Bangkit dari Luka ~ Bab 110

 

Bab 110

 

Sania langsung membelalakkan matanya, tidak menyangka Nindi benar-benar tidak menghargainya sama sekali.

 

Kalau bukan karena ingin mendapatkan simpati di depan Kak Nando, dia tidak akan datang untuk meminta maaf.

 

Dia benar-benar tidak menyangka Nindi memiliki rekaman CCTV, jika tahu sebelumnya, dia tidak akan terpaksa datang meminta maaf.

 

Nindi melanjutkan dengan santai, "Semua orang tahu hubungan kita buruk. Aku juga nggak ingin berpura-pura jadi saudara yang akrab. Itu menjijikkan."

 

Leo yang tidak tahan akhirnya ikut berbicara, "Sania sudah berinisiatif minta maaf padamu, dan kamu malah bersikap seperti ini?"

 

"Apakah permintaan maaf membuatnya jadi orang mulia? Apakah aku wajib memaafkan? Kalau minta maaf itu selalu menyelesaikan masalah, untuk apa ada polisi?"

 

Nada bicara Nindi terdengar sangat tajam.

 

Penggemar di ruang siaran juga ikut mendukung, " Nggak salah, wanita licik itu menggiring opini publik di sore tadi, mencemarkan nama baik dewi kami, dan akhirnya terungkap oleh video CCTV yang membongkar kebenaran, siapa yang nggak tahu niat jahatnya?"

 

"Wanita licik, cepat pergi! Di sini nggak menerima orang sepertimu."

 

"Wanita licik mungkin iri dengan kekuatan dan penggemar dewi kecantikan, jadi dia terus berbuat onar, sungguh licik!"

 

Sania dihina hingga melarikan diri.

 

Dia melihat jumlah penggemarnya berkurang cukup banyak, dan langsung merasa panik. Siapa yang bisa mengira Nindi masih memiliki video itu?

 

Dia menangis sambil berlari keluar dari kamar untuk mencari Leo, "Kak Leo, aku benar-benar sudah berusaha."

 

Ponsel Leo masih terhubung di ruang siaran Nindi, dia juga melihat kejadian yang baru saja terjadi.

 

Ekspresinya tampak masam, "Aku tahu, ini bukan salahmu, Kak Nando juga melihatnya, Nindi sama sekali nggak menghiraukan kita, untuk apa kita bersikap ramah padanya. Dia sekarang sangat mampu, bahkan sudah menandatangani kontrak dengan Drego Entertainment, sama sekali nggak memikirkan Keluarga Lesmana!"

 

Nando menahan perutnya yang terasa sakit sambil berkata, "Nindi memang punya kemampuan. Dia berhak memilih dengan siapa dia ingin bekerja sama.

 

"Dia tetap bagian dari keluarga Lesmana! Tapi sekarang dia malah berpihak pada orang lain. Aku yakin dia tahu tentang persaingan antara aku dan Siaran Langsung Drego."

 

Di dalam hati Leo, amarahnya terus membara. Kemarin, dia merasa harga dirinya benar-benar hancur.

 

Sekarang semua orang tahu bahwa dia mengabaikan adiknya yang bisa melakukan kombinasi dua belas serangan dan malah menyerahkannya kepada pesaing.

 

Semua orang sedang mentertawakannya!

 

Sania berusaha terlihat pengertian, "Kak Leo, Nindi hanya sedang kesal. Dia nggak mungkin benar-benar bergabung dengan tim E-sport lain."

 

Nando menatapnya, "Sania, kenapa kamu mengatakan hal-hal seperti itu di siaran langsung dan menyesatkan semua orang? Apa kamu nggak sadar akibatnya?"

 

Mata Sania langsung memerah.

 

Segera, Leo membelanya, "Kak Nando, Sania sudah meminta maaf dengan sangat tulus. Apa lagi yang kamu inginkan? Jangan sampai, demi membela Nindi, kamu malah memperlakukan Sania dengan nggak adil."

 

Nando, yang sedang menahan sakit di perutnya, menjawab dengan kesal, "Kamu benar-benar nggak mengerti, ya?"

 

"Aku sangat paham. Nindi itu hanya dimanja saja. Aku ingin tahu sampai kapan dia bisa merasa di atas angin. Ayo, Sania, kita pergi."

 

Nando merasa sakit kepala karena amarahnya. Kini, dia akhirnya menyadari semua ketidakadilan yang pernah dialami Nindi.

 

Tidak lama kemudian, dia masuk ke siaran langsung Nindi dan memberikan hadiah senilai 200 juta rupiah, lalu meninggalkan pesan, "Apa yang terjadi di pesta kemarin hanyalah kesalahpahaman dan sama sekali nggak ada hubungannya dengan Nindi.

 

Sebagai kakak, aku akan selalu mendukung setiap pilihan Nindi."

 

Melihat layar siarannya dipenuhi dengan efek hadiah, ekspresi Nindi tetap tenang, tanpa sedikit pun gelombang emosi.

 

Namun, dia kehilangan semangat dan langsung menghentikan siarannya.

 

Nindi tidak ingin melihat Kak Nando beraksi di siaran langsungnya.

 

Saat keluar dari ruang kerja, Nindi tidak melihat Cakra di seluruh ruangan. Sepertinya dia sangat sibuk.

 

Selama beberapa hari berturut-turut, Nindi tidak melihatnya.

 

Dia merasa ada yang tidak beres, tetapi tidak bisa menjelaskannya.

 

Saat ini, Nindi merasa sedikit cemas karena Hasil Ujian Bersama Masuk Perguruan Tinggi akan keluar.

 

Dia mengirim pesan kepada Cakra, "Apa kamu sibuk belakangan ini? Apa kamu bisa pulang pada hari pengumuman hasil ujian?"

 

Cakra melihat pesan darinya, menatapnya cukup lama, tetapi tidak membalasnya.

 

Zovan melihat sekeliling dan berkata, "Itu pesan dari si lemon, 'kan? Kamu sudah beberapa hari menghindarinya? Apa yang sebenarnya terjadi, apakah dia mengungkapkan perasaannya?"

 

Cakra mengalihkan pandangannya dengan tenang, tangan panjangnya meremas ponsel dengan erat.

 

Suara serak keluar dari tenggorokannya, "Dia masih muda, nggak ngerti apa itu cinta."

 

Tidak hanya ada perbedaan usia antara mereka, tetapi juga jurang yang tidak bisa dilalui.

 

Nindi masih membenci orang yang membunuh orang tuanya di masa lalu.

 

Ciuman mabuk malam itu membuatnya terpaksa bersembunyi hingga sekarang.

 

"Ah, aku benar-benar menebak dengan benar, ya. Aku punya ide, kamu bilang saja kalau sudah punya pacar, pasti dia akan menyerah."

 

Cakra menatapnya dengan tatapan mendalam," Mungkin kamu benar, sudah saatnya aku pergi."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 110 Bangkit dari Luka ~ Bab 110 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.