Bangkit dari Luka ~ Bab 288

 

Bab 288

 

"Gaya bicara yang bagus itu juga salah satu bentuk kemampuan."

 

Nindi langsung berbalik badan dan pergi.

 

Darren kesal setengah mati, "Harusnya aku nggak usah datang hari ini!"

 

Sania dalam hati agak senang, "Kak Darren, ini salahku. Aku nggak seharusnya bilang soal ini ke kakak. Aku pikir kalau kamu ke kampus, kamu bisa baikan sama Nindi, terus kita sekeluarga bisa hidup bareng lagi kayak dulu. Tapi aku nggak nyangka Nindi nggak menghargai niat baikmu!"

 

"Sania, kamu kok ngomong gitu? Nindi bukan nggak menghargai niat baik kita, tapi dia memang baik-baik aja tanpa kita," Leo menimpali.

 

Dia merasa kata-kata Sania tadi membuatnya merasa aneh.

 

Ada sesuatu yang terasa tidak nyaman!

 

Sania membuka suara hati-hati, "Kak Leo, apa aku salah ngomong lagi ya?"

 

Darren langsung menyahut, "Sania, ini bukan salah kamu. Nindi memang begitu, sombong dan keras kepala. Aku tunggu saat dia nggak bisa menyelesaikan masalah sendiri, kita lihat nanti apa yang bakal dia lakukan!"

 

Sania menundukkan kepala dengan ekspresi sedih, " Aku nggak akan bertindak sendiri lagi deh, biar nggak disangka macem-macem..."

 

Darren langsung melirik Leo, "Kamu kenapa, Leo? Jangan kayak Nando, ya."

 

Leo merasa sangat tertekan. Tadi dia hanya bilang yang sebenarnya, kata-kata Sania memang tidak pantas.

 

Kenapa malahan seperti semua ini salah dia.

 

Sambil memandangi Sania yang membantu Darren ke mobil, Leo merasa ada sesuatu yang membuat dia tidak nyaman.

 

Belakangan ini dia selalu bertentangan dengan Sania, dia sering merasa Sania banyak berubah.

 

Setelah keluar dari gedung kuliah, Nindi langsung menuju gym di luar untuk berlatih tinju!

 

Setelah mengganti pakaian, dia tiba-tiba ingat sesuatu, lalu mengambil ponselnya untuk mengirim pesan ke Sania, "Jangan lupa soal janji kamu ke aku! 11

 

Dia masih ingat baik-baik soal urusan itu.

 

Di saat yang sama, Sania sudah duduk di mobil.

 

Melihat pesan dari Nindi, dia langsung panik dan buru-buru menghapus pesan itu sambil merasakan jantungnya berdetak kencang.

 

Sania memiringkan kepala dan menatap Darren, " Kak Darren, soal investasi kamu di proyek kecerdasan buatan milik Kak Nando, aku boleh ikut belajar nggak?"

 

"Kamu belajar ini buat apa?"

 

"Kan aku mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga. Aku nggak mau jadi anak yang cuma tahu ongkang-ongkang kaki. Aku juga mau bantu Kak Darren."

 

Darren mengangguk puas, "Kamu memang lebih pengertian daripada si serigala putih yang nggak tahu diri itu."

 

Senyuman Sania menjadi agak kaku, dia langsung terdiam tidak berani berbicara lagi.

 

Setelah mengirim pesan ke Sania, Nindi langsung mulai berlatih tinju.

 

Seperti biasa, dia dihajar habis-habisan di sana, lalu pulang ke apartemennya.

 

Karena akhir pekan tidak ada kelas, dia juga harus siap-siap untuk siaran langsung. Minggu lalu, dia belum sempat siaran.

 

Namun, kali ini, waktu mulai siaran, dia merasa ada yang aneh dengan komentar penonton.

 

"Kamu sama Kapten LeSky Gaming itu beneran pacaran nggak?"

 

"Katanya kamu dan Seno bikin heboh di asrama cewek, terus kamu lempar semua masalah ke Seno?"

 

"Kok kamu tega banget, sih? Udah mainin perasaan Seno, terus ninggalin dia?"

 

"Seno tadi siang baru nembak kamu, malamnya udah main ke asrama kamu. Progres kalian cepet banget, ya!"

 

Melihat komentar para haters ini, Nindi langsung sadar, iní pasti ulah keluarga Morris. Mereka ingin menjatuhkan nama baiknya dengan tuduhan-tuduhan menjijikkan.

 

Dia mengaktifkan mikrofonnya, "Seno itu sampah. Dia pakai posisi sebagai kapten buat ngerusak banyak wanita. Dia bahkan merekam video dan foto buat mengancam mereka. Aku nggak sebodoh itu sampai mau sama dia!"

 

"Kamu bilang Seno punya video dan foto itu, tapi nggak ada yang pernah lihat buktinya. Kamu cuma bikin fitnah!"

 

"Iya, tunjukin dong videonya kalau emang ada, biar kita percaya!"

 

"Kamu ini kan cuma streamer yang kerjanya nemenin cowok tidur buat cari duit. Mungkin aja kamu sama Seno gagal negosiasi harga, makanya begini!"

 

Suara Nindi jadi lebih dingin, "Hei haters! Kalian bisa fitnah aku, tapi video dan foto itu buat para korban adalah senjata pembunuh yang mematikan. Kalian punya muka tebal banget sampai bisa ngomong kayak gini. Apa waktu lahir, otak kalian lupa dikasih sama ibu kalian?"

 

"Ngomong banyak gini, kalau nggak bisa kasih bukti, artinya kamu cuma bohong!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 288 Bangkit dari Luka ~ Bab 288 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.