Bangkit dari Luka ~ Bab 500

 

Bab 500

 

Setelah melihat kejadian ini, sorot mata Sania tampak khawatir. Dia harus menemukan cara agar pengurus rumah tidak membocorkan rahasianya

 

Nindi memperhatikan ekspresi Sania yang gugup, lalu menampilkan senyuman sinis. Dia juga ingin tahu bagaimana perempuan licik ini akan membela diri.

 

Tak lama kemudian, pengurus rumah terbangun karena kesakitan.

 

Brando menyeret pengurus rumah itu, lalu menekannya ke tanah dengan kakinya. "Ayo bilang, siapa yang suruh kamu melakukan ini?"

 

Saat pengurus rumah baru hendak membuka mulut, Sania langsung menerjang dan menghajarnya habis-habisan, "Berengsek! Siapa yang suruh kamu melakukan ini padaku? Aku akan menghabisimu!"

 

Pengurus rumah itu tertegun. Dia menatap Sania yang berantakan dan bertanya dengan ragu, "Kok bisa kamu?"

 

'Seharusnya nggak seperti ini, ini kamar Nindi. Bukannya seharusnya orang yang tidur di kasur itu Nindi?' pikir pengurus rumah itu.

 

Apa yang sebenarnya terjadi?

 

Sania menangis tersedu-sedu sampai tubuhnya gemetar. Ada memar yang membekas di lehernya.

 

Melihat hal itu, pengurus rumah tidak dapat menahan diri untuk menelan ludah. Mungkinkah orang yang tidur dengannya adalah Sania? Untuk sesaat dia merasa sangat bahagia.

 

Sania melayangkan tamparan keras ke wajah pengurus rumah itu sambil berkata, "Katakan! Siapa yang suruh kamu? Kenapa kamu menghancurkan aku?"

 

Pengurus rumah itu berpikir sejenak dan langsung melihat ke arah Nindi, "Dia, semua ini perintah Nona Besar!"

 

Tatapan mata Sania berubah dingin. Dengan hati hancur, dia menatap Nindi dan berkata, "Kak Nindi, aku sudah curiga kenapa kamu suruh aku revisi rencana itu tengah malam dan memintaku minum susu..."

 

Pada titik ini, perempuan licik itu mulai menangis.

 

Nindi tertawa keras mendengar hal itu. "Luar biasa! Dengan kemampuan aktingmu, kenapa sekarang jelek sekali? Bukannya biasanya aktingmu cukup meyakinkan?" ujar Nindi.

 

Nindi tidak menyangka si munafik ini masih bisa mengarang cerita dan menjatuhkan orang lain, bahkan di saat seperti ini.

 

Dengan air mata mengalir, Sania menatap Darren sambil berkata, "Kak Darren, ini kenyataannya. Jangan membela Nindi hanya karena dia adikmu. Akulah korbannya!"

 

Darren menghela napas, lalu menatap Nindi dengan tidak berdaya, "Kenapa kamu sampai melakukan ini?

 

Sebelum Nindi sempat menjawab, Nando sudah berdiri di depannya dan berkata, "Kak Darren, aku yakin masalah ini nggak ada hubungannya sama Nindi."

 

Brando pun maju dan berkata, "Aku sependapat sama Kak Nando. Jelas-jelas pengurus rumah ini memang niat menjebak Nindi."

 

Pengurus rumah itu buru-buru menambahkan, " Nona Besar yang menggodaku. Aku benar-benar nggak tahu kalau Nona Sania yang ada di ranjang itu. 11

 

Dalam situasi ini, dia harus membela Sania. Lagi pula, dia baru saja tidur dengan Sania, jadi dia harus bertanggung jawab.

 

Sania menangis keras dan memanfaatkan momen itu. "Kak Darren, aku akan laporkan ini ke polisi! Aku nggak bisa terima perlakuan ini!"

 

Darren terdiam sejenak, lalu berkata, "Kita nggak bisa lapor ke polisi."

 

Sania terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya. 'Kenapa Darren nggak mau lapor polisi?' pikir Sania.

 

Darren berdeham pelan, lalu berkata, "Lagian ini semua sudah terjadi. Kalau lapor ke polisi, reputasimu bisa hancur, Sania. Kalau keluarga Gunawan tahu, Nyonya Gunawan nggak akan mau menerimamu lagi."

 

Sania merasa ngeri saat menyadari kenyataan itu. Kemarahannya pun langsung meledak, "Kak Darren, ini semua kesalahan Nindi! Dia harus terima balasan yang setimpal!"

 

Sialan! Nindi pasti telah mengatur semua ini hingga aku terjebak dengan lelaki tua itul' pikir Sania.

 

Memikirkannya saja sudah membuat Sania hampir gila.

 

Darren lalu menatap Nindi dan berkata, "Meskipun kita nggak bisa lapor polisi, kamu tetap harus menanggung konsekuensinya. Dana yayasan akan langsung diberikan pada Sania sebagai kompensasi. Mulai sekarang, nggak ada yang boleh menyebut nyebut masalah ini lagi!"

 

Nindi tertawa terbahak-bahak. "Lucu sekali! Jelas aku yang jadi korban di sini!" ujarnya.

 

Nando menimpali, "Kak Darren, ini pasti sudah direncanakan oleh pengurus rumah dan Sania. Pada akhirnya, Sania menelan buah dari perbuatannya sendiri."

 

Darren mengernyit, matanya berkedut karena marah. "Tapi pengurus rumah jelas-jelas bilang ini semua atas perintahmu, Nindi. Kamu bilang kamu korban? Apa kamu punya bukti?"

 

"Tentu saja punya."

 

Nindi berjalan ke meja di sebelahnya, mengambil ponselnya, lalu berkata, "Kebetulan ponselku merekam video kejadian ini, jadi aku punya semua buktinya."

 

Ekspresi wajah Sania langsung berubah drastis.' Perempuan licik ini ternyata merekam semuanya?' pikir Sania.

 

'Jangan-jangan pengurus rumah sempat membocorkan sesuatu saat dia mabuk?' pikir Sania dengan panik.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 500 Bangkit dari Luka ~ Bab 500 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.