Bab 100
Dia ikut
Siaran Langsung Drego tanpa terpikirkan pamer!
Nindi hanya
enggan tinggal di aplikasi Siento, lalu dikendalikan oleh orang-orang dari
keluarga Lesmana.
"Sudahlah.
Jangan banyak bicara."
Nando
cepat-cepat melerai sambil melihat Leo." Tapi, apa yang kamu lakukan
sebelumnya, kata-katamu memang menyakitkan. Seharusnya, kamu minta maaf sama
Nindi!"
Leo dengan
canggung berkata, "Aku minta maaf nggak masalah, tapi dia nggak boleh
gabung Tim E-Sports, nggak boleh tanda tangan kontrak dengan Drego!"
Dia tahu,
Nindi sengaja melakukan itu untuk membuat dia kesal.
Dia bisa
minta maaf, tetapi Nindi tidak bisa terus bersikap begitu.
Nando
menghela napas lega seraya berjalan mendekat ke Nindi, "Nindi, pilihanmu
untuk tanda tangan dengan siaran langsung lain pun aku rasa nggak tepat.
Industri ini rumit, hatiku nggak tenang. Tanda tangan dengan perusahaan kakakmu
adalah pilihan terbaik, menurutmu bagaimana?"
Nindi menatap
dengan tajam dan tegas. "Aku pilih siapa saja buat tanda tangan kontrak
karena itu hak aku."
"Aku
yang nggak tenang, Nindi. Kakakmu sudah menyadari apa yang salah dan berjanji
nggak akan mengulangi kesalahannya yang sama. Kamu jangan marah terus, dong."
Nindi
tersenyum tipis. "Aku nggak marah, kok."
Merekalah
yang terus-menerus mengganggunya.
Dia berbalik
dan pergi, tidak banyak bicara lagi dengan mereka.
Leo melihat
punggung Nindi, merasa tidak terima. " Kak Nando, coba lihat sikap dia.
Aku sudah bilang minta maaf, dia mau apa lagi?"
"Leo,
kamu sendiri yang membuat masalah ini. Kamu yang harus cari cara buat minta
maaf sampai dapat maafnya Nindi."
Leo langsung
tutup mulut, tidak lagi berbicara. 'Mau apa lagi, sih? Padahal, Nindi yang
pertama kali cari gara-gara denganku!' batin Leo. 2
Dia saja
tidak meributkan lagi, mengapa Nindi masih tidak ingin memberikan maaf?
Leo
mendongak, lalu mendapati Nindi sudah masuk kerumunan. Banyak orang yang
mendekat dan menyapa adiknya, bahkan ikut foto bersama.
Nindi di
kerumunan itu terlihat tenang, benar-benar berbeda.
Perubahan
Nindi selama ini memang besar.
Sanía, yang
ada di samping, melihat Nindi dikelilingi banyak orang penuh rasa iri di
hatinya. 2
Dia sudah
berdandan rapi dan datang kemari untuk tampil hari ini.
Tidak
disangka, semua perhatian hari ini justru direbut Nindi.
Sania menatap
gelas anggur di tangannya, langsung memegang sebuah ide. Jadi, dia berjalan
menuju Nindi.
Sania
tersenyum. "Nindi, ternyata kamu di sini, ya."
Nindi menoleh
dan melihat Sania datang membawa gelas anggur.
Alis Nindi
agak berkerut melihat ekspresi bak bunga teratai putih dari wajah Sania.
Otomatis, Nindi bisa menebak bahwa Sania punya niat tidak baik padanya.
Setiap kali
melihat Sania dengan ekspresi seperti itu, pasti akan ada masalah.
Itulah
pengalaman dari kehidupan sebelumnya!
Hari ini, dia
terlihat tampil mencolok hingga Nindi menginjak area sensitif Sania. Jadi,
bunga teratai putih ini berniat melakukan trik lama lagi.
Sania berdiri
di samping Nindi dengan ekspresi yang terlihat tidak berbahaya, melihat ke
sekitar para tokoh terkenal, lalu berkata, "Halo semua, aku Sanía, adik
dari Nindi."
Pelatih Tim
E-Sports, Guntur, lekas mengejek, " Jadi, kamu yang gantikan posisi Nindi
di tim dan hampir kalah di pertandingan hidup-mati itu?"
Senyum Sania
langsung hilang.
Sanja pun
tersenyum, lebih buruk dari tangisnya. " Kemampuan aku bermain gim memang
nggak sebaik Nindi, tapi dia nggak mau gabung dengan tim. Jadi, aku yang
menggantikan Kalau dia mau kembali, aku siap menyerahkan posisinya kapan
saja."
Nindi hanya
menyeringai dingin. "Nggak perlu kamu kasih posisi apa pun."
Dia nggak ingin melihat Sania lagi, sehingga dia memutar tubuh untuk mengambil buah di meja.
"Nindi, tunggu dulu."
Sania
tiba-tiba mengejar Nindi. Tanpa sengaja, dia menginjak rok Nindi, lalu
menuangkan anggur dari gelasnya ke arah Nindi.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: