Bangkit dari Luka ~ Bab 99

 

 Bab 99

 

Nindi melihat kehadiran Kak Nando dan Kak Leo tanpa reaksi apa pun di wajahnya.

 

Dia menatap Guntur dengan tenang, lalu berkata, " Kalau begitu, kita atur waktu lain nanti."

 

Guntur mengangguk, lalu beralih menatap Leo." Kenapa? Aku nggak salah bicara, 'kan? Adik perempuanmu bakatnya sebesar ini. Kalau aku, pasti dijaga baik-baik, dimanjakan, dan diberi prioritas sepenuh hati." 5

 

"Siapa pula yang akan bersikap seperti seseorang di sini? Malah perhatian sama adik pura-pura yang biasa-biasa saja, belum lagi menekan adik kandungnya yang sungguh berbakat. Bukankah ini bagai membuang berlian demi kerikil?"

 

Wajah Leo langsung kebiruan karena marah. "Apa yang kamu tahu? Kamu nggak paham apa-apa!"

 

Dia tidak sedang menekan Nindi!

 

Leo justru lebih berminat dari siapa pun supaya Nindi tetap di tim LeSky Gaming untuk mengikuti final!

 

Dia hanya sedang berselisih kecil dengan sang adik.

 

Setelah Guntur pergi, para pelatih tim lain yang sudah menunggu kesempatan langsung mendekati Nindi untuk mengobrol dengannya, bahkan memberikan kartu nama mereka.

 

Leo, yang ditinggalkan sendirian di samping, hanya bisa melihat Nindi dan posisinya yang sedang menjadi pusat perhatian banyak orang.

 

Diam-diam Leo berpikir, jika Nindi tidak peduli orang-orang ini dan tidak bergabung dengan tim E-Sports.

 

Dia akan menundukkan kepala di hadapan Nindi, bahkan enggan mempermasalahkan sikapnya yang memanfaatkan dia seperti ini.

 

Akhirnya, Nindi mengumpulkan tumpukan kartu nama yang dia dapat. Nindi pun tidak menyangka bisa seperti ini.

 

"Nindi, selamat."

 

Setelah orang-orang lain pergi, barulah Leo berani mendekat dan berbicara dengan hati-hati, memperhatikan Nindi dengan cermat.

 

Leo merasa, Nindi memang sudah banyak berubah.

 

Nindi menatap Leo sejenak, lalu menjawab, "Terima kasih."

 

Leo tidak bisa menahan diri dan langsung bertanya, "Nindi, kamu belum jawab pertanyaanku, kenapa harus menyembunyikan ini dari aku? Biar seru saja? 11

 

Nindi menatap Leo dengan sorot datar, melihat ketidaknyamanan di mata Kak Leo.

 

'Aneh. Apa Kak Leo merasa bersalah sekarang?'

 

Nada datar Nindi terdengar saat berbicara, "

 

Sebenarnya, setelah ujian terakhir, aku berniat memberitahumu. Tapi, waktu itu kamu bilang apa di kamarku? Perlu aku ulangi, nggak?"

 

Suaranya lembut dan tegas, tetapi terasa bagai pisau tajam yang menusuk langsung ke dada Leo.

 

Leo teringat dengan perkataannya hari itu, sehingga dia langsung merasa begitu canggung.

 

Saat itu, dia sangat percaya diri. Kini, kata-katanya justru menjadi tamparan keras di wajahnya.

 

Matanya mulai kemerahan. "Lalu, kenapa waktu itu kamu nggak bilang ke aku?"

 

"Aku nggak punya kewajiban untuk bicara."

 

"Memangnya nggak ada kewajiban?"

 

Leo maju, mencoba menghalangi Nindi. "Aku kakak kandungmu. Aku pikir, permasalahan kita selama ini nggak pernah menjadi masalah besar. Waktu itu, aku salah bicara. Kamu bisa bilang dan membenarkanku, kenapa nggak bilang?"

 

Kalau Nindi bicara saat itu, mungkin kejadian-kejadian berikutnya tidak akan terjadi.

 

Mungkin Nindi tidak akan bergabung dengan Siaran Langsung Drego.

 

Nindi terdiam. Dia mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak aman.

 

Tindakan Nindi yang begitu dingin dan jauh ini membuat Leo amat sedih.

 

Di sampingnya, Luna dan nada sarkastiknya berkata, "Gadis ini sudah banyak menderita akibat Sania si bunga teratai putih itu. Sekarang, kalian juga merasakan penderitaan yang sama. Baru saja mulai, sudah nggak tahan? Bisa dibayangkan betapa sulitnya Nindi selama ini!"

 

Leo spontan membela diri. "Makanya aku tanya dia, kenapa nggak bilang? Kalau dia bilang waktu itu, nggak akan terjadi hal-hal begini, 'kan?"

 

Luna kembali meninggikan suara, "Jadi, maksudmu, semua salah Nindi?"

 

"Memang bukan salah dia?"

 

Leo menjawab dengan cepat, tetapi dia ragu seraya menatap Nindi dengan cemas. "Kita satu keluarga. Kenapa nggak bisa menyelesaikan masalah pakai mengobrol? Identitasmu sengaja disembunyikan, hadir di Drego, tentu bukan untuk pamer, 'kan?"

 

Nindi agak mengangkat alisnya. "Kalau kamu mau berpikir begitu, sudah nggak bisa aku ubah lagi."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 99 Bangkit dari Luka ~ Bab 99 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 22, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.