The First Heir ~ Bab 2398

                              

sumber gambar: google.com


Bab 2398

Philip mengerutkan kening, mengulurkan tangannya untuk mengetuk pintu saat dia bertanya, "Saudari, apakah kamu baik-baik saja?"

 

Terdengar suara wanita paruh baya itu memarahi dari dalam: "Kenapa mengetuk pintunya? Apakah kamu tidak tahu ada orang di dalam?"

 

Philip semakin tak berdaya setelah mendengar makian wanita paruh baya itu.

 

Pramugari di sampingnya juga lagi-lagi membungkuk sedikit dan meminta maaf.

 

Kemudian, dia melangkah maju, mengetuk pintu toilet lagi, dan berkata, "Nona, tolong cepat, ini toilet kelas satu. Anda sudah masuk lebih dari sepuluh menit, dan penumpang lain masih menunggu."

 

Squeak!

 

Pintu dibuka, terlihat wanita paruh baya itu keluar sambil menggendong cucunya.

 

Dia menatap pramugari dengan ekspresi kejam, dan kemudian dia memarahi: "Kenapa mengetuk pintunya? Biarkan dia pergi ke belakang! Apa yang bisa saya lakukan jika cucu kecilku terburu-buru?"

 

Wanita paruh baya itu sangat tidak masuk akal, dia jelas-jelas menempati toilet kabin kelas satu sendirian, dan sekarang dia memarahi orang lain satu persatu.

 

Lebih parahnya lagi, ketika pramugari itu melihat ke toilet, ternyata berantakan di mana-mana, dan tisu juga berserakan. Kepribadian wanita paruh baya ini ternyata sangat jelek.

 

“Maaf, silakan kembali ke tempat duduk Anda.” Pramugari itu tidak berdaya dan hanya bisa mempersilakan kembali.

 

Wanita paruh baya itu memeluk cucu kecilnya dan menatap pramugari dengan ganas.

Lalu matanya berputar tertuju pada Philip, mendadak dia memarahi Philip : "Kamu yang mendesakku untuk buru-buru? Aku ingin melihat bagaimana kamu bertindak selanjutnya!"

 

Philip melirik dan menemukan toilet itu berantakan.

Akhirnya Philip menoleh dan menatap wanita paruh baya itu sambil berkata, "Maaf. Tolong bersihkan bagian dalamnya, orang lain akan menggunakannya juga."

 

“Aduh, kamu ini orang yang berlebihan, setelah mendesakku untuk buru-buru lalu minta dibersihkan bagian dalamnya. Kenapa menyuruh saya yang membersihkan? Saya ini penumpang, bukankah ada pramugari, biarkan dia yang membersihkannya!”

 

Wanita paruh baya itu terus memeluk cucu kecilnya sambil nyengir dan memiringkan kepalanya lalu tertawa.

 

Mata Philip menyipit, dan ada rasa marah yang samar-samar di hatinya saat dia berkata, "Kamu sudah berusia empat puluh atau lima puluh tahun, apakah tidak ada yang mengajarimu etika dan estetika saat kamu kecil?"

 

Begitu kata-kata ini diucapkan oleh Philip, wanita paruh baya itu langsung mengerutkan keningnya.

 

Dia awalnya seorang wanita dari pedesaan, dan dia tidak pernah pergi ke sekolah atau belajar.

 

Karena putranya menjadi direktur perusahaan terbuka di luar negeri, dia tiba-tiba menjadi orang kaya.

Karena latar belakangnya yang demikian sehingga temperamennya tidak dapat dikendalikan. Dan akibatnya dia sering menyinggung banyak orang.

 

Tapi karena kedudukan putranya, dia tidak takut sama sekali kepada semua orang.

 

Seiring waktu, dia telah mengembangkan temperamen yang menantang seperti itu.

 

Selain itu, dia sangat membenci orang yang mengatakan bahwa dia tidak memiliki etika dan estetika.

 

Saat itu juga secara spontan dia menunjuk Philip dan memarahi: "Apa yang kamu bicarakan? Siapa yang tidak mengerti etika dan estetika? Anak macam apa kamu, kamu berani mengkritik wanita yang lebih tua di sini! Biarkan aku memberitahumu, toilet ini awalnya sudah seperti ini!"

 

Setelah itu Philip beradu argumen dengan wanita paruh baya itu.

 

Pada akhirnya, wanita paruh baya itu langsung memarahi Philip dengan berbagai cara.

Dia memarahi leluhurnya, memarahi orang tuanya, dia berteriak: "Kamu bajingan! Aku mengutukmu akan mempunyai seorang putra yang seperti keledai! Istrimu selingkuh di luar dengan yang lain. Sialan, aku mengutuk istrimu agar selingkuh! Kamu membuat aku sangat marah! Kenapa kamu lakukan itu?"

 

Terus mengutuk, wanita paruh baya itu tidak mau kalah kepada Philip.

 

Mendengar semua ocehan wanita paruh baya itu, Philip tidak bisa menahan dirinya lagi.

 

Smack!

 

Philip mengangkat tangannya lalu menamparnya, dan berkata dengan dingin, "Ini yang kamu minta! Jangan berpikir bahwa aku tidak berani memukul wanita yang lebih tua!"


Bab Lengkap

Bantu Admin ya, boleh Donasi or klik klik yang bisa di klik
Biar makin semangat update
Terima Kasih

The First Heir ~ Bab 2398 The First Heir ~ Bab 2398 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 14, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.