Membakar Langit ~ Bab 89

 

Bab 89

 

Yudha langsung salah tingkah dan berkata, " Mahaguru Adriel, siang tadi aku belum tahu kekuatanmu, jadi kata-kataku mungkin sudah menyinggungmu. Aku minta maaf. Kita sama-sama mahaguru, jadi kita harus saling menghormati."

 

"Kamu memang harus menghormatiku, tapi aku nggak perlu menghormatimu."

 

Usai berbicara, sosok Adriel memelesat menyerang Yudha.

 

Yudha melihat datangnya serangan dan berusaha melawan. Namun, tinjunya ditangkap oleh Adriel dengan mudah dan sebuah tamparan mendarat keras di wajah Yudha.

 

Tamparan Adriel tidak main-main. Yudha langsung terpental dan terguling-guling di lantai.

 

Mulut Yudha meneteskan darah, satu gigi gerahamnya juga tanggal.

 

"Pak Adriel! Aku adalah mahaguru dan tamu kehormatan. Beraninya kamu menyerangku! "

 

Yudha murka dan segera berteriak.

 

Plak!

 

Adriel memelesat dan sekali lagi menampar Yudha. Pria tua itu pun kembali dibuat terguling-guling di lantai.

 

"Tamu kehormatan? Kamu bukan siapa- siapa di depanku."

 

Adriel berbicara acuh tak acuh.

 

Wajah Yudha membengkak dan merah seperti tomat. Terlihat jelas bekas telapak tangan Adriel yang merah menyala di pipinya. Rasa sakit membuatnya tidak bisa berbicara dengan lancar.

 

"Am... ampun! Jangan pukul lagi... aku minta maaf."

 

Yudha ketakutan dan tidak berani keras kepala lagi. Dia buru-buru meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

 

Adriel menarik kerah Yudha dan melemparkan pria itu ke depan Yunna dan Wina.

 

"Minta maaf pada mereka!"

 

Yudha tidak berani membantah dan segera berkata, "Maafkan aku, Nona Yunna, Nona Wina."

 

"Tugas Mahaguru Yudha sudah selesai. Jadi, sekarang kamu boleh pergi."

 

Yunna tidak ingin mempersulit Yudha, apalagi dia adalah tamu keluarga utama. Dia tidak boleh mempermalukannya.

 

"Terima kasih. Nona Yunna benar-benar murah hati. Kalau begitu, aku pamit dulu."

 

Yudha merasa lega. Dia sempat takut Adriel akan membunuhnya di tempat.

 

Dia sadar, meskipun dirinya adalah tamu kehormatan keluarga utama, kekuatan Adriel jauh di atasnya. Selain itu, Adriel juga masih muda. Dunia bela diri sangat menghargai talenta-talenta muda.

 

Kalaupun masalah ini dibawa ke keluarga utama, mereka juga pasti akan mendukung Adriel.

 

Usai berbicara, Yudha pergi dengan lesu. Tidak ada lagi kegagahan dan kesombongan yang pernah dia tunjukkan saat pertama kali datang.

 

"Rasakan! Dasar orang tua nggak tahu diri. Mentang-mentang tamu kehormatan keluarga utama, dia merasa dirinya paling hebat. Siang tadi, dia juga sok menggurui Pak Adriel tanpa mengaca pada kemampuannya sendiri."

 

Wina langsung mengejek tanpa ragu.

 

Adriel berbalik dan berkata kepada Simon, " Pak Simon, maaf. Aku menampar tamu keluarga Millano. Kalau keluarga utama mempermasalahkan hal ini, cari saja aku."

 

"Pak Adriel nggak salah. Orang tua itu memang angkuh, semua ini salahnya sendiri. Pak Adriel sudah memberinya pelajaran."

 

Simon segera menanggapi sembari tersenyum.

 

"Pak Adriel, apa benar kamu sudah membunuh Iblis Perak?"

 

Yunna bertanya.

 

Adriel mengangguk. Sebelumnya, Yunna

 

telah mencari informasi tentang Dua Iblis

 

Lembayung Perak. Dia tahu bahwa kedua bersaudara itu terkenal jahat dan sangat kuat.

 

Tanpa disangka-sangka, Adriel berhasil membunuh salah satunya dan melukai yang lain.

 

"Jadi ... kamu sebenarnya mahaguru tingkat berapa?" tanya Yunna lagi dengan penasaran.

 

"Tingkat empat."

 

Begitu mendapatkan jawaban pasti dari Adriel, semua orang di keluarga Millano terkejut.

 

Mahaguru tingkat empat sudah sangat hebat. Namun, yang lebih menakjubkan adalah Adriel masih begitu muda.

 

"Pak Adriel benar-benar genius bela diri yang luar biasa! Semuda ini sudah mencapai tingkat keempat. Sebelum usia tiga puluh, kamu pasti bisa menembus tingkat kebangkitan sejati dan memasuki tingkat puncak kebebasan."

 

Simon angkat bicara.

 

Setelah mencapai tingkat kebangkitan sejati, berikutnya adalah tingkat puncak kebebasan. Mereka yang mencapai tingkat ini disebut sebagai mahaguru tingkat puncak kebebasan.

 

Kekuatan ahli bela diri di tingkat ini seperti seekor gajah. Mereka mampu melepaskan energi sejati dan membungkus benda dengan energi pedang. Di tangan mereka, sehelai daun atau rumput bisa menjadi senjata.

 

"Pak Adriel, kamu memang luar biasa!"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 89 Membakar Langit ~ Bab 89 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.