The First Heir ~ Bab 2274

                             

sumber gambar: google.com


Bab 2274

Suara mendesing akibat tombak menabrak udara dengan kecepatan super tinggi. Dan tombak logam besar itu menusuk langsung ke Fulton Hush.

 

Mata Fulton Hush menyipit.

Dia merentangkan tangan kosongnya dan menyatukan telapak tangannya dengan dadanya.

 

Dalam kecepatan yang tak terlihat oleh mata, kedua telapak tangan Fulton Hush telah memegang langsung kepala tombak logam besar itu.

 

Percikan-percikan api yang menyilaukan dari suhu yang super tinggi sudah cukup untuk melelehkan semua materi yang dilewati.

 

Ditambah momentum yang sangat besar yang dibawa oleh tombak logam besar itu langsung mendorong Fulton Hush terbang ke udara sejauh ratusan meter.

 

Whoosh!

 

Detik berikutnya, Fulton Hush, bersama dengan tombak logam besar, menembak langsung ke arah puncak gunung Sion di Pulau Arcadia.

Menabrak puncak gunung, menghasilkan lubang yang besar.

 

Asap mengepul ke udara,  menyebar dengan cepat oleh hembusan angin.

 

Raja para Murid berambut pirang dan bermata biru dari Pintu Ketujuh itu melayang ke udara hanya untuk memastikan bahwa Fulton Hush sudah tamat.

 

Sudut mulutnya turun ke bawah, dengan ekspresi mencemooh dia memandang gunung yang berjarak ratusan meter jauhnya, dia tersenyum dan berkata : "Huh! Ternyata Raja para Murid dari Pintu Ketujuh di kekaisaran ini kekuatannya tidak lebih dari itu! Ayo pergi!”

 

Raja para murid berambut pirang dan bermata biru itu berbalik dan hendak pergi.

 

Tapi, detik berikutnya!

 

Di dalam puncak yang berlubang besar itu, ada kilatan cahaya yang dingin mengandung niat membunuh.

 

Tiba-tiba dari dalam lubang besar di puncak gunung Sion, tombak logam besar menembak secara langsung, membawa kekuatan guntur dari langit, menarik perhatian semua yang menyaksikannya.

 

Whoosh!

 

Tingkat energi yang dibawa oleh tombak yang melesat itu, telah menembus ke level setengah langkah di sisi lain.

 

Dalam sekejap mata, tombak itu menembus raja murid yang berada pada posisi paling belakang.

 

Raja para Murid dari kerajaan Tersembunyi, sebelum dia bisa mengerti dan bereaksi terhadap apa yang terjadi, dia melihat dadanya yang ditusuk oleh cahaya dingin, dan pada saat berikutnya, tubuhnya meledak dan berubah menjadi abu.

 

Tidak berhenti sampai di situ, kekuatan tombak itu tidak berkurang sama sekali, terus langsung menuju ke raja para murid yang lainnya, dari pintu keenam.

 

Berbeda dari korban sebelumnya,  raja para murid ini sudah menyadari datangnya bahaya.

 

Raja para murid dari pintu keenam ini, mengerahkan semua energi di tubuhnya. Dengan menggunakan kendali atas atribut air, dia mengangkat tangannya, membuat gerakan seperti naga menyapu ombak yang menyerap air, hasilnya membentuk tujuh lapisan gelombang air pelindung  di depannya.

 

Akan tetapi...

 

Bang bang bang!

 

Tombak dengan cahaya bintang kecil itu langsung menembus tujuh lapis pelindung dengan tanpa ampun.

Momentum tombak itu sungguh tak terkalahkan.

 

Pfft!

 

Raja para Murid ini mati dengan lubang di dadanya yang tembus sampai ke belakang.

 

Setelah tombak itu menembus Raja para Murid dari pintu Keenam, masih dengan kekuatan yang tak berkurang sedikitpun, tombak itu langsung menuju Raja para Murid terakhir yang berambut pirang bermata biru  dari Pintu Ketujuh.

 

“Kamu mencari kematian!”

 

Raja para murid berambut pirang itu meraung dalam bahasa kerajaan tersembunyi.

 

Kemudian, dia mengangkat tangannya membuat gerakan meraih tombak.

 

Pada saat tombak itu mendekati raja murid berambut pirang, tombak itu seperti mengenai perisai yang sangat keras, sehingga seluruh tombak itu hancur berkeping-keping.

 

Saat berikutnya, Raja para murid berambut pirang menaikkan kepalanya, memandang ke kejauhan, ke puncak gunung Sion.

 

Dengan gerakan sapuan tangannya, menghasilkan udara di sekitarnya penuh dengan zat logam. Logam-logam ini terus melayang di udara dan tidak lama kemudian di belakangnya, tombak dan pedang ksatria yang tak terhitung jumlahnya terbentuk.

 

Tombak-tombak dan pedang-pedang panjang ksatria ini bersinar dengan kilatan metalik yang magis.

 

“Atas nama Knights of Lancelot, aku akan memberimu kehancuran!”

 

Setelah itu, raja para murid berambut pirang mengangkat tangan kanannya dan menghadapi sosok yang berdiri di puncak gunung yang berlubang.

Lalu dia membuat gerakan melempar ke arah puncak gunung.

   

Whoosh!

 

Hujan pedang dan tombak di langit melesat kencang menuju puncak gunung.

 

Kekuatan dan fluktuasi energinya yang mengerikan cukup untuk menembus seluruh Pulau Arcadia.

 

Hujan pedang dan tombak ini terefleksikan oleh permukaan air laut, sehingga menampilkan pemandangan seperti kejadian apokaliptik.

 

  

Bab Lengkap

The First Heir ~ Bab 2274 The First Heir ~ Bab 2274 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 21, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.