Bab 5
"Anu ..." balas Deon dengan
kaget dan agak tersipu.
"Cepat! Kamu nggak dengar? Kalau
kamu nggak mendengar perintahku, kamu akan dipecat!" bisik Luna dengan
nada mendesak.
Dia bahkan dengan sengaja mendekati
Deon dengan tubuhnya yang montok, seputih salju dan berlekuk indah mempesona
itu!
Mau tak mau, Deon menggertakkan gigi,
mengulurkan tangannya dan mencubit bagian sensitif Luna dengan erat!
Ekspresi di wajah cantik Luna
berubah, tubuhnya bergidik dan dia spontan menatap Deon dengan dingin.
Luna memang meminta Deon untuk
menyentuhnya, tetapi dia tidak menyangka gerakan Deon begitu berlebihan, itu
pun di bagian tubuhnya yang paling sensitif!
Luna terpaksa menahan keinginannya
untuk berteriak dan berpura-pura tenang, lalu berkata, "Kalian lihat,
'kan? Kami benar-benar saling mencintai, jadi Ayah, Paman, menyerahlah!"
"Omong kosong! Luna! Aku tidak
peduli apa hubunganmu dengan sampah kasta rendah itu, pokoknya kamu tetap harus
menikahi Tuan Muda Keluarga Tier!"
Julian yang murka tiba-tiba
menghampiri Luna dan langsung menamparnya!
Pipi Luna membengkak dan dia
terhuyung hingga mundur beberapa langkah.
"Paman sedang memberimu
pelajaran. Paman yakin kamu paham akan urutan superioritas di keluarga kita,
jadi jangan berani melawan lagi!"
Julian mendengus dingin dan
melanjutkan ceramahnya, "Jangan kira kami akan langsung menyerah karena
jijik melihatmu mengencani seorang pria kelas bawah! Sampah akan selalu menjadi
sampah, ingatlah pepatah 'ayam tidak bisa terbang ke langit'!"
Tak disangka, detik berikutnya wajah
Julian juga ditampar dengan keras!
Akibatnya, Julian terhempas belasan
meter hingga menabrak pilar marmer, bahkan kepalanya juga langsung berdarah!
"Julian!" Para anggota
Keluarga Yossef yang kaget sontak bergegas maju sambil menyerukan namanya.
Deon menarik kembali tangannya dan
menoleh ke arah Luna sembari bertanya, "Bu Luna, apa kamu baik-baik
saja?"
Luna tercengang sejenak, lalu
bertanya, "Ba ... bagaimana kamu bisa sekuat itu?"
Deon tersenyum dan berkata, "Aku
pernah menjadi tentara selama beberapa tahun. Saat melihat kamu ditampar, aku
spontan membalasnya tanpa berpikir dua kali."
Melihat situasi ini, Johan makin
murka dan berseru, "Kemari! Tangkap pria gila itu dan habisi dia!"
Dalam sekejap, beberapa pria kekar
bergegas menghampiri Deon. Ternyata, mereka adalah preman yang disewa Keluarga
Yossef!
Merasa panik, Luna buru-buru berdiri
di depan Deon sambil berkata, "Ayah! Jangan bertindak tanpa logika! Paman
Julian memukulku lebih dulu, Deon hanya berusaha melindungiku!"
Deon yang berada di belakang Luna
merasa terharu melihat Luna melindunginya atas inisiatif sendiri. Lalu, Deon
perlahan keluar dari balik Luna dan berkata, "Nggak apa-apa, Bu Luna. Aku
bisa menghabisi preman-preman ini seorang diri!"
"Jangan gegabah!"
Saat Luna hendak mencegatnya,
tiba-tiba saja Deon sudah maju. Brak! Bruk!
Dalam sekejap, Deon telah mengalahkan
para preman kekar itu hingga mereka jatuh ke lantai dengan menyedihkan.
Lemah sekali! Dibandingkan musuh yang
dihadapi Deon di Provinsi Xino, para preman ini tidak ada apa-apanya.
Johan dan Julian kembali tercengang
dan bertanya-tanya apakah mereka salah lihat.
Sambil menangkup kepalanya, Julian
berjalan tertatih-tatih dan berseru dengan keras, "Kacau sudah, cepat
hubungi kenalan kita di Biro Penegakan Hukum!"
"Sudahlah! Hentikan!"
Seorang pria tua yang mengenakan baju
tradisional berjalan dengan tangan terlipat di punggungnya yang bungkuk.
Para anggota Keluarga Yossef langsung
tertib, lalu menyapanya, "Kakek!"
Pria ini tidak asing di mata Deon.
Dia adalah Simon Yossef, ketua Grup Lixon dan orang yang sebenarnya paling
berkuasa di keluarga ini.
Julian si manja segera memanfaatkan
kesempatan dan mengeluh, "Ayah! Luna bekerja sama dengan pria rendahan ini
dan bahkan melukai keluarganya sendiri!"
"Hal-hal lain yang nggak penting
nggak perlu dibahas lagi. Luna, Kakek nggak peduli hal keterlaluan apa saja
yang sudah pernah kamu lakukan dengan pria lain. Asal kamu 'tidur' bersama Tuan
Muda Keluarga Tier dengan patuh, Kakek akan melupakan kesalahanmu," ucap
Simon. "Tuan Muda Keluarga Tier hanya ingin menikahimu. Perihal kamu
perawan atau nggak sebenarnya nggak berarti."
Luna tidak menyangka kakeknya sendiri
melontarkan kata-kata seperti itu. Dia pun berkata dengan wajah pucat,
"Kakek, apakah Kakek hanya menganggapku sebagai alat tukar bagi keluarga
kita?"
"Jangan lupa, semua yang kamu
miliki sekarang adalah pemberian Keluarga Yossef! Asal kamu tahu, Kakek bisa
menanggalkan jabatanmu sebagai wakil presiden kapan saja dan tidak meninggalkan
apa pun untukmu!"
Melihat tatapan tanpa belas kasih di
wajah Simon, wajah Luna menjadi pucat.
Luna tahu betul, kalau dirinya sampai
kehilangan posisinya sebagai Wakil Presiden Grup Lixon, dia akan kehilangan
pijakannya di Kota Sielo dan Keluarga Yossef dapat menghabisinya kapan saja!
Kakeknya tahu betul apa kelemahannya!
Melihat Luna terdiam, Simon akhirnya
melirik Deon dengan dingin selama sesaat dan berkata, "Kamu. Aku akan
memberimu 400 juta, jangan pernah berhubungan dengan Keluarga Yossef maupun
Luna lagi! Kalau kamu berani coba-coba, ketahuilah bahwa seseorang tanpa status
sepertimu nggak mungkin bisa menghadapi Keluarga Yossef dan Keluarga
Tier!"
Walau sedang berbicara kepada Deon,
Simon bahkan tidak melihat ke arah Deon sama sekali.
Lagi pula, besok lusa Tuan Muda
Keluarga Tier akan datang langsung ke kediaman Keluarga Yossef untuk melamar Luna.
Kekuasaan Keluarga Tier tersebar di
seluruh Kota Sielo dan mereka bahkan sedikit lebih berkuasa daripada Keluarga
Yossef.
Memangnya Deon itu siapa?
Berani-beraninya dia datang ke Kediaman Yossef untuk menghentikan pernikahan
yang direncanakan Keluarga Yossef? Di matanya, Deon hanyalah kerikil yang akan
hancur begitu ditendang!
Mendengar ini, Deon menatap Simon
tanpa bergeming dan berkata, "Pak Simon, kamu tahu sebentar lagi kamu akan
mati, 'kan?"
No comments: