Bangkit dari Luka ~ Bab 75

 

Bab 75

 

Nindi tidak peduli jika Leo mengenalinya usai mendengar suaranya tadi.

 

Dia segera memasuki gim, kemudian memulai pertandingan PK pertama hari itu!

 

Dia tahu, para pemain yang telah tiba di level ini biasanya berkemampuan cukup hebat.

 

Pertandingan PK pertama pun dimulai.

 

Lawannya adalah seorang petarung yang begitu kuat dan tahan banting, sulit untuk dikalahkan.

 

Lawannya mulai mengejek, "Dik, kalau kamu menyerah sekarang, mungkin aku masih bisa kasih kamu beberapa kesempatan. Posisi yang kamu menangkan pakai joki gim itu pasti nggak akan bisa kamu pertahankan."

 

Nindi tidak membalas sepatah kata pun, tetapi langsung menyerang.

 

Lima menit kemudian, sang lawan terkapar di. tanah, tanpa perlawanan sama sekali.

 

Nindi pun menang telak!

 

Setiap kali pertandingan PK selesai, ada waktu istirahat selama tiga menit.

 

Siaran langsung Nindi dibanjiri komentar lagi.

 

"Mana orang sombong tadi? Ayo, tunjukkan diri dan jilat ludah di siaran langsung!"

 

"Hari ini, Lemon kita tetap sekecut biasanya!"

 

Leo menatap layar komputernya, hampir yakin kalau tadi hanya salah dengar.

 

Suara si penyiar ini persis seperti suara Nindi.

 

Bagaimana mungkin?

 

Jangan-jangan, telinga Leo bermasalah?

 

Dia menoleh pada sekretaris di sebelahnya, menampilkan ekspresi tidak percaya sambil bertanya, "Penyiar itu baru saja bicara, 'kan?"

 

Sekretaris mengangguk. "Betul. Dari suaranya, kemungkinan dia gadis muda yang manis. Ada yang salah?"

 

Leo tidak menjawab. Matanya terus terpaku pada layar siaran langsung, sementara pikirannya berkelana.

 

"Lemon Manis."

 

Dia seketika teringat, Lemon adalah panggilan untuk Nindi sewaktu kecil.

 

Seketika itu juga, Leo merasa sesak napas!

 

Jika orang itu memang Nindi, dia sama sekali tidak berani membayangkan yang akan terjadi!

 

Saat itu, Sania juga menghampirinya. "Kak Leo, kenapa? Wajahmu pucat," tanyanya

 

Leo menelan ludah. "Suara penyiar ini mirip banget dengan Nindi! Mungkinkah mereka orang yang sama?"

 

"Kak Leo, aku juga sempat mencurigai penyiar itu sebagai Kak Nindi waktu aku dengar suaranya di video kemarin. Tapi, kurasa itu cuma kebetulan. Lagi pula, di dunia ini ada yang wajahnya bisa begitu mirip, apalagi suara."

 

Leo menghela napas lega usai mendengarnya. " Kamu benar, mungkin memang kebetulan."

 

Dia juga tidak ingin percaya bahwa penyiar itu adalah Nindi!

 

Dia pun takut untuk memikirkan kemungkinan tersebut!

 

Sekretarisnya sontak berseru riang. "Bos, jumlah pengikut penyiar langsung ini sudah sampai 200 ribu. Penonton siaran langsungnya juga naik hingga 100 ribu!"

 

Leo segera melihat layar. "Secepat itu naiknya?"

 

"Ya. Sejak dia ikut kompetisi sampai sekarang, dia belum pernah kalah dan selalu menang dengan enteng di tiap pertandingannya!"

 

"Kalau kita bisa rekrut orang ini ke tim E-Sport kita, pasti kita akan menang di final nanti."

 

Mata Leo memancarkan perasaan senang yang luar biasa.

 

Ya, dia juga berpikir begitu.

 

Melihat dari samping, senyum Sania perlahan pudar. Kalau orang ini bergabung dengan tim E-Sport mereka, apakah masih ada tempat baginya untuk berkembang?

 

Mungkin Leo akan memberikan penghargaan pendatang baru di Festival Selebritas Internet tahun ini pada penyiar itu.

 

Hati Sania benar-benar iri, tetapi dia tidak berani mengungkapkannya.

 

Setelah dua jam melakukan siaran langsung dan memenangkan sepuluh pertandingan beruntun, Nindi berhasil naik ke peringkat 100 besar.

 

Dia tersenyum setelah melihat hasilnya.

 

Lantas, Nindi memijat pergelangan tangannya yang agak pegal, sementara hadiah mengalir tanpa henti dari para penonton di ruang siarannya.

 

Nindi mengaktifkan mikrofonnya dan berbicara, " Terima kasih atas hadiah-hadiah kalian. Besok, aku akan berusaha keras dalam peningkatan levelku. Ini kali pertama aku mencoba siaran langsung, maaf jika masih kurang pengalaman."

 

Ada komentar dari penonton A. "Dewi, kamu bisa buat tutorial menjadi penembak jitu, nggak?"

 

Penonton B pun menimpali, "Ya, aku juga mau menjadi penembak cantik dan menembak mati para cowok jahat itu!"

 

Ada juga komentar dari penonton C. "Kak Lemon, jangan cepat-cepat keluar, dong. Kamu harus tetap interaksi sama penggemar, bincang santai, dan jaga hubungan baik dengan kami."

 

"Waktu hari ini nggak cukup untuk membahas tutorial penembak jitu. Jadi, kita bahas caranya aku bisa menang sepuluh pertandingan PK tadi saja, ya, "balas Nindi.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 75 Bangkit dari Luka ~ Bab 75 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 10, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.