Bab 491
Nindi diam-diam menyaksikan dari samping,
sementara wajah Sania langsung pucat pasi.
Dengan nada tersinggung, Sania
berkata, "Kak Brando, aku 'kan juga bagian dari Keluarga Lesmana!”
"Kamu nggak pantas!"
Setelah mengucapkan hal itu, Brando
langsung menaikkan kaca jendela mobilnya. Tampak jelas bahwa dia tidak ingin
berbicara lebih banyak dengan Sania.
Nindi melangkah mendekat dan melirik
Sania. "
Kamu benar-benar mengira kalau kamu
bisa terus memainkan trik murahanmu selamanya? Kecuali kalau kamu memang bisa
berpura-pura seumur hidup. Sayangnya, kamu gagal."
Ekspresi Sania langsung menjadi
suram.
Saat ini, dia benar-benar menyesal.
'Kenapa aku dulu nggak mendengarkan ayah dan tetap berpura-pura di depan
Brando?' pikirnya dalam hati.
Namun, Brando benar-benar kejam saat
memukul seseorang. Saat itu, dia dipermalukan habis-habisan, bahkan harus
menghadapi gugatan dari Nindi.
Sania mengira Brando sudah hancur,
jadi dia tak lagi repot-repot berpura-pura di depannya. Siapa sangka Brando
justru bersekutu dengan Nindi?
Begitu Nindi masuk ke dalam mobil,
kendaraan itu langsung melaju pergi.
Sania ditinggalkan sendirian di
tempat itu. Dia mengentakkan kakinya dengan marah. 'Tunggu saja, begitu aku dan
ayah berhasil menguras habis harta Keluarga kalian, aku pasti akan membuat
mereka menderita!' pikir Sania.
Di dalam mobil...
Nindi melirik ke arah Sania yang
ditinggalkan di pinggir jalan. "Kamu nggak takut perempuan licik itu akan
mengadu setelah apa yang kamu lakukan tadi?"
Bagaimanapun, mengadu adalah keahlian
Sania.
Brando terdiam sejenak, lalu berkata,
"Sekarang cuma Kak Darren yang melindunginya. Kita semua tahu seperti apa
Sania yang sebenarnya."
"Benar juga. Seseorang nggak
akan tahu rasanya sakit sampai bumerang itu menghantam dirinya sendiri. Aku
paham."
Nindi berkata dengan nada sarkastis,
lalu tidak berbicara lagi.
Brando ragu-ragu sejenak sebelum
berkata, "Ada banyak urusan di perusahaan. Gimana rencanamu untuk
mengatasinya?"
"Kamu yang urus saja. Sekarang
aku nggak punya waktu," jawab Nindi.
Mendengar jawaban Nindi, Brando
merasa agak lega. Ini berarti Nindi hanya menargetkan Sania, bukan dirinya.
Tak lama kemudian, mobil berhenti di
depan vila.
Nindi menatap rumah besar itu. Di
kehidupan sebelumnya, dia tinggal di Kota Antaram dan tidak pernah punya
kesempatan untuk datang ke sini.
Begitu turun dari mobil, Nindi
melihat para pelayan berbaris rapi di kedua sisi.
Pada saat yang sama, taksi yang
membawa Sania juga tiba. Kemudian, Sania keluar dari mobil dengan wajah murka.
Saat melihat sambutan mewah itu, dia sengaja bergegas melewati Nindi dan masuk
lebih dulu.
"Selamat datang di rumah, Nona
Besar!"
Sania berjalan paling depan,
menikmati perhatian dari para pelayan. Senyuman puas menghiasi wajahnya.
Namun, dia tidak bisa merasa bangga
lama-lama, karena seseorang menjambak rambut Sania dan menariknya ke belakang
dengan keras.
Brando mencengkeram rambut Sania,
memaksanya untuk mundur.
Sania menjerit kesakitan, air matanya
mengalir deras. "Kak Brando, apa yang kamu lakukan?"
"Sanía, kamu harus tahu diri.
Makan malam hari ini diadakan khusus untuk Nindi. Memangnya kamu siapa, sampai
berani berjalan di depannya?"
Tanpa basa-basi, Brando langsung
mendorong Sania, hingga membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.
Sania merasa dirinya dipermalukan di
depan umum. Dia juga menyadari tatapan mengejek dari para pelayan. Dengan suara
tinggi, dia berteriak, "Tapi aku juga putri Keluarga Lesmana! Kenapa aku
nggak boleh berjalan di depan?"
Selama ini, dia merupakan
satu-satunya gadis yang diperlakukan layaknya putri di rumah ini.
Sania sudah terbiasa menjadi pusat
perhatian. Namun, tak disangka-sangka, segalanya berubah begitu Nindi kembali.
"Awalnya, Keluarga Lesmana
memperlakukanmu dengan setara. Tapi kamu sendiri tahu apa yang ada di dalam
pikiranmu, 'kan? Kamu nggak pantas menerima kebaikan keluarga ini," kata
Brando dengan nada mencibir.
Brando teringat bagaimana sikap Sania
berubah begitu cepat setelah mengambil alih perusahaan dari Kak Darren beberapa
hari yang lalu. Semua kebaikan yang pernah dia berikan pada Sania terasa seperti
sejarah hitam yang memalukan.
Sania tiba-tiba merasa bersalah dan
tidak berani menjawab.
Sekarang dia sangat menyesal karena
tidak berpura-pura lebih lama di depan Brando.
Brando menatap Nindi, lalu berkata,
"Ayo sekarang kita mulai lagi dari awal."
Nindi memperhatikan semua kejadian
itu dengan tenang. Dia menoleh ke arah Sania, lalu berkata dengan nada
sarkastis, "Kamu nggak memenuhi syarat buat menggantikanku."
Setelah memprovokasi perempuan licik
itu dengan sengaja, Nindi berbalik dan berjalan masuk ke dalam vila.
"Selamat datang di rumah, Nona
Besar!"
Para pelayan menyambutnya serempak,
menciptakan suasana yang hangat.
Di pintu masuk, Nando dan Leo berdiri
sambil menunggu, masing-masing memegang buket bunga di tangan mereka.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya
No comments: