Bangkit dari Luka ~ Bab 477

 

Bab 477

 

Nindi menyeringai dingin. Jadi, ternyata dia juga bisa kehilangan kendali.

 

Brando dan Nando berdiri di sisi Nindi, dengan jelas menunjukkan bahwa mereka berada di pihak yang sama.

 

Darren menunjuk Brando dan Nando dengan penuh amarah, "Kalian berdua benar-benar nggak tahu diri! Kalau bukan gara-gara aku, apa kalian pikir perusahaan ini bisa berdiri? Lalu sekarang, kalian malah menyerahkan semua saham ke Nindi. Kalian sudah gila, ya?"

 

Nando hanya bisa tersenyum pahit, "Kak, justru kamulah yang gila. Nindi itu adik kita, dia bukan musuh."

 

Dia benar-benar tidak mengerti. Mengapa sang kakak bisa sampai segila ini?

 

Di sisi lain, ada Sania yang juga terlihat kesal. Bagaimana mungkin Brando dan Nando memilih berpihak pada Nindi, bahkan sampai menyerahkan saham mereka kepadanya?

 

Jika Nindi menjadi pemegang saham terbesar, maka seluruh rencananya akan sia-sia!

 

Sania tidak terima, lalu berkata dengan penuh emosi, "Kak Nando, kamu tahu sendiri betapa besar pengorbanan Kak Darren demi keluarga Lesmana. Dia dulu membagi saham kepada kalian karena menganggap kalian sebagai saudara. Sekarang kalian malah bersekongkol buat menjatuhkannya Kok kalian tega, sih?"

 

"Jarigan coba-coba bersandiwara sok bijak begitu!"

 

Nindi menatap Sania dengan dingin. "Saat dia memulai bisnis ini dulu, dia memakai seluruh uang dan aset keluarga Lesmana. Itu namanya investasi dari keluarga, wajar saja kalau ada bagi hasilnya."

 

Mata Sania langsung memerah. Dia menatap Darren dan berkata, "Kak, kalau aku punya saham, aku nggak akan pernah mengkhianatimu seperti ini."

 

Darren begitu marah hingga tak bisa berkata-kata. Dia tidak pernah membayangkan akan adanya hari seperti ini.

 

Dia menatap Nando dan Brando dengan tajam, " Kalian benar-benar memilih berpihak pada Nindi dan melawanku, ya?"

 

Nando menghela napas, "Kak, aku bukannya mau melawanmu. Tapi daripada perusahaan jatuh ke tangan Sania, lebih baik kasih ke Nindi saja. Setidaknya, dialah penulis naskah yang membuat perusahaan ini untung besar."

 

"Hah! Kalian sudah lupa bagaimana Nindi memasukkan Leo dan Brando ke penjara? Dia sangat jahat dan kejam pada keluarga Lesmana, apakalian semua sudah lupa?"

 

Darren benar-benar kehilangan kendali.

 

Dia tidak menyangka bahwa saudara-saudaranya justru bersatu melawannya. Padahal, semua yang dia lakukan selama ini demi keluarga Lesmana!

 

Brando berkata dengan datar, "Kak, kamu sudah gila, ya? Perkara aku dan Nindi waktu itu, ya, itu memang salahku Aku benar-benar mau menghancurkan hidupnya, bahkan membuatnya mergingat hal itu seumur hidup."

 

"Tapi, saat itu aku nggak sadar kalau aku sudah dipermainkan oleh si busuk Sania. Aku memang salah waktu itu."

 

"Yang salah di sini adalah aku dan Sania yang suka bohong itu! Itu nggak ada hubungannya dengan Nindi!"

 

Brando berbicara dengan tajam, "Termasuk kejadian yang menimpa Leo. itu semua gara-gara si murahan Sania ini! Dia yang pertama mencuri data Nindi, lalu menyeret Leo ke dalam masalah ini. Leo memang nggak sepenuhnya bersih, tapi dalang dari semuanya adalah Sania!"

 

"Nindi adalah korban yang datanya dicuri!"

 

Darren menggertakkan giginya, "Ini semua jebakan yang sudah dirancang oleh Nindi."

 

"Apa Nindi yang memaksa Sania mencuri datanya? Lalu membuat kalian terpaksa ikut mencuri juga? Nggak, 'kan? Dari awal, ini semua memang salah kita!"

 

Brando melangkah maju dan meraih kerah baju Darren, lalu menunjuk ke arah Sania, "Perempuan ini adalah biang keladi dari semua ini! Dua kejadian besar ini, semuanya berawal dari dia!"

 

Sania buru-buru memasang wajah memelas, "Kak Brando, aku melakukan itu semua cuma demi membantu agar Kak Nando memenangkan proyek itu. Lagi pula, soal Kak Brando yang menyerang Nindi, itu bukan salahku. Sejak kecil, Kakak memang suka menyelesaikan masalah dengan kekerasan, 'kan?"

 

Amarah Brando seketika meledak setelah mendengarnya.

 

Darren mendorong Brando menjauh, "Aku lebih mengenal Sania daripada kalian semua. Dia memang agak bodoh, tapi dia nggak pernah berniat jahat."

 

Nindi hampir tergelak saat mendengar kata-kata itu, "Nggak pernah berniat jahat".

 

Dia malas menjelaskan lebih jauh, sehingga langsung berkata, "Terserah kamu mau melakukan apa buat Sania, aku nggak peduli. Tapi perusahaan ini bukan hakmu. Jadi, Sania harus pergi."

 

Brando pun mulai tenang, "Kak, perusahaan ini adalah hasil kerja kerasku. Sania nggak pantas ikut campur."

 

"Tapi aku sudah mengontrak Sania sebagai artis di perusahaan ini," sela Darren, "Nantinya, semua naskah yang bagus akan diberikan padanya.

 

Termasuk film yang akan tayang dalam beberapa bulan, dia juga sudah mendapat peran pendukung di dalamnya."

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 477 Bangkit dari Luka ~ Bab 477 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 14, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.