga, “Kamu, apa kamu Direktur Lee?”

Haha, benar-benar tidak disangka, kerja belum sampai setengah hari, bahkan Direktur Lee pun tahu tentang kamu, tidak tahu apakah orang sepertimu datang untuk bekerja di perusahaan atau ada tujuan lain.”

Cindy Lin memandang Xeria Ling dengan nada menghina dan nadanya penuh dengan penghinaan.

“Hehe, mengapa kamu menangis? Manajer Lin, apakah kamu menggertak rekan baru kamu?”

Johnny Li menatap mata merah Xeria Ling dan berkata sambil tersenyum.

“Aku……”

Xeria Ling membuka mulutnya, tetapi Cindy Lin buru-buru menyela dan berkata, “Oh, ini masalah kecil, memang perlu Direktur Lee sampai menanyakannya secara pribadi, Direktur Lee silahkan duduk. Aku sengaja memesan sebotol brendi kesukaan kamu hari ini, araknya sudah disajikan, aku tuangkan segelas untukmu.”

Cindy Lin memegang lengan Johnny Li dengan sikap mencari muka dan menariknya duduk ke kursi.

Pada saat yang sama, memandang Xeria Ling dengan mata dingin berkata, “Apakah kamu melihat aku dan Direktur Lee selalu berbicara tentang urusan? Untuk apa masih bengong di sini, sama sekali tidak tahu diri. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan departemen personalia, merekrut anak muda tukang bengong, kelak bagaimana mengembangkan pekerjaan di masa depan.”

“Apakah benar baik-baik saja?”

Johnny Li duduk di kursi, memandang Xeria Ling dan bertanya sambil tersenyum.

“Yah, aku baik-baik saja, Direktur Lee, Manajer Lin, kalian sibuk, kami pergi dulu.”

Xeria Ling menggigit bibirnya, meraih tangan Tiano Lin dan berjalan keluar.

“Tunggu sebentar.” Cindy Lin menoleh dan berkata dengan datar, “Jangan lupa pergi ke kantorku untuk mengambil data besok, aku tidak punya banyak waktu untuk menunggumu.”

Xeria Ling berhenti, mengangguk dalam diam dan membawa Tiano Lin pergi.

Langsung meninggalkan kotak musik.

Xeria Ling akhirnya tidak bisa menahannya, berjongkok di sisi jalan dan menangis kencang.

Dia sangat membutuhkan pekerjaan ini.

Bahkan jika dia dipecat, jika dia tidak melakukannya dengan baik dalam aspek apa pun, menyebabkan masalah pada departemen dan perusahaan dan menyebabkan kerugian, bahkan jika perusahaan tidak memecatnya, dia akan secara sukarela mengundurkan diri.

Tapi hari ini karena gaya pakaiannya, Cindy Lin mengatakan bahwa dia berpakaian tidak senonoh. Dia menelepon manajer personalia langsung di depannya, mengatakan alasan yang sama sekali tidak ada dan memecatnya dari perusahaan.

Bagaimanapun, ini juga sesuatu yang tidak bisa dia terima.

Tapi tidak memiliki solusi sama sekali.

Dia merasa sangat tidak berdaya untuk pertama kalinya.

Dia jatuh langsung dari awan menuju jurang di sore hari.

Dia tidak ingin melakukan apa pun sekarang kecuali menangis.

Tiano Lin berdiri di samping dan menghela napas.

“Kebetulan direktur perusahaanmu yang mengurus departemen personalia ada di sini sekarang, mengapa kamu tidak menjelaskan masalahnya?”

Tiano Lin mengeluarkan tisu dari sakunya dan menyerahkannya kepada Xeria Ling.

Xeria Ling masih menundukkan kepalanya, tersedak berkata, “Tidak ada gunanya. Saat makan sore, aku mendengar bahwa hubungan antara Manajer Lin dan Direktur Lee tidak biasa, aku juga dipesankan jangan sampai pernah menyinggung Manajer Lin ketika aku pergi bekerja. , Aku sudah sangat berhati-hati, tapi mengapa dia mengusir aku dan masih mengatai kamu seperti itu, perkataanya sangat tidak enak didengar …”

Saat berbicara, Xeria Ling menangis lagi.

Tiano Lin tampak tak berdaya.

Gadis konyol ini dipecat dan dia masih peduli tentang apa yang dikatakan orang lain.

Namun, karena dirinya ingin mengembangkan bangunan yang belum selesai dengan baik, jika Xeria Ling benar-benar dapat bertahan di sana sebagai pengawasan keuangan, tentu saja itu yang terbaik.

Pertama-tama, kemampuan bisnis Xeria Ling jelas tidak bermasalah.

Dia awalnya lulus dari Sekolah Ekonomi dan Manajemen, jurusan keuangan. Dia menerima beasiswa nasional tiga tahun selama universitas dan dia adalah siswa teladan seluruh sekolah. Tidak ada keraguan bahwa dia benar-benar memenuhi syarat untuk pekerjaan ini.

Kedua, Xeria Ling terhitung sebagai orangnya sendiri.

Pada awal karirnya, juga merupakan kebutuhan mendesak untuk memiliki orang sendiri yang membantunya mengelola keuangannya. Tiano Lin membutuhkan orang-orang seperti Xeria Ling untuk tetap berada di lokasi konstruksi.

“Apakah kamu benar-benar ingin bekerja untuk Rongye Corporation?” Tiano Lin berjongkok di samping Xeria Ling, mengeluarkan sebatang rokok dan bertanya dengan rokok di mulutnya.

“Tentu saja. Rongye Corporation adalah perusahaan real estate yang terdaftar. Kultur grup dan sistem kerjanya adalah yang paling lengkap, paling cocok untuk mahasiswa seperti kita yang baru lulus dan tidak memiliki pengalaman sosial. Aku mengirim total puluhan surat lamaran sebelum akhirnya aku diterima, tidak disangka …”

Melihat Xeria Ling hampir menangis lagi, Tiano Lin menepuk pundaknya dan menghibur:”Tapi sejauh yang aku tahu, tidak hanya Rongye Corporation yang berpartisipasi dalam bangunan yang belum selesai itu, ada sebuah perusahaan bernama Linxi Group juga di dalamnya. Mengapa kamu tidak pergi ke Linxi saja daripada harus Rongye.”

“Linxi?”

Xeria Ling mengangkat kepalanya, menyeka air matanya dan berkata, “Kamu tidak tahu apa-apa. Linxi Group lebih sulit untuk masuk daripada Rongye. Persyaratan rekrutmen minimum juga harus sepuluh lulusan perguruan tinggi terbaik di negara ini. Aku bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk menyerahkan surat lamaran aku. Demi bisa masuk ke Rongye, tahukah berapa banyak usahaku …”

Tiano Lin mengangguk.

Ada total lima perusahaan yang terdaftar di bawah departemen real estatee dari Perusahaan Besar He, di antaranya Linxi Group menduduki peringkat pertama. Mengenai pengembangan semua proyek besar di departemen real estatee, Linxi adalah andalan dan Rongye adalah pelengkap. Sesuai dengan levelnya, fasilitas dan gaji di Linxi Group jauh lebih baik daripada Rongye Corporation.

“Kamu sudah kirim surat lamaran ke Lin Xi?” Tiano Lin berpikir sejenak dan bertanya.

Ketua Linxi Group adalah Jansen Lee. Dia bertemu dengannya di lokasi pembangunan sore ini. Tiano Lin ada mencatat nomor teleponnya.

“Tidak …” Xeria Ling menggelengkan kepalanya, “Standar rekrutmen perusahaan mereka mentok di situ. Aku tidak punya cukup pendidikan dan pengalaman kerja. Mereka tidak akan membaca surat lamaranku.”

“Begitu ya…”

Tiano Lin menghela nafas, menoleh dan berkata kepada Xeria Ling:”Baiklah, kamu pulang malam ini dan tidur nyenyak, lalu bangun dan bereskan surat lamaranmu. Aku punya kerabat yang bekerja di departemen personalia Linxi Group, aku akan meneleponnya nanti untuk melihat apakah aku bisa membuka pintu belakang dan membiarkan kamu memasukkan surat lamaran kamu terlebih dahulu. Adapun sisanya, mari kita lihat situasinya nanti.”

“Kamu, apakah kamu memiliki kerabat di Linxi Group?”

Xeria Ling membuka matanya lebar-lebar dan menatap Tiano Lin dengan luar biasa.

“Ya, kerabat dari tempat yang jauh, dia menelepon aku beberapa hari yang lalu dan bertanya apakah aku mempunyai teman sekelas yang cocok untuk direkomendasikan padanya. Kebetulan mengambil kesempatan ini untuk membantunya. Bagaimana? Tidak masalah?” Tiano Lin Kata dengan sungguh-sungguh.

“Betulkah?”

Xeria Ling berdiri dengan antusias dan menatap Tiano Lin dengan tercengang, “Kamu, jangan bohong padaku, walaupun aku kehilangan pekerjaan sekarang, tapi aku akan berusaha mencari dan pasti masih ada perusahaan yang menginginkanku, kalu tidak paling aku mulai dari perusahaan kecil, tetapi aku benci orang lain berbohong kepada aku, terutama orang yang aku perduli padanya …”

Pada bagian akhir kalimat itu, suara Xeria Ling sekecil dengungan nyamuk dan rona merah dengan cepat mengalir di pipinya.

Tiano Lin juga berdiri dan berkata dengan serius, “Jangan khawatir, orang-orang yang pintar tidak akan kewalahan di mana pun. Aku akan mengantarmu pulang sekarang dan kemudian menelepon kerabatku. Tunggu saja hasilnya.”

Dalam kegelapan malam, Xeria Ling menatap Tiano Lin dengan mata bercucuran air mata, menganggukkan kepalanya, “Yah, aku percaya padamu!”

Setelah Tiano Lin mengantar Xeria Ling, dia naik taksi kembali ke Emerald Valley.

Di gerbang, dia merokok dan menelepon Jansen Lee.

“Apakah itu Tuan Muda Lin?” Suara Jansen Lee terdengar gemetar di telepon.

“Yah, Direktur Lee, ada hal yang ingin minta bantuanmu.” kata Tiano Lin.

“Tuan Muda Lin silahkan katakana saja. Jika mengatakan minta bantuaan, itu benar-benar mengurangi umur aku!”

Nada suara Jansen Lee sangat bersemangat dan itu pasti urusan luar biasa hingga membuat Tuan Muda keluarga He menelepon langsung di tengah malam!

Selain itu, ia tidak mencari Paman Liu ataupun Reino Shen untuk urusan ini, melainkan mencari dirinya secara langsung.

Apa artinya ini? Berarti mulai hari ini, aku adalah orang Tuan Muda Lin sendiri!

Dia, Jansen Lee bisa menjadi komisaris perusahaan real estatee yang terdaftar sampai sekarang, hanya karena dia menjilat pada Reino Shen.

Ini sangat berbeda dengan keluarga He yang sedang meneleponnya sekarang. Ini bedanya bagaikan langit dan bumi, sama sekali tidak sama!

Mendengar napas berat dari mikrofon, Tiano Lin tersenyum tak berdaya dan berkata, “Sebenarnya bukan masalah besar. Aku hanya ingin bertanya apakah perusahaan kamu masih mempekerjakan orang. Jika masih membuka lowongan, aku punya teman yang sangat baik, aku ingin merekomendasikan kepada perusahaan kamu untuk belajar. Tidak tahu apakah Tuan Li nyaman?”

“Nyaman!” Jansen Lee berkata hampir tanpa ragu:”Benar-benar nyaman! Orang seperti apa yang diatur Tuan Muda Lin dan posisi apa yang dia inginkan, aku tahu bahwa direktur keuangan perusahaan kami saat ini kosong dan ada juga kepala departemen administrasi. Jika Tuan Muda Lin tidak keberatan, aku akan menelepon sekarang, oh tidak, aku kembali ke perusahaan untuk mengatur sendiri, apa pendapat Tuan Muda Lin? ”

“Hm……”

Tiano Lin menghisap rokok dengan agak risih berkata, “Kalau begitu, apakah bisa sebagai pegawai magang di departemen keuangan?”

Sekarang pukul 8:30.

Tiano Lin bangkit dan berjalan menuruni tangga dan melihat Kathie Jiang sudah duduk di sofa dan menunggu lama.

Kathie Jiang duduk di sofa dengan anggun, kemeja seragam ketat, rok yang membalut pinggulnya dengan lekukan sempurna dan sepasang stoking hitam indah yang memancarkan kilau mengkilap.

Tiano Lin tanpa sadar detak jantungnya semakin cepat.

Meskipun sudah lama berhubungan dengan Kathie Jiang, tetapi tidak bisa tidak memerhatikannya tubuhnya setiap kali melihatnya, bahkan lihat hingga 10 tahun ke depan juga tidak akan bosan.

“Kenapa Manajer Jiang ada di sini? Bukankah perusahaan sibuk?”

Tiano Lin tahu bahwa Kathie Jiang pergi hari itu bukan karena sibuk dengan urusana perusahaan, melainkan dia masih memikirkan tentang dirinya dipermalukan oleh bajingan Tuan Muda kedua keluarga Shen.

Seolah-olah dia memperhatikan nada pembalasan Tiano Lin, Kathie Jiang berubah raut wajahnya, “Perusahaan adalah milik keluargamu, sepenting apapun urusan perusahaan tidak akan sepenting urusanmu.”

“Urusanku?”

Tiano Lin berjalan ke sisi Kathie Jiang dan menemukan bahwa dia memegang setumpuk data tebal di tangannya.

“Apakah ada laporan baru yang keluar?”

Setelah menerima laporan di tangannya, Tiano Lin melirik judulnya dan tiba-tiba ekspresinya menjadi serius.

“Laporan Kelayakan tentang Pengembangan Industri Hiburan Perusahaan dan Memperluas Investasi Proyek E-sports”

“Apakah benar-benar akan mengelola industri e-sports?”

Tiano Lin mengangkat kepalanya dan menatap Kathie Jiang dengan terkejut.

Kirain dia hanya berbicara asal bicara waktu itu, tetapi tidak disangka hanya dalam beberapa hari, bahkan laporan kelayakan telah dibuat dan bahkan tanda tangannya atas nama dirinya.

“Menilai kualifikasi tuan muda saat ini dan situasi industri pasar saat ini, industri tradisional tidak cocok untuk tuan muda sebagai proyek komersial pertama yang dimulai, sedangkan industri e-sports, dengan investasi rendah dan hasil cepat, sangat cocok untuk latihan awal tuan muda.” Kata Kathie Jiang.

Tiano Lin mengangguk dan membaca laporan di tangannya dengan hati-hati sebelum dia bertanya:”Investasi awal 9 juta yuan terutama dihabiskan untuk pembangunan stadion serta pembelian dan penyempurnaan fasilitas. Hanya untuk pembelian tanah seluas pada laporan itu, Sembilan juta saja tidak cukup, kan?”

Meskipun Tiano Lin tidak memiliki banyak gagasan tentang biaya pembangunan stadion, ia hanya memiliki gagasan tertentu tentang penilaian biaya tanah melalui harga tanah yang dipelajari dalam dua hari terakhir.

“Bukankah Tuan Muda sudah membeli tanah stadion dari dulu?” Kathie Jiang menatap Tiano Lin dengan mata yang indah dan berkata dengan ringan.

“Membelinya?” Tiano Lin terkejut, “Kapan aku membeli tanah itu, hanya tanah di gedung yang belum selesai …”

“Kamu tidak bermaksud membangun stadion di tanah gedung yang belum selesai?” Tiano Lin tiba-tiba berkata dengan penuh semangat.

“Ya.”

Kathie Jiang tidak menyangkal hal itu dan berkata dengan datar:”Aku mendengar Harris He mengatakan bahwa Tuan Muda telah merencanakan untuk mengubah tanah itu menjadi pusat seni dan budaya di Kota Nandu. Selain itu, juga sedang mendiskusikan pembangunan kampus baru dengan pemerintah daerah Nandu. Sebidang tanah kosong yang begitu bagus, sungguh disayangkan jika tidak digunakan. Apa pendapat Tuan Muda?”

Tiano Lin menarik napas sedikit, mencoba menenangkan kegembiraannya.

“Meskipun lokasi bangunan yang belum selesai itu terletak di pinggiran yang terpencil, tetapi setelah kampus baru Universitas Nanda terbangun di sini, itu pasti akan menyelesaikan apresiasi tanah secara bertahap dan pemukiman beberapa pedagang dalam waktu singkat. Dengan kondisi ini, perusahaan dapat mencapai pelestarian modal dan mendapatkan keuntungan kecil tanpa adanya bahaya tersembunyi dari kerugian proyek skala besar.”

Ketika Kathie Jiang mengatakan ini, dia berhenti.

Mata yang indah menatap Tiano Lin seperti air dan sepertinya ada citarasa yang tak terkatakan di matanya.

Tiano Lin terdiam beberapa saat, kemudian dia memikirkannya dan berkata:”Sebagai universitas komprehensif terbesar di Kota Nandu dan Provinsi Selatan, Universitas Nanda saat ini memiliki lebih dari 60.000 mahasiswa sarjana dan ada juga 20.000 mahasiswa magister dan doktoral. Jumlah guru dan staf tampaknya tidak melebihi 7.000 orang. Bahkan jika besarnya kampus baru yang diselesaikan hanya seperlima dari kampus sekarang, akan ada hampir 20.000 orang yang akan tinggal di sini segera setelah kampus baru selesai.”

Kathie Jiang mengangguk, “Ini setara dengan jumlah penduduk di empat komunitas besar yang komprehensif.”

“Ini tidak termasuk bisnis, lembaga pelatihan, karyawan dari hotel dan restoran, setelah kampus selesai dibangun. Selain itu, di daerah perumahan di sekitarnya, kami juga akan membangun beberapa perumahan besar yang lengkap fasilitasnya bagaikan kota mandiri. Perkiraan konservatifny adalah kKelompok pertama orang yang akan tinggal di distrik baru ini antara 30.000 dan 50.000.”

Kathie Jiang memandang Tiano Lin dengan penuh minat dan berkata, “Kamu bisa lanjutkan.”

Tiano Lin mengangguk, berpikir sebentar dan berkata:”Setiap bagian dari lahan hijau di sini mungkin menjadi taman di masa depan. Kita hanya perlu memusatkan sumber daya dan mengintegrasikan lahan hijau di sini untuk menciptakan sebuah taman hiburan yang kelak cukup untuk menjadi target hiburan dan rekreasi warga Kota Nandu. Aku rasa dalam lingkungan perkotaan yang ramai dan bising saat ini, taman yang bebas dan terbuka ini cukup menarik bagi sebagian besar penduduk kota untuk menarik minta mereka untuk membeli rumah di sini.”

Tiano Lin mengatakan ini sepenuhnya dari pengalaman hidupnya sendiri.

Saat ini, rasio luas lantai real estate semakin rendah, menyebabkan banyak orang tinggal di bangunan perumahan sepenuhnya setelah pulang dari kantor dan sekolah.

Tidak ada tanaman hijau di kompleks perumahan. Jika ingin berjalan santai setelah makan, harus berjalan di sisi jalan raya di mana mobil-mobil melaju cepat. Tiano Lin merasa bahwa berjalan menyusuri jalan raya hanya menyedot asap knalpot mobil ke paru-paru. Kerusakan yang ditimbulkan pada tubuh tidak dapat dikompensasi dengan sekali jalan.

“Tentu saja, ini harus dilakukan dengan dana yang cukup,” pikir Tiano Lin dan menambahkan.

“Uang bukan masalah. Dalam pembentukan distrik baru mana pun, investasi yang dilakukan pada tahap awal akan sulit dilihat dalam waktu singkat. Ini dapat ditulis dalam rencana, apakah ada yang lain?” Tanya Kathie Jiang.

“Itu saja untuk saat ini,” kata Tiano Lin.

“Maka aku akan memasukkan saran yang kamu ajukan dalam laporan. Jika memiliki saran dan komentar yang lebih baik di lain waktu, kamu dapat menghubungi aku kapan saja untuk menambahkannya. Telepon aku aktif 24 jam sehari.”

Meskipun Kathie Jiang tidak secara langsung menyangkal gagasan yang disampaikan Tiano Lin.

Tapi Tiano Lin bisa merasakan bahwa dalam ekspresi mata Kathie Jiang, dirinya sepertinya belum menyentuh apa yang benar-benar dinanti-nantikan olehnya. Dengan kata lain, Kathie Jiang merasa bahwa bagian terpenting belum dipertimbangkan oleh Tiano Lin.

Namun, Tiano Lin bisa merasakannya.

Kathie Jiang sedang mengandeng tangannya untuk melatih dirinya sendiri dan laporan pagi ini hanyalah sebuah awal.

Celestine Gu datang dan menuangkan secangkir teh untuk mereka berdua. Kathie Jiang menyesap dan melanjutkan:”Harris He meneleponku pagi ini, katanya kepala sekolah Universitas Nanda, Hendra Zheng akan inspeksi loksi di bangunan yang belum selesai itu dalam satu dua hari ini. Jika Tuan Muda Lin ada waktu, kamu dapat pergi ke sana secara pribadi. Biar bagaimanapun dengan status kamu, jika kamu datang sendiri, kemungkinan besar bisa mempercepat kerja sama dengan Universitas Nanda untuk proyek ini dan itu juga akan membawa keuntungan yang lebih besar untuk negosiasi berikutnya dengan Departemen Real estate.”

Tiano Lin mengangguk.

Dinilai dari sikap Hendra Zheng ketika bertemu pertama kali dengannya, kepala sekolah Universitas Nanda itu termasuk sangat menghormati identitasnya.

Jika secara pribadi maju akan membawa lebih banyak manfaat untuk perusahaan, maka tentu saja tidak ada alasan untuk menolak.

“Kapan itu?” Tiano Lin bertanya.

“Semakin cepat semakin baik,” kata Kathie Jiang.

“Bagaimana dengan sore ini?”

“Tidak di sore hari.”

“Kenapa?” Tiano Lin bertanya dengan heran.

“Pada jam 3 sore, Nyonya He telah mengatur kencan buta untukmu dan waktunya telah diatur dengan lawan pihak. Jika mengingkari janji, takutnya Nyonya akan kehilangan muka.”

“Sialan.”

Tiano Lin berdiri langsung dari sofa dan menatap Kathie Jiang, yang tampak tenang, “Kencan buta? Kapan itu, mengapa aku tidak tahu sama sekali?”

“Nyonya He menelepon aku untuk memberi tahu tentang masalah ini. Ini baru pagi, masih ada banyak waktu,” kata Kathie Jiang dengan tenang.

“Sudah ditentukan?” Tiano Lin memikirkan apa yang dikatakan Rossy Tsu kepadanya ketika dia pergi ke rumah hari itu dan tiba-tiba merasa sedikit menyakitkan.

“Yah, nama wanita itu adalah Vincy Mu. Dia baru saja kembali dari sekolah di Australia. Dia saat ini bekerja di Kantor Komite Partai Kota dan memiliki posisi sebagai wakil departemen,” kata Kathie Jiang.

“Um, staf agen …”

Tiano Lin menghela nafas lega.

Dia sekarang paling takut bersama dengan wanita kuat seperti Kathie Jiang. Tekanannya terlalu besar. Di depan wanita seperti itu, dia seperti tidak berpakaian dan dia akan terlihat jelas kapan saja dan di mana saja, membuatnya sangat tidak aman.

Hanya saja, terakhir kali Rossy Tsu juga mengatakan bahwa dia ingin menemukan orang yang tepat untuk dirinya sendiri. Mengapa dia juga berpikir bahwa bekerja di departeman adalah pekerjaan terbaik di dunia?

Ini sama sekali tidak cocok dengan gaya Rossy Tsu istri konglomerat.

“Ayah Vincy Mu adalah Vincent Mu, seorang kader tingkat menteri di Kota B dan dia juga gubernur Mu yang akan mulai menjabat di provinsi kita.”

Kathie Jiang melirik Tiano Lin dan menambahkan dengan ringan.

Pukul 14:30.

Tiano Lin naik taksi dan muncul di kedai kopi yang disepakati tepat waktu.

Mungkin karena alasan khusus status keluarga. Kafe ini tampaknya relatif dekat dengan orang-orang, setidaknya harga kopi hanya 20 yuan per gelas dan konsumsinya jauh lebih rendah daripada Xeria Ling.

Seorang wanita cantik berambut panjang duduk di meja 17 di sudut ruangan, dengan lembut menopang dagunya, memandangi pintu dengan ringan, seolah dia sedang menunggu seseorang.

Tiano Lin mencarinya di sepanjang lokasi dan duduk di hadapan wanita cantik panjang itu.

“Apakah kamu?” Tanya wanita berambut panjang itu.

Tiano Lin mengangguk, “Ya, aku.”

“Tapi kenapa kamu terlihat berbeda dari gambar?” Wanita cantik berambut panjang itu mengerutkan kening.

“Eh … foto itu mungkin telah diedit.”

Tiano Lin berkata dengan canggung.

Rossy Tsu belum meminta foto darinya.

Tapi Rossy Tsu telah menambahkan WeChat Tiano Lin sejak lama dan foto itu mungkin juga ditemukan di lingkaran teman.

Melihat jeans yang dikenakan Tiano Lin dan kemeja hitam yang tidak tahu merek apa, wanita cantik berambut panjang itu mengerutkan kening lebih erat, “Kamu berpakaian seperti ini untuk kencan buta denganku?”

“Hah? Apakah ini tidak pantas?”

Tiano Lin menundukkan kepalanya dan memandanginya. Pakaian ini sengaja disarankan oleh Kathie Jiang sebelum pergi.

Katanya anak dari orang berpangkat tinggi sikapnya relatif rendah hati.

Oleh karena itu, Kamu tidak boleh memakai merek terkenal saat pertama kali bertemu. Meskipun itu adalah merek terkenal, kamu harus melepas labelnya. Kamu harus menjaga sikap kamu rendah hati ketika berbicara. Cobalah untuk berbicara tentang topik yang lebih diminati perempuan, seperti konser, pameran seni dan impian hidup, tapi tidak ada hubungannya dengan uang.

Untuk memenuhi persyaratan ini, Tiano Lin bahkan tidak makan siang. Dia selalu menggali sumur ketika haus dan mencoba mengisi pengetahuan tentang hal ini sepanjang siang hari . Tetapi begitu bertemu, dia langsung mengatakan pakaianku tidak cocok?

“Ini adalah pakaian yang aku beli di pintu masuk sekolah. Pakaian ini nyaman dipakai. Jika kamu merasa tidak pantas, aku akan menggantinya sekarang?” Tiano Lin benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi adegan seperti ini.

Awalnya dia memang tidak bersedia dengan pengaturan seperti ini.

Biar bagaimanapun, ayahnya akan menjadi gubernur, pejabat tinggi yang bertanggung jawab atas hidup dan mati di propinsi ini. Dia tentu tidak bisa menolak secara langsung seperti terakhir kali. Sebenarnya Rossy Tsu sebagai ibu kandungnya sudah sangat baik padanya.

Si cantik berambut panjang mendengus dan berkata dengan sangat tidak puas:”Ini benar-benar sial dalam delapan kehidupan, bisa bertemu dengan orang aneh sepertimu pada kencan buta. Aku tidak tahu bagaimana mereka mengaturnya untukku. Itu buang-buang waktu.”

Tidak marah, tidak marah …

Mereka adalah anak-anak dari kader berpangkat tinggi dan itu normal untuk memiliki temperamen …

Tiano Lin menghela nafas diam-diam, tersenyum enggan dan berkata:”Apa yang ingin kamu minum, aku akan membelinya.”

“Tidak perlu.” Si cantik berambut panjang itu sangat dingin, meremehkan dan acuh tak acuh. Dia tidak ingin membuang waktu untuk orang miskin ini dan bertanya langsung:”Apakah kamu memiliki rumah di kota Nandu?”

Tiano Lin mengangguk dan berkata sesuai dengan instruksi Kathie Jiang:”Ada apartemen dua kamar tidur di distrik selatan, dengan total 90 meter persegi.”

Si cantik mencibir, “Hanya punya rumah ini saja juga punya muka untuk kencan buta? Bagaimana dengan mobil?”

“Pa …” Tiano Lin melirik tas Gucci di tangan wanita cantik itu dan berkata dengan ragu, “Palamella.”

“Palamela yang kamu kendarai?” Si cantik jelas tidak percaya.”Tinggal di rumah seluas 90 meter persegi dan menyetir Palamella? Kepada siapa kamu bisa berbohong?”

Tiano Lin terkekeh dan berkata:”Rumah seluas 90 meter persegi itu hanya ada di Distrik Selatan. Aku juga punya villa mandiri seluas 400 meter persegi di Distrik Utara. Aku punya Mercedes Benz Grand G yang baru dibeli untuk dikendarai teman-teman saya, kemudian …”

“Berhenti bicara! Bisakah kamu berhenti menyombongkan diri?” Si cantik menyela Tiano Lin dan memandangi Tiano Lin dengan meremehkan dan berkata:”Kamu mau membual pun harus punya sedikit modal ya, kencan buta di kedai kopi yang begitu murahan, aku tidak berkomentar, bahkan memakai pakaian seburuk ini, masih mengatakan memiliki villa, mobil sport, Mercedes-Benz Grand G, bisakah tahu malu sedikit, memang jujur bisa mati? Buang-buang waktu saja!”

Wanita cantik sangat dingin dan sindiran dan kejijikan ironis di matanya telah mencapai klimaks.

Tiano Lin berkata tanpa daya, “Apa yang aku katakan itu benar.”

Pada saat ini, Passat kuno hitam berhenti di depan kedai kopi.

Tiano Lin fokus pada Passat vintage melalui kaca lebar kafe.

Wanita cantik berambut panjang itu juga memandang ke luar jendela dengan ringan, melengkungkan bibirnya dan berkata, “Berapakah umurnya, ada orang yang mengendarai mobil klasik semacam ini, mobil yang rusak ini masih bisa dikendarai?”

Namun segera, mata kedua orang itu tertarik oleh gadis yang turun dari mobil.

Gadis itu memakai topi baseball, rambut panjang dan lembut terurai di bahunya, pipinya halus dan indah, matanya hitam dan mengkilat, matanya melengkung seperti bulan sabit, bulu matanya panjang dan indah.

Kulitnya putih bersih dan tubuhnya ramping. Hanya terbatasi jendela, Tiano Lin ternyata merasa gadis itu lebih tinggi daripada dirinya sendiri.

Tentu saja, Tiano Lin berpikir ini terutama karena dia memakai topi baseball dan dia sendiri masih duduk.

Gadis itu mengenakan baju hoodie merah dan berjalan ke kafe dengan ekspresi tenang, dengan headphone di telinganya mendengarkan musik.

Melihat seseorang duduk di meja 17 dan itu adalah sepasang pria dan wanita yang asing, dengan tidak bisa menahan diri segera melepaskan earphone dan bertanya, “Kapan kalian datang? Apakah tidak ada orang yang pernah datang ke sini?”

“Apakah kamu Vincy Mu?” Tiano Lin bertanya sambil tersenyum.

Melihat Tiano Lin tersenyum dan menyapa, gadis itu juga tersenyum. Matanya yang besar tampak lebih seperti bulan sabit. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya:”Kamu Tiano Lin, halo, aku Vincy Mu.”

“Kamu bukan Irfan Zhang!” Si cantik berambut panjang kemudian bereaksi dan berkata dengan menggoda, “Jika bukan Irfan Zhang, kenapa kamu tidak mengatakannya sebelumnya, tapi aku datang ke sini dulu, kalian cari tempat sendiri.”

“Oh, tidak apa-apa.”

Tiano Lin juga tidak keberatan. Saat ini, ada banyak ruang kosong di kafe, jadi dia menemukan dua meja di dekat jendela dan duduk berhadapan muka dengan Vincy Mu.

“Apakah kamu baru saja menganggap si cantik itu sebagai aku?” Vincy Mu bertanya sambil tersenyum.

Tiano Lin tersenyum canggung, tepat ketika pelayan berjalan dan buru-buru memesan dua cangkir kopi.

Vincy Mu baru saja kembali dari Australia dan suka minum minuman kental. Informasi Tiano Lin sudah tidak asing lagi.

Lalu hening lama.

Sebagai seorang gadis, Vincy Mu memang mempertahankan kebisuannya dan itu normal untuk tidak berbicara secara aktif.

Tiano Lin awalnya datang dengan sikap hanya sekedar menanggapi, sehingga tidak bisa menemukan topik pembicaraan yang cocok.

Melihat adegan itu akan menjadi dingin, Vincy Mu mengikuti musik di earphone bernyanyi ringan. Tiano Lin mengertakkan gigi dan bertanya langsung:”Di mana kamu membeli topi ini?”

Vincy Mu tertegun sejenak, diam-diam mengangkat kepalanya dan menatap Tiano Lin:”Mengapa nama keluarga kamu Lin dan nama keluarga ayah kamu He dan marga ibumu Tsu?”

Masalah ini telah lama mengganggunya, menyebabkan dia terus berpikir di jalan.

“Yah, aku diculik oleh pedagang manusia ketika aku masih sangat muda dan aku baru mengenali orang tua kandunganku beberapa waktu yang lalu,” kata Tiano Lin jujur.

“Perdagangan manusia?” Vincy Mu mengerutkan alisnya yang cantik.”Pedagang itu sudah ditangkap?”

“Tidak, sudah terlalu lama dan orang tua angkat aku tidak memiliki kontak mereka, jadi berakhir begitu saja.” kata Tiano Lin.

“Itu saja …” Vincy Mu berkata dengan menyesal, “Aku belum melihat seorang pedagang manusia, sangat kecewa …”,

“…”

“Tapi para pedagang ini benar-benar brengsek. Tunggu ayah aku datang, aku pasti akan membantu kamu menangkap mereka, menangkap dan menembak mati mereka semua!” Vincy Mu menepuk meja dengan marah. Saat gadis melakukan aksi birokrasi semacam ini ternyata sangat spontan dan imut.

“Yah, pasti.” kata Tiano Lin tegas.

“Kalau begitu kamu berjanji padaku bahwa jika kamu bertemu seorang pedagang manusia lagi, kamu harus meneleponku dan membiarkan aku melihat dengan mataku sendiri, oke?” Vincy Mu bertanya dengan penuh harap.

“Aku……”

Tiano Lin membuka mulutnya, kata ‘sialan’ tersangkut di tenggorokannya dan telepon gadis di atas meja berdering.

“Yah, baik, aku tahu, aku ke sana sekarang.”

Vincy Mu menutup telepon dan berkata dengan menyesal kepada Tiano Lin:”Maaf, departemen mendadak meminta aku untuk mengatur materi untuk walikota. Kita janji lagi hari lain.”

Tiano Lin mengangguk, ini memang diinginkannya.

Setelah itu, keduanya bertukar nomor telepon dan pergi di pintu masuk kafe.

Melihat bagian belakang Passat tua, Tiano Lin menyentuh hidungnya dan mengernyit tiba-tiba.

Ya, metode menjawab telepon ini agak familiar …

Apakah aku dicampakkan begitu saja dalam kencan buta pertama?

Haha, aku sudah menebaknya sejak lama, gadis cantik seperti ini pasti akan meremehkanmu.

Berdiri di pintu, Tiano Lin mendengar suara sindiran datang dari belakangnya.

Memalingkan kepalanya dan melihat si cantik berambut panjang juga keluar dari kedai kopi.

“Mengapa kamu sendirian?” Tiano Lin bertanya dengan rasa ingin tahu. Dia ingat seorang lelaki duduk bersamanya sekarang, tetapi dia sepertinya pergi lebih awal.

“Hehe, aku mencampaknya. Meskipun mengendarai Mercedes-Benz GLE dan bekerja sebagai manajer perusahaan terdaftar, tetapi ingin mendapatkan keuntungan dariku hanya mengandalkan persyaratan seperti itu, masih jauh.”

Si cantik berambut panjang itu penuh dengan kebanggaan dan pada saat yang sama, dia melirik Tiano Lin dengan ringan berkata, “Kamu berani berpakaian seperti ini untuk kencan buta? Bahkan jika kamu berpura-pura juga harus yang mirip, bukankah dealer penyewaan mobil mewah sangat banyak saat ini, kamu bisa menyewa Palamela, mungkin gadis itu akan pergi dengan kamu.”

Tiano Lin mengangguk dengan keyakinan mendalam dan kemudian sebuah mobil sport Bentley berwarna merah muda melaju ke sisinya dari kejauhan.

“Tuan Muda, masuk ke mobil.”

Jendela kaca perlahan turun, memperlihatkan profil sempurna Kathie Jiang.

“Tuan Muda?”

Si cantik berambut panjang membuka lebar matanya.

Dia tahu merek mobil ini, Bentley! Mobil mewah yang harganya jutaaan dikendarai oleh wanita cantik kelas atas, tetapi mengapa pemilik mobil menyebut orang miskin ini sebagai tuan muda?

“Lihat, aku tidak membual kan.”

Tiano Lin duduk di mobil dan tersenyum pada si cantik berambut panjang. Segera, Bentley diluncurkan lagi dan berjalan menjauh dari mata wanita cantik berambut panjang yang meragukan kehidupan.

Di dalam mobil, Tiano Lin memandangi wajah cantik Kathie Jiang dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Bagaimana kamu tahu kita berakhir begitu cepat?”

“Aku tidak tahu, aku baru saja pergi ke Universitas Nanda dan berencana untuk menunggu kamu di sini,” kata Kathie Jiang.

“Universitas Nanda?” Tiano Lin terkejut.

“Yah, Hendra Zheng akan pergi ke Hong Kong besok untuk program ujian masuk pascasarjana dan dia tidak bisa kembali dalam waktu setengah bulan, jadi dia mengatur waktu inspeksi untuk kampus baru satu jam kemudian. Harris He dan yang lainnya telah tiba dan sekarang tinggal kamu.”

Setelah Kathie Jiang selesai berbicara, dia melirik Tiano Lin, “Mengapa kalian berakhir begitu cepat? Apakah pembicaraannya tidak menyenangkan?”

Ha ha……

Tiano Lin tersenyum canggung, “Sangat menyenangkan, tetapi Nona itu agak menyesal.”

“Penyesalan apa?”

“Tidak melihat pedagang manusia.”

“…”

Kathie Jiang mengerutkan bibirnya, tetapi menyerah untuk terus mengajukan pertanyaan.

Ketika mobil Bentley muncul di depan gedung yang belum selesai, Reino Shen, Jansen Lee, Ervin Lee dan eksekutif real estate lainnya telah lama menunggu di sini.

Berdiri di antara mereka, Hendra Zheng, kepala sekolah Universitas Nanda serta wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab atas departemen infrastruktur sekolah dan semua pemimpin departemen infrastruktur juga menunggu di sini.

Akhir musim panas Kota Nandu masih sangat panas.

Matahari sedang bersinar terik.

Orang-orang ini semua memakai dasi, kemeja dan sepatu.

Keringat membasahi pakaian, tetapi tidak ada yang berani bergerak. Mereka semua berdiri di sisi jalan, memandangi mobil merah muda Bentley dari jauh mendekat.

Cittt!

Begitu Bentley berhenti, Reino Shen memimpin untuk melangkah maju ke tempat duduk di sebelah supir, membungkuk dan membuka pintu dengan hormat.

Hendra Zheng mengikuti di belakang, berdiri di belakang Harris He dengan senyum di wajahnya.

“Apa kabar Tuan Muda Lin.”

Melihat Tiano Lin turun dari mobil, Hendra Zheng berkata dengan senyum terburu-buru.

“Halo, Kepala Sekolah Zheng.” Tiano Lin tersenyum dan mengangguk, “Aku sangat menyesal karena ada urusan jadi tertunda untuk sementara waktu.”

“Jangan bicara seperti ini Tuan Muda Lin? Hari ini, Tuan Muda Lin datang saja sudah sangat menghargai kami. Aku baru saja memberi tahu Tuan He karena Tuan Muda Lin memperhatikan proyek ini secara pribadi, maka tidak ada yang perlu dibicarakan, cukup tandatangani kontrak. Tapi Direktur He tidak setuju, tetap membiarkan Tuan Muda Lin mengunjungi lokasi konstruksi di bawah matahari terik, aku benar-benar sungkan …”

Melihat kepala sekolah Hendra Zheng memperlakukan dirinya sendiri dengan sikap yang hampir seperti budak, Tiano Lin menghela nafas dalam hati.

Faktanya, dengan posisi Hendra Zheng saat ini, dia tidak peduli seberapa besar manfaat yang dapat diberikan keluarga He kepadanya. Dia adalah kepala sekolah universitas dan keluarga He adalah pengusaha. Bagaimanapun dekatnya dia berjalan, tidak banyak peluang yang tersedia dan sebaliknya akan mudah menarik perhatiaan orang dan membuat orang menemukan kekurangan dirinya.

Tapi dia bersikeras melakukannya.

Itu semua demi keluarga ibu kandungnya.

Hendra Zheng baru berusia 50-an tahun ini dan dia benar-benar dalam sorotan besar untuk karir politiknya.Jika dia ingin melangkah lebih jauh, dia hanya bisa menuju Kementerian Pendidikan atau Departemen Pendidikan. Keluarga He mungkin tidak banyak membantunya dalam hal ini, tetapi bagi keluarga Rossy Tsu, itu sangatlah mudah.

Tiano Lin telah bertemu dengan semua anggota Perusahaan Besar He kemarin.

Biarpun tidak dapat duduk di kursi, tetapi dapat secara kasar memanggil beberapa nama orang penting.

Misalnya, Jansen Lee.

Jansen Lee adalah pria paruh baya yang gemuk.

Sebagai komisaris Linxi Group, sebuah perusahaan terdaftar Departemen Real estate, nilainya telah lama melewati satu miliar, tetapi pada kesempatan ini, dia hanya berdiri jauh, melihat Tiano Lin dengan hormat, tidak berani mendekatinya.

Setelah salam singkat, Reino Shen berjalan di depan dan membawa semua orang survei tanah di belakang.

Saat dia berjalan di sekitar gedung yang belum selesai, Tiano Lin mengangkat kepalanya dan melihat wanita berandalan di lantai dua sedang mengintip ke bawah.

Empat mata saling berhadapan.

Wanita berandalan itu tampaknya adalah seorang pencuri, menghilang dengan seketika setelah membalikkan kepalanya.

“Ada apa dengan Tuan Muda Lin?” Reino Shen bertanya dengan perhatian.

Tiano Lin menggelengkan kepalanya dan bertanya:”Apakah keluarga yang terakhir belum pindah?”

“Ini……”

Melihat wajah Reino Shen serba salah, Tiano Lin bertanya dengan rasa ingin tahu, “Ada apa? Apa ada yang tidak bisa dilakukan?”

“Sebenarnya bukan …” Reino Shen melihat sekeliling dan berbisik, “Tuan Muda Lin, Anda lupa. Anda bilang ketika Anda meneleponku pertama kali. Setelah membeli tanah ini, juga harus menjaga keluarga ini …”

Mendengar ini, Tiano Lin juga tiba-tiba menyadari.

Pada awalnya, tujuannya membiarkan Reino Shen mengambil tanah itu adalah untuk mencegah Kenny Guo menggunakan kompensasi penghancuran rumah sebagai ancaman dan memaksa Ibu Chu menikahkan Vickie Chu dengan Michael Guo.

Tapi apa yang Tiano Lin tidak duga adalah Ibu Chu sebenarnya menganggap dirinya sebagai besanan Yohanes Lin sejak lama dan tidak sabar untuk mengirim Vickie Chu ke rumah Guo sehingga ia dapat menjalani kehidupan sebagai Nyonya Kuo.

Sekarang setelah tanah itu diambil oleh dirinya, Ibu Chu telah kehilangan alasan untuk mengintimidasi Vickie Chu dalam pernikahan, sehingga dia berniat untuk terus menetap di sini dan tidak mau pergi, bermimpi bahwa suatu hari Perusahaan Besar Guo dapat mengambil alih tanah ini lagi, mewujudkan impiannya menjadi Nyonya Kuo.

Apa yang Ibu Chu tidak duga adalah hari itu tidak akan pernah datang.

“Lakukan apa yang harus kamu lakukan. Selama itu tidak membahayakan keselamatan pribadi mereka, selesaikan pembongkaran dan perataan tanah dalam waktu singkat. Jangan buang waktu.

Setelah Tiano Lin selesai berbicara, dia berjalan lurus ke depan.

Di ruang terbuka, Reino Shen mulai menjelaskan secara rinci struktur dan cetak biru tanah untuk Hendra Zheng dan para pemimpin terkait Universitas Nanda.

Tiano Lin berdiri di samping dan mendengarkan dengan tenang, pada saat yang sama, dia bertanya kepada Kathie Jiang di sebelahnya apakah dia punya hak untuk memilih beberapa karyawan dari perusahaan di bawah departemen real estate untuk memasuki lokasi konstruksi dan bertanggung jawab atas beberapa proyek praktis.

Dia masih ingin Xeria Ling datang ke sini untuk mengelola keuangan.

Terutama ketika dia menemukan bahwa direktur keuangan Rongye Corporation ternyata adalah Cindy Lin, dia menjadi lebih bertekad tentang ide ini.

“Cukup atur Harris He untuk lakukan hal sepele ini secara langsung, kamu tidak perlu bertanya sendiri,” kata Kathie Jiang.

Sepelekah?

Tiano Lin menyentuh hidungnya. Dia ingat bahwa putra kepala desa bekerja sebagai pengawas di lokasi konstruksi luar dan dia tampak belagu setiap kali dia pulang.

Pada saat ini, Reino Shen berjalan ke Tiano Lin dan bertanya dengan suara rendah:”Tuan Muda, aku mengatur jamuan di Baihua Revolving Restaurant di malam hari. Pada saat itu, Kepala Sekolah Zheng dan semua pemimpin departemen real estate akan ada di sana. Semua orang ingin melihat kharisma Anda, sekalian juga bisa membicarakan proyej pembangunan kampus baru Universitas Nanda. Aku tidak tahu, dapatkah Anda memberi muka …”

“Yah, aku akan pergi.”

Karena aku sekarang bertanggung jawab atas proyek ini, akan lebih baik bagi orang-orang dari departemen real estate untuk bertemu sebelumnya.

Selain itu, bagaimanapun, orang-orang ini melakukan pekerjaan untuk keluarganya sendiri, pergi bertemu mereka juga bisa menstabilkan hati mereka dan juga pemberian perhatian sebelum proyek dimulai.

“Baik, aku akan berbicara dengan Kepala Sekolah Zheng dan memberitahu Departemen Real estate untuk siap.”

“Panggil semua orang yang bertanggung jawab atas Linxi Group dan Rongye Corporation yang terlibat dalam proyek ini. Aku ingin bertemu dengan mereka.”

Tiano Lin menambahkan dengan tergesa-gesa.


Bab 121 - Bab 130

Bab 101 - Bab 110

Bab Lengkap

The Campus Wealthy Son ~ Bab 111 - Bab 120 The Campus Wealthy Son ~ Bab 111 - Bab 120 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 06, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.