Bangkit dari Luka ~ Bab 517

 

Bab 517

 

Perkataan Riska memiliki cukup berpengaruh dan maknanya sangat jelas.

 

Wajah Darren langsung memucat. Sekarang bahkan keluarga Lesmana tidak mampu menyinggung keluarga Gunawan, apalagi keluarga Julian.

 

Semua orang yang hadir hanya bisa diam dan menyaksikan kejadian itu. Tak seorang pun berani angkat bicara.

 

Lagi pula, tidak ada seorang pun yang mampu menyinggung keluarga Julian.

 

Sania hampir menangis. Dia berkata sambil terisak, " Kak Darren, aku benar-benar nggak tahu kalau beliau ini adalah Nyonya Riska. Nindi seharusnya mengingatkanku, tapi dia nggak bilang apa-apa."

 

Seandainya saja Nindi memberinya peringatan, bagaimana mungkin dia bisa menyinggung Riska?

 

Darren pun menoleh ke arah Nindi. "Kenapa kamu diam saja?"

 

Kalau tidak, masalahnya tidak akan menjadi seperti ini.

 

"Kamu benar-benar menyalahkanku?" cibir Nindi.

 

Dia sendiri baru saja mengetahui bahwa wanita sosialita ini adalah Nyonya Riska, ibu dari Mario.

 

Benar saja, keluarga Lesmana sama sekali tidak berubah dari dulu.

 

Riska langsung berdiri di depan Nindi, lalu berkata pada Darren dengan dingin. "Kenapa kamu malah membentaknya? Dia bahkan nggak tahu siapa aku dan dia nggak melakukan kesalahan apa pun!"

 

Nindi menatap Riska dengan heran, merasa sedikit tersentuh.

 

Nada suara Riska menjadi lebih lembut saat dia berbalik menatap Nindi. "Tadi aku merasa nggak enak badan dan dia yang membantuku ke ruang istirahat. Sementara itu, adik angkat yang kamu bangga-banggakan justru sibuk menghalangiku Sungguh nggak punya sopan santun!"

 

Wajah Darren berubah dari pucat menjadi merah. Dia tak bisa berkata-kata.

 

Sania pun tak berani bicara lagi. Dia hanya bisa bergumam pelan, "Aku cuma ingin cepat-cepat mengantarkan makanan untuk Nyonya Audy."

 

"Jangan libatkan aku. Aku sama sekali nggak menyuruhmu melakukan ini."

 

Audy buru-buru menyangkal dan berkata dengan sopan kepada Riska, "Tadi aku melakukan semua ini hanya untuk menguji sikap keluarga Lesmana. Ternyata benar seperti yang dikabarkan, mereka lebih memihak anak angkat yang nggak ada hubungan darah, sementara adik kandung mereka sendiri malah diperlakukan dengan buruk."

 

Darren segera menjelaskan, "Nyonya Audy, bukan seperti itu."

 

"Bukankah keluarga Lesmana yang melakukan insiden pemukulan yang dulu heboh di internet?"

 

Nada bicara Audy penuh dengan sarkasme. "Hari ini, semua orang menyaksikannya sendiri. Bagaimana kamu mati matian membela adik angkat yang bahkan tidak punya hubungan darah denganmu. Kudengar dia hanya anak seorang sopir, tapi sikapmu padanya seolah dia putri bangsawan."

 

Ekspresi Darren menjadi sangat dingin, "Dulu orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil, dan ayah Sania meninggal karena ledakan tangki bensin saat menyelamatkan orang tuaku, jadi kami mengadopsinya ke keluarga Lesmana."

 

Setelah mendengar penjelasan ini, Riska merasa semakin kasihan pada Nindi.

 

Jika sekarang Darren begitu memihak, siapa yang tahu bagaimana dia menyiksa Nindi saat dia masih kecil.

 

Sania memasang ekspresi menyedihkan lagi dan berkata kepada Riska, "Aku sudah yatim piatu sejak kecil. Kak Nindi nggak pernah suka sama aku. Dia merasa aku merebut segalanya darinya, tapi aku benar-benar nggak pernah berpikir begitu."

 

Riska langsung menamparnya.

 

Sania seketika tertegun.

 

Riska memasang wajah datar. "Berhenti berpura -pura menyedihkan di depanku, aku nggak akan tertipu olehmu! Kalau keluarga Lesmana ingin membalas budi, ada banyak cara untuk melakukannya. Aku belum pernah melihat orang membalas budi dengan memperlakukan adik kandung mereka dengan buruk."

 

Apakah orang-orang dari keluarga Lesmana sudah gila?

 

Sania tanpa sadar melirik Darren, tapi kali ini Darren hanya diam saja, seolah-olah dia tidak melihat Sania ditampar.

 

Bu Riska berbalik menatap Nindi. "Kamu sudah disakiti hari ini, bagaimana kamu ingin menyelesaikannya?"

 

Nindi sedikit terkejut bahwa Riska begitu baik padanya.

 

Dia berpikir sejenak sebelum berkata, "Kita akhiri sampai di sini saja, acara amal sudah dimulai."

 

Karena kejadian ini, banyak waktu yang terbuang.

 

Riska kemudian teringat akan acara amal itu. "Oh ya, aku hampir lupa. Mari kita ikuti acaranya dulu. Masalah ini akan kita bahas setelah selesai."

 

Nindi menghela napas lega.

 

Semua orang duduk kembali, seolah-olah konflik tadi tidak pernah terjadi.

 

Riska melirik Nindi. "Pergilah dan urus urusanmu."

 

Baru kemudian Nindi pergi ke samping.

 

Darren bersama Sania menghampiri Nindi dan dia berbisik, "Terima kasih, kamu melakukannya dengan sangat baik tadi."

 

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 517 Bangkit dari Luka ~ Bab 517 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.