Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 44

 

Bab 44 Elisa Menghajar Seseorang

 

Begitu mendengar kalimat ini, Elisa langsung keluar sebelum orang lain bereaksi.

 

Dia berlari dengan sangat cepat. Entah dari mana dia mengambil tongkat kayu dan matanya terlihat sangat dingin.

 

Sudah ada banyak orang di pintu masuk gang.

 

Mereka semua adalah tetangga di sekitarnya yang baru saja pulang belanja.

 

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

 

"Aku datang untuk menemui keluarga Yuridis. Katanya dia pernah membunuh pasiennya?"

 

"Itu nggak mungkin, 'kan?"

 

"Kenapa nggak mungkin? Pengobatan tradisional itu sulit diprediksi."

 

"Aku juga memintanya memijat leherku kemarin. Jangan-jangan bakal ada masalah?"

 

"Kalau ini benar, kita nggak boleh pergi ke sana lagi..."

 

Saat Nyonya Yaputra mendengarkan pembicaraan di sekelilingnya, tangannya yang memegang tongkat menjadi pucat dan kakinya gemetar.

 

Namun, orang yang datang itu tersenyum dengan angkuh. "Pantas saja Anda bisa hidup dengan bahagia di sini, ternyata nggak ada yang tahu tentang apa yang Anda lakukan."

 

Orang itu menggelengkan kepalanya sambil mencibir, "Anda masih berpikir kalau Anda sama seperti dulu, ya? Pengobatan tradisional sudah nggak laku lagi dan Anda malah berani merebut bisnis keluarga Gerots."

 

"Aku nggak tahu apa yang kamu katakan. Minggir." Nyonya Yaputra berkata dengan dingin, lalu pergi sambil memegang tongkatnya.

 

Orang itu menghalangi jalannya dengan sombong." Heh, Nenek Tua Bangka, kenapa kamu pura-pura nggak tahu? Apa menyuruh gadis itu ke rumah sakit adalah idemu?"

 

Elisa? Nyonya Yaputra tiba-tiba mengangkat kepalanya. "Maksudmu Elisa?"

 

"Mana mungkin aku tahu nama gadis itu?" Orang itu mencibir, "Kalau bukan karena bibiku memerintahkanku untuk datang, aku nggak akan datang. Nenek Tua Bangka, kamu pasti sangat ingin menghadiri seminar medis keluarga Apdi, 'kan? Nih, aku kasih kesempatan untukmu!"

 

Orang itu melemparkan "undangan" ke arah Nyonya Yaputra. "Bukannya kamu punya kemampuan? Kalau punya kemampuan, pergi dan obati Tuan Jason. Aku ingin lihat apa nenek si*lan ...

 

Buk!

 

Elisa langsung menendangnya sebelum dia selesai bicara.

 

Tendangan itu membuat orang itu langsung jatuh berlutut dengan keras di tanah!

 

"Siapa yang berani menendangku ... " Orang itu ingin menoleh karena kesakitan.

 

Namun, Elisa meletakkan tangannya di bahunya dan berkata dengan tenang, "Ayahmu."

 

"Kamu!" Orang itu tidak bisa berdiri dan ingin memukul.

 

Elisa membungkuk dengan tegap, meningkatkan kekuatannya, dan berkata dengan perlahan, "Siapa yang tadi kamu sebut nenek si*lan?"

 

Kali ini, orang itu merasa sangat kesakitan sampai berkeringat dingin. Bahunya terasa sangat berat seperti ditindih gunung dan dia tidak bisa bergerak. "A, apa hubungannya ini denganmu?"

 

"Kesabaranku ada batasnya, lebih baik kamu bicara dengan sopan, kalau nggak..." Elisa mendekatkan mulutnya ke telinganya. "Aku akan mematahkan tulangmu."

 

Orang itu bisa merasakan kalau wanita di depannya berkata serius. Sendi di sekitar bahunya sudah terkilir. Dia merasa sangat kesakitan sampai matanya terbelalak. "No, Nona, mari kita bicarakan dengan baik-baik."

 

"Elisa." Nyonya Yaputra khawatir dengan tetangga di sekitar yang melihat; takut akan memberikan pengaruh buruk bagi Elisa.

 

Namun, Elisa tidak memedulikannya. Dia berkata dengan lembut, "Nenek, orang jahat seperti ini harus dipukuli sampai mati biar mereka nggak punya kesempatan untuk berbuat jahat lagi."

 

"Aku pikir siapa, ternyata putri palsu yang diusir itu! "Dahi orang itu berkeringat. Dia berkata dengan nada yang merendahkan, "Sebaiknya kamu melepaskanku sekarang! Satunya nenek tua yang telah membunuh orang dan satunya lagi gadis yang nggak tahu malu. Aku ingin lihat siapa yang akan pergi waktu polisi datang!"

 

Saat mendengar kata "polisi", Nyonya Yaputra mendekat dan menarik Elisa. Dia mengambil napas dalam-dalam dan menatap pria itu. "Melvern, kamu datang karenaku, jadi kalau ada masalah, katakan padaku. Ini nggak ada hubungannya dengan cucuku.

 

"Aku sudah kasih undangannya ke kamu." Melvern mengibaskan lengannya dan berkata dengan wajah sombong, "Keluarga Gerots sangat murah hati, nggak sepertimu yang mengobati pasien sambil bersembunyi. Sekarang bibiku sudah memberimu kesempatan untuk mengobati keluarga Apdi secara terang-terangan."

 

Nyonya Yaputra menatapnya. "Apa tujuan Fenny?"

 

"Siapa yang mau melakukan sesuatu padamu yang sudah seperti ini?" Melvern meremehkannya. " Kalau kamu nggak berani karena keterampilan medismu yang payah, katakan saja. Kamu takut salah lagi menggunakan obat dan membunuh pasienmu, 'kan?"

 

Setelah kata-kata itu terdengar, pandangan orang-orang di sekitar berubah. Mereka mulai berbisik satu sama lain.

 

Nyonya Yaputra membeku di tempat dan tangannya juga tidak bergerak...

 

Melvern tertawa dengan bangga. "Aku tahu kamu ...

 

"Tiga hari lagi? Keluarga Apdi?"

 

Tiba-tiba, senyum yang penuh arti menghentikan kata-katanya.

 

Bab Lengkap

Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 44 Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 44 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.