Membakar Langit ~ Bab 82

 

Bab 82

 

"Lalu, kita harus bagaimana? Kalau kita nggak segera melarikan diri, kita semua akan mati di sini. Aku siap mengorbankan nyawa untuk melindungi Nona Yunna."

 

James juga sadar bahwa kemampuannya tidak cukup. Modalnya saat ini hanya tekad dan keberanian.

 

"Kamu saja yang membantu Yunna melarikan diri. Aku akan menghadapi kedua orang itu."

 

Adriel akhirnya berbicara.

 

"Jangan! Mahaguru Yudha saja bukan tandingan mereka. Kamu bisa terbunuh."

 

Yunna segera melarang.

 

"Yudha memang nggak sanggup, tapi itu bukan berarti aku nggak mampu. Biar aku coba dulu."

 

Sementara itu, pria buruk rupa tadi bersiap menyerang Yudha. Adriel yang menyadari hal ini segera bertindak dan melayangkan tinjunya ke arah pria buruk rupa itu.

 

Pria buruk rupa itu terdorong mundur beberapa langkah, sedangkan Adriel hanya mundur setengah langkah.

 

Adriel lalu membantu Yudha berdiri dan berkata, "Pergilah, lindungi Yunna saat melarikan diri."

 

Yudha terkejut setelah melihat bahwa Adriel tidak hanya mampu menghentikan serangan pria buruk rupa tadi, tetapi juga mendesaknya mundur. Seketika itu juga, dia menyadari kekuatan Adriel. Pemuda ini setidaknya seorang mahaguru tingkat ketiga.

 

"Kamu ... kamu juga mahaguru tingkat ketiga?"

 

"Bukan."

 

Adriel menjawab dengan tenang.

 

Dia memang bukan mahaguru tingkat ketiga, melainkan tingkat keempat.

 

Dua tanaman rumput air liur naga pemberian Bagas beserta ginseng dan akar wangi ungu telah Adriel serap seluruhnya saat mandi obat. Kekuatannya meningkat pesat dan telah mencapai tingkat keempat.

 

Seandainya masih di tingkat ketiga, dia juga tidak akan sanggup menghadapi kedua orang itu.

 

Namun, sebagai mahaguru tingkat empat, dia berpeluang besar untuk mengalahkan dua mahaguru tingkat ketiga.

 

"Aku ingat sekarang! Mereka pasti pasangan pembunuh jahat yang dikenal dengan sebutan Dua Iblis Lembayung Perak. Keduanya adalah mahaguru tingkat ketiga. Saat beraksi bersama, mereka bahkan mampu mengalahkan mahaguru tingkat empat."

 

Yudha tiba-tiba berseru.

 

"Sudah, jangan banyak bicara. Cepat pergi!" seru Adriel.

 

Dengan keadaannya yang sudah terluka parah, Yudha tahu bahwa dirinya tidak sanggup bertarung lagi. Jika berlama- lama di tempat ini, dia pasti akan mati. Adriel telah memperlihatkan kekuatannya, jadi dia tidak perlu terlalu banyak berpikir dan harus segera melarikan diri.

 

Berhubung takut mati, Yunna yang menolak pergi langsung dipukul pingsan oleh Yudha dan dibawa lari.

 

James tidak punya pilihan selain mengikuti Yudha. Jika memaksa untuk tetap tinggal, dia hanya akan menjadi beban dan tidak bisa membantu Adriel sama sekali.

 

Dua Iblis Lembayung Perak kakak beradik itu tumbuh di panti asuhan dan dibesarkan oleh kepala rumah sakit. Mereka sangat kejam dan memiliki pikiran yang menyimpang.

 

Sang kakak, Dorian Ediger, si pria buruk rupa itu, sangat menyukai wanita cantik. Setiap wanita incarannya akan diperkosa terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh dengan keji.

 

Sedangkan sang adik, Diana Ediger, adalah seorang wanita yang terlahir cantik. Namun, sayang, dia juga pernah dilecehkan secara seksual oleh kepala rumah sakit. Setelah membunuh kepala rumah sakit dan orang-orang yang pernah menganiaya mereka, kedua bersaudara ini membakar panti asuhan itu.

 

Karena pengalaman masa kecilnya itu, Diana memiliki pikiran yang menyimpang. Dia suka mengencani pria tampan dan akhirnya membunuh mereka, sama seperti Dorian, kakaknya.

 

Setelah bersenang-senang dengan korbannya, dia akan memotong organ vital, mencungkil mata dan mengambil jantung mereka.

 

Kakak beradik ini terkenal di dunia persilatan Nambia karena kekejaman dan kegilaan mereka.

 

Ketika melihat Yudha melarikan diri, Dua Iblis Lembayung Perak tidak menghalangi ataupun mengejar.

 

Toh setelah membereskan Adriel, mereka akan langsung mendatangi kediaman keluarga Millano.

 

Dorian mendengar dari Doni bahwa putri kedua keluarga Millano, Nona Yunna, memiliki kecantikan yang menawan. Inilah salah satu alasan kedua bersaudara itu menerima tugas ini.

 

"Kamu pasti Adriel, ya?"

 

Diana menatap Adriel dengan penuh minat. Matanya mengerling menggoda.

 

"Kamu tampan sekali. Benar-benar nggak mengecewakan."

 

Dengan langkah genit, Diana berjalan mendekat. Pinggulnya bergoyang dan kerah bajunya yang rendah memperlihatkan belahan dada yang memikat. Dengan penampilannya itu, setiap pria yang melihatnya pasti akan terpesona.

 

Hari ini, Adriel berlatih terlalu keras dan mandi obat. Selain itu, dua tanaman rumput air liur naga juga memperbanyak energi hangat yang menumpuk di tubuhnya. Meskipun sudah berusaha keras mengendalikan diri, tetap saja gairah Adriel terbakar.

 

Bahkan seorang mahaguru alam bawaan terkadang harus menyerah pada kodratnya sebagai manusia.

 

"Aku rasa kita tidak usah bertarung. Ada hotel di dekat sini, bagaimana kalau kita pindah ke sana?"

 

Diana mencoba membujuk Adriel.

 

"Nggak!" jawab Adriel tegas,

 

"Aku jamin, kamu akan mati dengan perasaan bahagia."

 

Merasa yakin dengan pesonanya, Diana terus berbicara dengan percaya diri.

 

"Sayangnya, aku masih belum ingin mati, "sahut Adriel dengan suara yang dalam.

 

"Kalau memang punya kemampuan, kamu juga boleh membunuhku setelah itu. Aku nggak keberatan mati di tanganmu."

 

Senyum Diana merekah.

 

"Diam!"

 

Adriel tidak ingin mendengarkan perkataan Diana lagi. Jika wanita itu terus berbicara, konsentrasinya bisa buyar.

 

Dia langsung menerjang dan meninju ke arah Diana.

 

"Kenapa kamu langsung menyerang? Simpan tenagamu agar kamu bisa menyiksaku sepuasnya di tempat tidur."

 

Diana tertawa terbahak-bahak. Dengan kecepatan tinggi, dia menghindari pukulan Adriel dengan mudah.

 

"Berani melawan kecepatanku?"

 

Adriel mengalirkan energi sejati dari pusat energinya ke kaki. Setelah meningkatkan kecepatannya, dia kembali menyerang Diana.

 

Diana menggunakan teknik cakar, mirip seperti jurus cakar elang. Dengan kekuatan seorang mahaguru tingkat ketiga, jemarinya mampu mengoyak pintu mobil dengan mudah.

 

Meskipun minim pengalaman bertarung, tingkatan Adriel lebih tinggi dari Diana sehingga dia mampu mengimbangi. Namun, setelah bertukar lebih dari dua puluh jurus, lengan Adriel tergores oleh cakar Diana dan mengeluarkan darah.

 

"Maaf, ya aku terlalu kasar sampai melukaimu."

 

Diana menjulurkan lidah dan menjilat darah Adriel di jarinya sambil terus menggoda, "Apa kamu tahu, berapa banyak pria yang ingin bersamaku? Kenapa kamu menolak? Apa aku kurang cantik dan seksi?"

 

Adriel mengepalkan tinjunya erat-erat dan menjawab dengan dingin, "Kamu adalah wanita murahan yang nggak tahu malu. Aku nggak tertarik dengan wanita semacam itu."

 

"Kamu benar sekali. Memang sudah seharusnya kamu ingin membunuhku wanita malang yang jahat ini."

 

Diana berbicara sambil tertawa, terus memprovokasi.

 

Adriel hampir tidak bisa berkata-kata. Dia belum pernah bertemu dengan wanita seperti ini.

 

Setelah bertukar lebih dari dua puluh jurus, Adriel mulai memahami pergerakan Diana. Dia sengaja mengulur pertarungan untuk mengumpulkan pengalaman.

 

"Rasakan ini!"

 

Adriel kembali menyerang dan Diana bersiap menerima serangannya. Namun, gerakan Adriel kali ini lebih cepat dan kekuatannya juga lebih besar dari sebelumnya. Dengan kekuatan empat lembu, pukulan Adriel menghantam Diana dan mengempaskan wanita itu ke mobil.

 

Ekspresi Diana akhirnya berubah. Dia merasakan bahwa kekuatan di pukulan Adriel jauh melebihi kekuatannya.

 

Awalnya, dia mengira Adriel mampu mengempaskan Dorian karena kakaknya itu ceroboh.

 

"Kamu... mahaguru tingkat empat?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 82 Membakar Langit ~ Bab 82 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.