Bangkit dari Luka ~ Bab 497

 

Bab 497

 

Tiba-tiba, ada suara yang terdengar dari belakang Sania. Dengan tubuh kaku, Sania berbalik dan melihat Nindi berdiri di depan pintu.

 

Nindi melangkah masuk perlahan dan menatap Sania sambil berkata, "Kamu benar-benar ingin aku mati, ya?"

 

"Nindi, kenapa kamu di sini? Tadi kamu pasti salah dengar. Aku nggak bicara tentangmu."

 

Sania ketakutan hingga keringat dingin membasahi dahinya. 'Bukankah wanita jalang ini harusnya sudah mengantuk setelah minum susu? Kenapa dia ada di sini?' pikirnya.

 

Nindi tersenyum dingin, lalu melangkah maju dan memukul Sania hingga pingsan.

 

Dia juga penasaran tentang kejutan apa yang telah disiapkan Sania untuknya.

 

Dengan mudah, Nindi membawa Sania ke kamar tidurnya. Setelah berpikir sejenak, Nindi membaringkan Sania di ranjangnya, lalu sengaja mematikan lampu.

 

Nindi bersembunyi di kamar mandi, karena dia ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Waktu berlalu, hingga akhirnya pintu kamar terbuka sedikit dan seorang pria menyelinap masuk.

 

Pengurus rumah itu sedang mabuk berat dan masih menggenggam sebotol anggur di tangannya.

 

Dia berjalan perlahan mendekati tempat tidur. Saat melihat seorang gadis tertidur lelap, dia langsung menanggalkan pakaian gadis itu dan langsung menindihnya, menciumi serta meraba tubuhnya.

 

Dengan mulut penuh makian, pengurus rumah itu menggerutu, "Dasar jalang! Kamu mau mengusirku, 'kan? Sekarang aku akan tidur denganmu! Memang kenapa kalau kamu wanita kaya? Kamu tetap saja wanita murahan..."

 

Saat Nindi mendengar makian kotor itu, dia tersenyum dingin.

 

Sepertinya ini memang rencana Sania.

 

Ini benar-benar rencana yang dibuat dengan penuh usaha.

 

Namun, biar Sania sendiri yang mengalami pertunjukan ini.

 

Nindi penasaran, ekspresi macam apa yang akan muncul di wajah Sania nanti?

 

Tak lama kemudian, suara desahan pria dan wanita mulai terdengar, bercampur dengan makian kasar dari pengurus rumah itu.

 

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan keras.

 

Nando menerobos masuk dan menyalakan lampu. Begitu melihat pemandangan di ranjang, dia langsung murka, "hei, apa yang kau lakukan?"

 

Pengurus rumah itu membuka matanya dalam kondisi mabuk. Dia merasa sedikit ciut saat melihat Nando. Namun, efek alkohol membuatnya menjadi berani. "A... aku dipanggil Nona Besar! Dia bilang aku akan pergi besok, jadi dia ingin bicara denganku!

 

"Berengsek! Berani-beraninya kamu sentuh adikku! Aku habisi kamu!"

 

Nando merasa sangat marah, hingga matanya memerah. Dia ingin membunuh pengurus rumah ini karena berani melakukan hal seperti itu kepada Nindi!

 

Pengurus rumah itu terhimpit di lantai dan dipukuli. Dalam keadaan mabuk, dia berkata, "Nona Besar yang menggoda duluan. Dia yang merayuku ... "

 

Nando meninju muka pengurus rumah dengan keras, hingga wajahnya berlumuran darah.

 

Tak lama kemudian, Darren dan Brando juga datang.

 

Mereka mencium bau aneh di ruangan itu. Lalu, ekspresi wajah mereka langsung berubah.

 

Brando sangat marah dan langsung menarik pengurus rumah, lalu bertanya, "Siapa yang memberimu izin untuk menyentuhnya?"

 

Dengan wajah berlumuran darah, pengurus rumah itu menunjukkan ekspresi wajah yang penuh ejekan, lalu pingsan.

 

Brando menjatuhkan pengurus rumah itu ke lantai dan menendangnya bertubi-tubi, hendak menghabisinya.

 

Melihat hal itu, Darren langsung dia memerintahkan Leo untuk menutup pintu agar tidak banyak pelayang yang melihat dan menghindari rumor tersebar.

 

Dengan mata yang memerah, Nando berkata, "Kak Darren, sejak awal aku sudah bilang kalau pengurus rumah ini bermasalah, tapi kamu masih bersikeras membawanya ke Kota Yunaria. Sekarang sudah terjadi sesuatu, puas kamu?"

 

Mendengar hal itu, Darren hanya terdiam. Rasa bersalah membuatnya tak bisa berkata apa-apa.

 

Brando menarik Nando dan berkata, "Kak Nando, tenang dulu."

 

"Gimana aku bisa tetap tenang? Adikku mengalami hal ini dan kamu mau aku tetap tenang?" teriak Nando.

 

Nando sangat marah hingga dia hampir tidak bisa berdiri tegak. "Panggil polisi, ayo cepat lapor polisi! " ujarnya lagi.

 

"Jangan, kita nggak boleh lapor polisi!"

 

Darren menolak mentah-mentah, "Kalau kita panggil polisi, kabari ini bisa langsung menyebar ke Kota Yunaria. Apa kata orang nanti tentang keluarga kita?"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 497 Bangkit dari Luka ~ Bab 497 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.