Bangkit dari Luka ~ Bab 502

 

Bab 502

 

Nindi melirik dengan tatapan dingin. "Mana mungkin aku tahu rencana Sania. Yang pasti, karma itu beneran ada."

 

Ia lantas menatap botol susu kosong yang berada di atas meja. "Masih ada sisa sedikit, ini bisa jadi bukti.

 

Masalah susu, jelas tidak diminum olehnya, sebagian besar tumpah.

 

Dan sisanya sudah dibuang, hanya tersisa sedikit untuk dijadikan barang bukti.

 

Nando menatap Nindi dengan ekspresi yang sulit dipahami. Sebenarnya, ia juga menduga bahwa Nindi pasti mengetahui rencana Sania. Itulah sebabnya ia sengaja mengikuti alur permainan dan membiarkan Sania menanggung akibat dari perbuatannya sendiri.

 

Semua orang juga menduga hal yang sama.

 

"Nindi, kamu juga cepat masuk ke kamar tamu dan istirahat. Besok kita bahas lagi," ucap Nando.

 

Nindi berbalik dan pergi menuju kamar tamu.

 

Nando tak tahan lagi dan berkata, "Brando, kamu sadar nggak sih kalau Nindi sekarang berubah banget? Dia tahu rencana jahat Sania, padahal bisa menghentikannya, tapi malah diam saja di dalam kamar mandi, dia cuma melihat tanpa melakukan apa pun waktu pengurus rumah memperkosa Sania..."

 

Sesaat, Nando merasa sulit untuk percaya. Siapa sangka, Nindi hanya diam dan menyaksikan semuanya.

 

Brando tampak kehabisan kata-kata. "Kak Nando, kalau Nindi bodoh, bisa-bisa dia sendiri yang jadi korbannya. Aku rasa dia nggak salah kok, biar saja Sania rasakan akibat dari ulahnya sendiri."

 

"Cukup kasih dia pelajaran, nggak usah sampai segitunya juga, 'kan?" ucap Nando.

 

Nando merasa tidak nyaman karena Nindi hanya menonton Sania diperkosa oleh pengurus rumah tanpa melakukan tindakan apa pun. Hal itu membuatnya merasa janggal.

 

"Kak Nando, kamu tuh kelewat baik! Nindi nggak salah kok. Kita bisa langsung lapor ke polisi, biar mereka sendiri yang menyelidikinya. Siapa tahu ada bukti yang nantinya mengarah ke Sania," ucap Brando.

 

"Sudahlah, kalau lapor polisi nanti malah bikin nama baik anak perempuan keluarga kita jadi jelek. Toh, Sania juga sudah cukup menderita, 'kan," balas Nando.

 

Sebenarnya, Brando tidak sependapat dengan ucapannya, tetapi pada akhirnya ia juga tidak melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. "Ya, mari kita lihat saja apa yang akan terjadi esok hari."

 

Nindi kembali ke kamar tamu seorang diri, dan segera mengunci pintu dari dalam.

 

Ia merebahkan diri ke tempat tidur, lalu teringat peristiwa antara Sania dan pengurus rumah barusan. 'Ck ck ck, perempuan licik itu pasti akan sangat marah.'

 

'Drama ini beneran seru, batinnya.

 

Nindi terlalu bersemangat hingga sulit untuk tidur. Ia mengambil ponselnya dan mendapati Cakra mengirimnya sebuah pesan, memintanya untuk membalas setelah urusannya selesai.

 

Ia berpikir sejenak, lalu membalas, "Aku baru selesai menonton drama seru. Kayaknya kamu sudah tidur, deh. Besok saja aku ceritain ke kamu."

 

Begitu ia mengirimkan pesan, Cakra segera menghubunginya melalui panggilan video.

 

Nindi menjawab panggilan itu dan menatap pria yang ada di layar ponselnya. "Kok masih bangun? Sudah malam loh," tanyanya.

 

Ekspresi wajahnya tampak dalam. "Soalnya kamu belum balas pesanku," ucapnya.

 

Nindi tersenyum tipis. "Kalau aku nggak balas semalaman, kamu bakal begadang nungguin, gitu?"

 

"Kayaknya aku akan tunggu di luar rumahmu."

 

Nindi tahu pria itu berkata jujur. Ia berguling di tempat tidur dan berkata, "Tadi aku beneran nggak sempat balas pesanmu."

 

"Ada apa sih?" tanyanya dengan penasaran.

 

"Perempuan licik itu mau jebak aku, eh malah dia sendiri yang kena batunya," jawab Nindi.

 

Nindi menceritakan seluruh kejadian yang baru saja terjadi.

 

Begitu Cakra mendengar bahwa ada masalah dengan Nindi, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi muram. "Aku jemput sekarang," ucapnya.

 

"Nggak usah, aku nggak sebodoh itu kok. Perempuan licik itu tadinya bisa manfaatin pengurus rumah, tapi sekarang sudah nggak bisa. Satu-satunya orang yang bisa dia andalkan cuma Ayahnya yang masih hidup."

 

Ini memang hasil yang ia inginkan.

 

Cakra menatapnya dengan ekspresi dingin. "Tapi, aku tetap khawatir."

 

"Tenang saja, sekarang aku 'kan juga jago bertarung. Lagi pula, kecuali Kak Darren, kakakku yang lainnya sementara ini masih ada di pihakku, kok." ucap Nindi.

 

Nindi memang sengaja ingin mendesak 'perempuan licik' itu sampai pada titik nadi.

 

Cakra mengatupkan bibir tipisnya dengan ekspresi sedih. Ia juga telah mengirim orang untuk menyelidiki Ayah Sania, hanya saja belum menemukan petunjuk apa pun.

 

Keduanya mengobrol sebentar, sebelum akhirnya Nindi terlelap.

 

Cakra mendengar suara napas yang tenang dari seberang sana, sorot matanya menjadi lebih lembut.

 

Ia semula mengira kecelakaan mobil di masa lalu hanyalah sebuah kebetulan semata. Namun, ternyata masih ada fakta tersembunyi di baliknya. Tampaknya, penyelidikan perlu dibuka kembali. Apa yang tengah ditutupi oleh keluarga Morris?

 

Keesokan harinya.

 

Setelah bangun tidur, Nindi menuruni tangga sambil menguap. Sesampainya di lantai bawah, ia mendapati sekumpulan pelayan tengah berkerumun di ruang utama.

 

Ia tampak terkejut dan berjalan mendekat. "Ada apa?

 

"tanyanya.

 

"Semalam pengurus rumah bunuh diri di ruang bawah tanah."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 502 Bangkit dari Luka ~ Bab 502 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.