Bangkit dari Luka ~ Bab 82

 

Bab 82

 

Dia melihat Cakra tengah duduk di sofa. "Kapan kamu kembali?" tanyanya.

 

Cakra, yang tengah bersandar di sofa sambil berpura -pura tidur, perlahan membuka mata saat mendengar langkah kaki. "Baru saja. Hari ini sudah pergi ke sekolah?"

 

Dia melihat buku di atas meja kopi, itu adalah buku untuk mengisi formulir sukarelawan.

 

Nindi mengangguk. "Pergi mengambil dokumen," ucapnya.

 

"Si Lemon, siaran langsungmu sangat populer! Kak Leo pasti sudah tahu, 'kan? Sekarang, dia pasti benar -benar menyesal sudah kehilangan adik perempuan yang hebat seperti kamu!"

 

Zovan keluar kamar mandi mengenakan jubah mandi yang longgar dan rambut yang masih basah.

 

Raut wajah Cakra menggelap. "Balik ke kamar, pakai baju yang benar sebelum keluar!"

 

"Aduh, aku terlalu bersemangat sampai lupa."

 

Zovan segera kembali ke kamar untuk mengganti pakaian sambil berdecak. Tidak disangka - sangka, pría ini ternyata pencemburu, padahal dia berpakaian sangat tertutup!

 

Nindi pergi ke dapur, memotong buah, dan menaruhnya ke beberapa piring. Jelas terlihat bahwa Cakra agak lelah.

 

Cakra melihat ke arah nampan buah. "Apa kamu sudah putuskan aplikasi mana yang akan kamu tanda tangan kontraknya?"

 

"Masih belum ditandatangani. Aku sudah lihat kontrak Drego yang menetapkan kebutuhan jam aktifnya setiap hari. Setelah aku mulai sekolah, aku nggak punya banyak waktu untuk siaran langsung, makanya nggak bisa terlalu leluasa."

 

Lagi pula, aplikasi ini bisa digunakan untuk menyelesaikan tanpa perlu bubuhan tanda tangan.

 

Namun, tidak mendapat dukungan lalu lintas dari aplikasi.

 

Zovan mengganti pakaian dan keluar. "Mudah saja, kamu bisa langsung bernegosiasi dengan pihak Drego. Mereka pasti menyetujui syaratmu."

 

Nindi agak terkejut. "Kenapa? Dengar -dengar, isi kontrak Drego sama saja. Jarang ada perubahan buat pendatang baru."

 

Pengeculian untuk Sang Master!

 

Zovan refleks terbatuk. "Kamu bisa mengajukannya, siapa tahu? Lagi pula, kamu hebat. Aplikasi yang bisa dipakai untuk menghasilkan uang tentu nggak dijalankan oleh orang bodoh."

 

Nindi selalu merasa bahwa Zovan sedang bercanda!

 

Mungkin Zovan bisa memanfaatkan koneksi untuk bantu dirinya, tetapi Nindi tidak ingin berutang budi.

 

Nindi menggeleng. "Lupakan. Penghasilanku akhir-akhir ini sudah lumayan. Setelah mulai sekolah, pasti cukup untuk biaya sekolah dan biaya hidup."

 

Sambil memakan buah, Zovan berucap, "Lalu, bagaimana dengan Kak Leo si buta? Aku nggak percaya dia nggak bisa dengar suaramu!"

 

Cakra melihat Zovan dengan tatapan dingin. "Lagi makan saja masih nggak bisa tutup mulut, ya?"

 

Nindi tersenyum. "Hari ini, aku bertemu dengan dia di sekolah, tapi aku nggak mengakuinya. Dia juga nggak berani buat memastikan!"

 

"Dia memang merasa bersalah. Si Lemon, aku kasih tahu, nih. Siaran langsung malam ini, kamu harus benar-benar tampil. Kejutkan dia! Biar dia menyesal!”

 

Nindi menggeleng sebelum membalas, "Nggak perlu, aku cuma ingin menjauh dari mereka."

 

Nindi tidak akan membiarkan kehadiran mereka memberi pengaruh pada kehidupannya.

 

Zovan masih ingin berbicara sesuatu, tetapi tatapan Cakra menghentikannya.

 

Setelah Nindi pergi, Zovan berbisik, "Kenapa kamu nggak membiarkanku memberi ide? Biar si Lemon bisa melampiaskan amarahnya, lho?"

 

"Ingin balas dendam untuknya, tapi dia nggak perlu turun tangan."

 

Cakra sudah punya rencana di pikirannya.

 

Setengah jam sebelum siaran langsung malam hari mulai.

 

Usai Nindi aktif dan berstatus daring, banyak orang yang menunggu di ruang siaran.

 

Sanía pun ada di ruang siaran, begitu cemburu ketika dia mendapati jumlah penggemar sudah mencapai 300 ribu.

 

Bukankah penyiar itu hanya pandai main gim saja?

 

Mengapa bisa pengikutnya bertambah begitu banyak?

 

Sania melihat ke arah Leo di sampingnya, lalu bertanya, "Kak Leo, apa rencanamu sekarang?"

 

Leo menatap dingin ke arah ruang siaran langsung sambil menjawab, "Tonton dulu, baru kita bicarakan."

 

Diam-diam, Sania menggertakkan giginya.

 

Siaran Langsung Drego dengan sengaja menampilkan ruang siaran Nindi di halaman utama, sehingga Nindi langsung memperoleh banyak sekali penonton.

 

Banyak penggemar yang datang ke acara ini.

 

"Nona Lemon, Anda sangat ahli dalam mengomentari permainan. Apakah kamu pernah menjadi anggota profesional sebelumnya?"

 

"Dengar-dengar, kapten LeSky Gaming sangat ingin rekrut kamu. Ada rencana gabung dengan tim E-Sport mana?"

 

"Benar, kapten dari LeSky Gaming masih duduk di posisi nomor satu. Dia juga sedang aktif."

 

Tentu Nindi melihat nama akun penggemar peringkat satu adalah Kak Leo.

 

Dia tampak tenang saat berkata, "LeSky Gaming memang telah menghubungiku, tapi..."

 

Leo merasa jantungnya mendadak berdebar kencang.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 82 Bangkit dari Luka ~ Bab 82 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 14, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.