Bab 71
Nindi tersenyum tipis.
Dia tahu, pembuktian kemampuan menjadi cara terbaik untuk membungkam kritik
orang untuknya.
Pertandingan PK kedua
dan ketiga pun segera dimulai.
Nindi dengan mudah
mengalahkan semua lawannya dalam waktu kurang dari tiga menit, melaju cepat ke
babak berikutnya.
Saat bertanding, dia
kembali teringat kehidupan sebelumnya. Dia merasa paling bahagia ketika di
tengah kompetisi.
Dalam beberapa jam,
jumlah pengikut di ruang siaran langsungnya melonjak hingga 100 ribu orang!
Komentar seketika
membanjiri layar siaran langsung. "Wah, pasti dia akun kecil dari pemain
pro terkenal, 'kan?"
"Pemain papan atas
nggak mungkin pakai akun kecil soalnya peringkat di sini memengaruhi daftar
peringkat pemain terbaik!"
"Sebaiknya, dia
ganti nama ke 'Lemon Kecut'. Kamu sudah buat kami kecut karena iri!"
Zovan melongo ketika
melihat perubahan pada ruang siaran langsung.
"Kak Cakra, murid
kecilmu ini hebat sekali, ya? Dia bukan pemain PK, tapi pembantai baru di area
pemula!"
Benar-benar di luar
dugaan!
Cakra tersenyum
menyaksikan kecepatan Nindi memenangkan pertandingkan PK untuk naik level.
" Sudah kubilang dari awal, dia itu berbakat."
Nada suaranya terdengar
penuh kebanggaan.
Nindi mencatatkan 30
kemenangan beruntun dalam gim dan langsung masuk daftar calon 100 besar!
Barulah dia berhenti dan
minum sedikit air.
Menyudahi hari sampai
sini karena penentuan 100 besar melalui pertandingan PK baru akan dimulai
besok!
Kini, juinlah orang di
ruang siaran Nindi sudah mencapai 150 ribu, sementara pengikutnya meningkat
pesat.
Nindi pun cukup
terkejut. 'Mengapa ada banyak sekali yang menonton?' pikirnya.
Dia melihat banyak orang
bertanya siapa dia dan bagaimana dia bisa melakukannya.
Lantas, Nindi menyalakan
mikrofon dan berkata, 11 Aku masih pemula dan sangat menyukai gim ini. Aku baru
gabung, mohon dukungannya, ya.. Besok malam pukul 7, aku akan melanjutkan PK
berikutnya."
Zovan langsung
mengirimkan tiga roket besar.
Nindi tersenyum tipis.
"Terima kasih atas semua hadiah kalian. Besok, aku akan berusaha lebih
keras untuk naik peringkat."
Usai bicara demikian,
Nindi mengakhiri siaran.
Nindi pun menghela napas
lagi. Sejujurnya, dia masih merasa agak gugup.
Di kehidupan sebelumnya,
Sania banyak sekali berinteraksi dengan penggemar dan sangat pandai memenangkan
hati orang.
Dia tidak secerdas Sania
dalam bersosialisasi. Karena itu, dia hanya sanggup mengandalkan kemampuan
bermain untuk menarik perhatian penggemar.
Zovan masuk ke ruang
kerja sembari bertepuk tangan. "Nindi, kamu hebat juga, ya. Bisa naik
level secepat ini!"
Nindi agak malu seraya
membalas, "Aku cuma ingin cepat-cepat naik level, siapa tahu bisa menarik
lebih banyak penggemar. Lagi pula, aku sedang butuh uang."
"Jumlah pengikutmu
bertambah sangat banyak dalam semalam. Pihak Siaran Langsung Drego pasti akan
segera menghubungimu untuk tanda tangan kontrak. Lewat kemampuanmu, mungkin
saja banyak Tim E-Sport segera mengontakmu untuk bergabung!"
Nindi mengerti. Ketika
tadi memulai siaran, dia sudah menerima pesan dari Leo yang tanya soal kontrak.
Namun, dia belum
membalas pesan itu.
"Aku belum
memutuskan. Untuk sekarang, aku fokus siaran dulu supaya dapat uang,"
balas Nindi.
Zovan tampak penasaran
dan bertanya, "Nindi, aku penasaran. Bagaimana kamu bisa belajar Kombinasi
Dua Belas Serangan itu?"
'Kenapa dia tanya ini
lagi?' batin Nindi.
Nindi diam-diam melirik
ke arah Cakra. Dia pun pernah bertanya hal serupa. Apa mereka tidak percaya
dengan jawabannya?
Dia mengerucutkan
bibirnya sambil menjawab, " Aku suka King Master dan penggemar setianya.
Jadi, aku diam-diam berlatih setiap jurus andalannya. Aku juga nggak menyangka
bisa tiba-tiba berhasil pada hari itu."
"Uhuk, uhuk. Kamu
bilang kamu suka siapa?"
Zovan langsung melirik
ke arah Cakra. 'Kak, ini nggak benar. Dia bilang dia suka kamu!'
'Kalian nggak boleh
pacaran!'
Nindi pun melihat ke
arah Cakra. Ada apa ini?
Cakra pun bersandar di
meja sebelum melihat ke arah Nindi dan bicara, "Sudah malam. Jangan
bergadang, nanti kamu nggak tinggi-tinggi."
"Oke, aku pulang
dulu."
Jujur saja. Setelah
"main" cukup lama, Nindi merasa agak lelah.
Usai kembali ke kamar,
Nindi langsung mandi dan berbaring di tempat tidur untuk beristirahat.
Saat membuka ponselnya
untuk memindai media sosial, dia melihat Sania mengunggah video siaran
langsung. "Terima kasih sudah bantu aku naik peringkat ke posisi pertama!
Hari ini, penggemarku tembus 100 ribu orang!"
No comments: