Bangkit dari Luka ~ Bab 505

 

Bab 505

 

Sania sangat pengertian?

 

Nindi membalikkan tangannya dan melemparkan gelas ke arah Sania. "Jelas-jelas dia itu cuma peduli sama dirinya sendiri."

 

Sania segera menutupi tangannya dengan ekspresi sedih, tampak seolah ingin marah tetapi tidak berani mengatakannya.

 

Darren segera membela Sania. "Nindi, kamu masih kasar, ya! Makin lama kayaknya makin kurang ajar saja!"

 

"Iya, aku memang seenaknya sendiri, terus kenapa? " ucap Nindi.

 

Sorot mata Nindi tampak sedikit keras kepala dan angkuh, dengan ekspresi menyerupai pembangkang yang sulit dihadapi.

 

Darren menatap Nindi berulang kali, dan akhirnya hanya bisa pasrah.

 

Jika permasalahan ini sampai meluas, baik rencana licik Sania maupun tindakan balasan Nindi, semuanya hanya akan merugikan keluarga Lesmana.

 

Darren melemparkan dokumen yang sudah ditandatangani kepada Brando, lalu berkata, " Sekarang kalian semua sudah sok jago, ya? Lihat saja, sampai sejauh mana sih kalian bisa bertahan nanti!"

 

Nindi menanggapinya dengan santai. "Tenang saja, perusahaan ini bakal sukses dari yang kamu kira."

 

Sejujurnya, perusahaan hiburan ini mampu bertahan hanya berkat akting Brando, dan tiga skenario brilian yang ia ciptakan.

 

Darren seketika merasa geram, ia lantas melirik Sania dan berkata, "Kamu tahu 'kan nanti harus ngomong apa ke polisi?"

 

"Iya, aku tahu.'

 

Sania menjawab dengan suara lirih. Ia menyadari bahwa Darren sedang kesal karena Nindi telah memerasnya, tetapi ia sendiri pun juga sedang dalam suasana hati yang buruk.

 

Sejak awal, semua ini seharusnya menjadi miliknya, tetapi Nindi justru merebutnya.

 

Seandainya ayahnya tidak menasihatinya semalam, ia pasti sudah lama bermusuhan dengan keluarga Lesmana.

 

Nindi sebenarnya dapat mencegahnya, tetapi wanita itu justru hanya diam dan menyaksikannya.

 

Padahal ia jelas-jelas diperlakukan seperti itu oleh pengurus rumah, tetapi semua orang justru berusaha meredam masalah seolah-olah tidak pernah terjadi apa pun, bahkan tanpa meminta pertanggungjawaban Nindi. Dan sekarang, mereka malah berniat memberikan begitu banyak hal kepadanya?!

 

Tak berselang lama, polisi pun tiba.

 

Ekspresi Sania pucat pasi karena ketakutan. la meringkuk di sofa tanpa bersuara, khawatir jika pihak kepolisian menemukan sesuatu.

 

Nindi tiba-tiba duduk di hadapan Sania dan tersenyum sinis. "Kenapa panik begitu? Bukannya kamu mau mengusut semua, ya? Sana, bilang saja ke polisi."

 

Sania mengatupkan bibirnya rapat-rapat, khawatir jika ia membuat Nindi marah, wanita itu akan melaporkan sesuatu kepada pihak kepolisian.

 

Pada akhirnya, pengurus rumah terbukti melakukan pencurian aset keluarga. Setelah aksinya terbongkar, ia memutuskan untuk bunuh diri sebagai jalan terakhir.

 

Mayatnya pun dibawa pergi.

 

Usai mengantar polisi, Darren akhirnya menghela napas lega. la lantas menatap Nindi yang berada di ruang tamu dan berkata, "Sekarang puas?"

 

"Jujur saja, aku nggak puas," jawab Nindi.

 

"Kenapa sih tiap kali ngomong selalu nyindir begitu? "tanya Darren.

 

Nindi hanya melirik dengan malas. "Kalau ada yang bikin aku kesal, siap-siap saja rasain yang lebih parah dari ini."

 

Darren menatap Nindi dengan ekspresi kesal, hanya saja ia tidak berani berbicara kasar. Gadis itu benar-benar telah berubah, sekarang Nindi bukan lagi orang yang mudah ditangani.

 

la berbicara dengan nada ketus, "Aku berangkat ke kantor."

 

Sania menatap dengan sorot mata sedih. "Kak Darren, bisa antar aku ke rumah sakit?"

 

Saat ini, ia merasa enggan untuk tetap berada di rumah seorang diri. Tanpa perlindungan dari kakak pertamanya, ia hanya akan menderita kerugian.

 

Darren membawa Sania keluar dari aula.

 

Dengan nada sedih, Sania berkata, "Kak Darren, gimana kalau aku pindah saja? Kalau aku tetap di sini, pasti cuma bikin Kak Nindi marah dan kalian jadi bertengkar."

 

"Sania, nggak usah peduli sama Nindi, kamu tenang saja di rumah," ucap Darren.

 

Sania geram. Kali ini ia benar-benar berniat untuk pindah, terlebih lagi, Nindi datang dengan sikap agresif. Ia tidak ingin tinggal di sini dan menderita kerugian.

 

"Kak Darren, aku pindah dulu saja buat sementara, ya? Nanti kalau Kak Nindi sudah tenang, aku balik lagi kok," ucapnya meyakinkan.

 

"Nggak usah dibikin repot, tapi kalau memang perlu ngalah, ya kamu lakuin saja. Jangan bikin gara-gara sama Nindi, dia susah diatur," jelas Darren.

 

Mendengar hal itu, Sania hampir meledak karena marah.

 

Kenapa ia harus menderita kerugian?

 

Belum genap satu hari Nindi kembali, semua orang telah berpihak kepadanya. Jika ia tidak bertindak, cepat atau lambat dirinya hanya akan terusir dari sini.

 

Sania lantas mengalihkan topik pembicaraan. "Kak Darren, gimana kabar proyek AI? Aku rasa investor asing itu cukup bisa diandalkan."

 

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 505 Bangkit dari Luka ~ Bab 505 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.