Bangkit dari Luka ~ Bab 516

 

Bab 516

 

Sungguh menyebalkan. Padahal hari ini dia sudah berdandan dengan riasan natural.

 

Sania langsung menangis dan mengadu kepada Darren, "Kak Darren, lihat! Sudah kubilang Nindi pasti kenal wanita tua ini, dia bahkan menghasut orang luar untuk menyerangku!"

 

Ketika Darren melihat Riska, dia langsung panik.

 

Dia tidak menyangka bahwa orang yang pergi ke ruang istirahat tadi adalah Riska.

 

Darren langsung menampar Sania, "Omong kosong apa yang kamu katakan, cepat minta maaf!"

 

"Kak Darren, jelas-jelas wanita tua ini yang menyerangku. Kenapa aku yang harus minta maaf?"

 

Sania merasa sangat tidak terima.

 

Darren sangat marah hingga kepalanya berdengung, dia mencengkeram pergelangan tangan Sania. "Aku menyuruhmu minta maaf, sekarang, segera, saat ini juga!"

 

Sania ketakutan saat melihat ekspresi Darren. "Kak Darren, kenapa kamu galak banget?"

 

Hanya seorang wanita tua saja, memangnya dia siapa?

 

Saat itu Audy menghampiri dan memeluk lengan Riska dengan akrab. "Nyonya Riska, dari tadi aku nggak lihat kamu. Kupikir kamu merasa acara amal ini terlalu murahan dan langsung pergi."

 

"Aku merasa agak nggak enak badan, jadi pergi ke ruang istirahat sebentar."

 

Riska berkata dengan nada mengejek, "Aku nggak pantas menerima permintaan maaf Keluarga Lesmana."

 

Wajah Darren langsung pucat pasi. Dia buru-buru menjelaskan, "Nyonya Riska, maafkan saya. Saya benar-benar nggak tahu kalau Anda ada di sini. Mohon maaf kalau kami nggak menyambut Anda dengan baik."

 

Nyonya Riska?

 

Pikiran Sania langsung meledak. Bibirnya gemetar saat bertanya, "Kak Darren, apa Nyonya Riska yang kamu maksud itu Nyonya Riska dari keluarga Julian? 11

 

Darren meliriknya dan mengangguk. "Benar. Lihatlah masalah besar yang sudah kamu buat!"

 

Mendengar jawaban itu, Sania hampir kehilangan keseimbangan. Tidak ada yang memberitahunya bahwa Riska juga akan datang hari ini.

 

Bagaimana ini? Sepertinya dia telah menyinggung orang yang salah.

 

Darren buru-buru menjelaskan, "Riska, adik saya ini polos dan sering bicara tanpa pikir panjang. Mohon jangan dimasukkan ke dalam hati."

 

"Adikmu?" Riska menatapnya dengan sinis. " Setahuku, keluarga Lesmana hanya punya satu adik perempuan. Kenapa tiba-tiba ada satu lagi?"

 

Riska berkata dengan sinis.

 

Darren terdiam sejenak sebelum menjawab, "Sania juga adik saya, hanya saja dia anak angkat."

 

"Anak angkat tapi sombong banget. Orang yang nggak tahu pasti mengira dia anak kandung, sementara Nindi yang diadopsi."

 

Nindi yang mendengar ini merasa deja vu. Sepertinya seseorang pernah mengatakan hal yang sama sebelumnya.

 

Jelas-jelas Riska berpihak pada Nindi.

 

Sania panik dan buru-buru berkata, "Nyonya Riska, tadi saya benar-benar nggak tahu siapa Anda. Saya minta maaf kalau sudah menyinggung Anda, tapi tadi Nindi memang bersalah. Kami bukan sengaja ingin menindasnya."

 

"Memaksanya memakan makanan yang jatuh ke lantai, itu bukan menindas? Bagus sekali!"

 

Dia mengambil kue dari atas meja, lalu melemparkannya ke lantai. Dia menatap Sania dan berkata, "Sekarang kamu makan ini!"

 

Wajah Sania seketika pucat. Bagaimana mungkin dia makan sesuatu yang jatuh ke lantai?

 

Dia hanya bisa memandang Darren dengan tatapan memohon.

 

Darren menghela napas dan berkata dengan canggung, "Nyonya Riska, bukankah ini sedikit berlebihan?"

 

"Oh? Jadi kamu tahu kalau ini berlebihan? Tapi kenapa kamu diam saja waktu mereka memaksa Nindi makan tadi? Begini caramu jadi seorang kakak?"

 

Riska sangat marah hingga hatinya sakit.

 

Melihat langsung bagaimana Nindi diperlakukan dengan tidak adil jauh lebih menyakitkan daripada sekadar mendengar gosip.

 

Darren langsung kehabisan kata-kata. "Saya hanya ingin memberi Nindi pelajaran, nggak ada maksud lain."

 

Siapa sangka orang yang tadi dirawat Nindi ternyata adalah Riska.

 

Sekarang, Darren sangat menyesal. Seandainya saja dia pergi ke ruang istirahat tadi, semuanya tidak akan jadi seperti ini.

 

"Nah, kalau begitu, sekarang aku juga ingin memberi pelajaran pada adik angkatmu!"

 

Riska mendengus dingin, lalu melirik makanan yang tergeletak di lantai. "Kalau dia nggak mau makan, maka keluarga Lesmana harus pikirkan baik-baik akibatnya!"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 516 Bangkit dari Luka ~ Bab 516 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.