Bangkit dari Luka ~ Bab 495

 

Bab 495

 

Nindi duduk di ruang tamu luar dan meminta pengurus rumah untuk membawakan teh.

 

Dia mengambilnya dan menciumnya, lalu langsung menaruhnya kembali. "Seduh ulang," ujar Nindi.

 

Pengurus rumah itu merasa marah, tetapi tidak berani berkata apa-apa. Dia pun kembali dan menyeduh teh yang baru.

 

Saat Nindi mengulurkan tangan untuk mengambilnya, dia merasa teh itu terlalu panas. Dia langsung menyiramkannya ke pengurus rumah, sambil berkata, "Kamu sengaja mau bikin aku melepuh?"

 

Tatapan pengurus rumah itu langsung menjadi dingin, tetapi dia langsung meminta maaf, "Maaf Nona Besar, saya nggak sengaja."

 

Nindi menyeringai, dia melakukannya dengan sengaja.

 

Saat itu, Sania mendekat dan berkata, "Kak Nindi, pengurus rumah sudah cukup tua, suruh pelayan saja yang menyeduh teh."

 

"Dia 'kan juga cuma pelayan? Kalau kamu kasihan, kamu saja yang bikinkan teh!"

 

"Nindi, kamu jelas-jelas sengaja menyusahkan dia."

 

Setelah mengatakannya, Sania terdiam sejenak. Dia tidak mau melakukan hal itu, karena dirinya bukan pembantu.

 

Nindi tersenyum dingin dan menjawab, "Iya, aku memang nggak suka dia dan sengaja berbuat begitu. Kalau kamu nggak setuju, diam saja!"

 

Nindi takkan lagi menoleransi siapa pun atau apa pun yang membuatnya merasa tidak nyaman di Keluarga ini.

 

Sania melirik Darren, tetapi pria itu hanya diam saja, seolah tidak melihat apa-apa. Gadis licik itu pun merasa semakin marah. 'Bukankah seharusnya kakak berpihak padaku?' pikir Sania.

 

"Kalau mau pura-pura jadi orang baik, sekalian saja kerjakan semua tugas pengurus rumah itu. Jangan cuma duduk diam," kata Brando dengan nada mengejek.

 

Sania terdiam sepenuhnya.

 

Nindi pun langsung bertanya, "Bukannya yayasan mengadakan bazar amal? Gimana persiapannya ?"

 

Sania menjawab dengan enggan, "Acaranya di akhir pekan."

 

"Berikan aku salinan rencana acaranya. Aku perlu lihat bagian mana yang kurang dan perlu direvisi."

 

"Tapi ini sudah mau akhir pekan, mana sempat direvisi?"

 

Nindi menatap Sania sambil tersenyum tipis, lalu menjawab, "Aku bosnya, aku yang tentukan. Kalau kamu nggak mau tanggung jawab, kamu bisa mundur sekarang juga!"

 

Sania kembali melirik Darren, berharap mendapat bantuan.

 

Nindi langsung berterus terang, "Percuma lihat dia. Yayasan ini milikku, aku yang memutuskan."

 

Darren berdeham dan berkata, "Sania, lebih baik kamu nggak usah ikut campur, biar kamu nggak merepotkan dirimu sendiri."

 

"Nggak bisa! Kalau aku sudah bertanggung jawab, aku akan menyelesaikannya sampai akhir."

 

Sania tidak mau menyerah begitu saja.

 

Saat melihat betapa ngototnya Sania mengenai bazar amal ini, Nindi mencibir dalam hati, 'Orang ini memang serakah!'

 

Bahkan uang amal pun mau dikorupsi!

 

Setelah berkata demikian, Nindi langsung kembali ke kamarnya.

 

Tak lama kemudian, dia menerima pesan dari Cakra, "Apa pertunjukannya sudah selesai?"

 

"Hari ini sudah cukup. Kadang, bersikap agak kurang ajar malah membuat hidup jadi lebih berkualitas," balas Nindi.

 

Nindi lalu menghubungi Cakra lewat panggilan video. "Coba lihat, ini kamar yang dulu didekorasi orang tuaku untukku," kata Nindi.

 

Cakra melihat dinding bernuansa merah muda dengan dekorasi khas anak perempuan.

 

Tatapannya semakin dalam, lalu dia berkata pelan, " Kamu memang putri kecil kesayangan orang tua, ya.

 

"Ya dong!"

 

Saat menatap ke sekeliling kamar, Nindi bisa merasakan betapa besar cinta orang tuanya padanya.

 

Saat mereka sedang mengobrol, terdengar suara Sania dari luar. "Aku datang untuk mengantar dokumen rencana acara itu."

 

Nindi melirik ke arah Cakra dan berkata, "Aku tutup teleponnya dulu, ya."

 

Setelah menutup panggilan video itu, Nindi berjalan ke pintu. Sania menyerahkan dokumen itu dengan enggan, sambil berkata, "Ini."

 

Nindi melirik sekilas. "Kamu yang susun rencana acara ini?"

 

"Iya, aku yang tulis semuanya. Kak Darren juga sudah lihat dan dia bilang nggak ada masalah."

 

"Tapi menurutku ada banyak yang kurang dan perlu revisi. Aku jelaskan, kamu dengar baik-baik ya! Malam ini harus selesai!"

 

Sania menggertakkan giginya dan menjawab, "Oke, bilang saja."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 495 Bangkit dari Luka ~ Bab 495 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.