Bangkit dari Luka ~ Bab 508

  

 Bab 508

 

Nindi terbuai dalam ciuman itu hingga kepalanya terasa berdenyut, dan bulu matanya bergetar hebat.

 

Cakra akhirnya berhenti, suaranya terdengar parau. "Mereka pasti sudah sampai."

 

Begitu mendengar ucapan itu, Nindi langsung merasa lebih tersadar.

 

la nyaris lupa, tujuan kedatangannya ke gym hari ini adalah untuk bertemu dengan tim humas, tetapi dirinya malah hanyut dalam kemesraan dengan Cakra di tempat ini.

 

Dengan wajah merona merah, ia berupaya untuk melepaskan diri dari pelukannya, hanya saja pria itu justru memperkuat pelukannya.

 

Ia meletakkan dagunya di bahu gadis itu. "Aku mau peluk kamu kayak gini sebentar lagi."

 

"Tapi, mereka sudah sampai, nggak enak kalau mereka lihat," ucap Nindi.

 

Suara Nindi terdengar lirih, wajahnya pun memerah.

 

Cakra masih enggan melepaskan tangannya. "Toh, mereka sudah sampai dari tadi, santai saja."

 

Nindi masih berada dalam dekapannya dengan wajah merona merah. Detak jantung pria itu terdengar stabil di telinganya. Begitu teringat ciuman mereka barusan, pikirannya langsung melayang, tidak mampu berpikir dengan jernih.

 

Memerlukan waktu yang cukup lama hingga Cakra melepaskan tangannya.

 

Dengan wajah memerah, Nindi berkata, "A.. aku keluar dulu buat melihatnya."

 

Sosoknya tampak seolah-olah melarikan diri dengan tergesa-gesa, Cakra menatapnya sejenak lalu terkekeh kecil.

 

Nindi berjalan keluar, lalu mengusap wajahnya. Ia harus menenangkan diri, sebab tidak sopan membuat orang menunggu terlalu lama.

 

Ia mendongak dan benar saja, ia melihat anggota tim humas TG Grup, mereka bertiga sedang berlari di atas treadmill.

 

Begitu melihat Nindi, Mia segera menghampirinya. " Ehmm, tadi aku lihat kalian lagi sibuk, jadinya aku tidak mau ganggu. Sekalian saja kami olahraga, itung-itung biar makin sehat."

 

Nindi merasa sedikit canggung. "Maaf ya, jadi ganggu waktu kalian."

 

"Santai saja, janjian di tempat gym juga bagus. Sambil kerja, bisa sekalian olahraga," ucap Mia.

 

Mia segera menenangkan kekhawatiran Nindi. Tentu saja, siapa yang berani mengganggu saat Tuan Cakra sedang bermesraan dengan kekasihnya?

 

Terlebih, selama Tuan Cakra turun tangan, semua masalah pasti selesai.

 

Nindi membawa tim humas ke area tinju. Ia mendapati Cakra duduk di tepi, memegang sebotol air mineral di tangannya.

 

la langsung berkata, "Katakan saja."

 

Mia menjawab. "Nona Nindi, kami berhasil meretas sistem CCTV keluarga Lesmana semalam, dan memang ada yang menyusup ke dalam vila keluarga Lesmana saat tengah malam. Tapi, sepertinya orang itu tahu betul letak CCTV di tempat itu. Selain punggungnya, wajahnya hampir tidak tertangkap kamera sama sekali."

 

"Kamu sudah tahu soal posisi CCTV di sana, pasti Sania sudah mengatakannya lebih dulu," ucap Nindi.

 

"Kami juga menduga seperti itu, tapi kami masih memeriksa rekaman CCTV di area sekitar. Kami menemukan beberapa mobil mencurigakan dan sedang menyelidikinya. Sepertinya ini memakan waktu cukup lama," tutur salah satu tim humas.

 

Nindi memang sudah menduga hal ini akan sulit.

 

Beruntungnya, kali ini Sania sampai harus memaksa sang ayah muncul dan mengambil risiko untuk membunuh seseorang. Itu membuktikan bahwa dugaan awalnya memang benar.

 

Selama Sania terdesak hingga mencapai titik nadir, maka dalang dari semua ini pasti akan muncul.

 

Nindi mengangguk. "Sudah bagus kalau ada petunjuk, artinya pasti bisa ditemukan."

 

Cakra mengusap lembut ujung kepalanya. "Di dunia ini, nggak ada rahasia yang bertahan selamanya. Cepat atau lambat juga bakalan terbongkar. Kamu sudah berusaha keras."

 

"Sayangnya, pengurus rumah meninggal, dan semua tuduhan itu dilimpahkan padanya. Untuk sekarang, kita masih belum bisa menyelesaikan masalah Sania," ucap Nindi.

 

Nindi mengira kali ini ia benar-benar bisa menjebloskan Sania ke penjara.

 

Dengan nada sedikit menyesal, ia berkata, " Menurutku, dulu Ayahnya Sania juga pernah melakukan hal seperti ini. Kamu ingat pengikut nomor dua yang juga mencontek saat ujian bersama masuk perguruan tinggi? Dia akhirnya ditemukan tewas gantung diri. Aku curiga ini juga ulahnya Ayahnya Sania."

 

Ayahnya Sania mampu menghabisi seseorang dengan mudah. Itu menunjukkan bahwa kematian orang tuanya dulu pasti berkaitan dengannya!

 

Ini jelas bukan sekadar kecelakaan mobil biasa!.

 

Cakra pun merasa ada sesuatu yang janggal, pengemudi itu jelas mencurigakan.

 

Ia berkata, "Karena sudah ada petunjuk, kita pasti bisa mendapatkannya. Aku janji."

 

Jika ia berhasil mengungkap fakta mengenai kecelakaan mobil itu, mungkinkah Nindi tidak akan terlalu membencinya?

 

Nindi menganggukkan kepala dan berkata, "Besok Yayasan cahaya hati mengadakan acara amal, perempuan licik itu pasti akan berbuat curang. Kali ini, aku harus bisa dapat bukti kalau dia korupsi. Aku mau lihat gimana dia mengelak nanti!"

 

Keduanya berlatih bersama di tempat gym, lalu setelahnya makan bersama.

 

Cakra mengantarnya pulang ke kediaman keluarga Lesmana. "Kalau ada masalah, langsung telepon saja. Jangan keras kepala. Masalah kayak gini biar aku yang urus, jangan sampai tanganmu kotor."

 

"Aku tahu," jawab Nindi.

 

Lagi-lagi, pria itu membuatnya semakin jatuh cinta.

 

Usai turun dari mobil, ia melambaikan tangan dan langsung memasuki vila keluarga Lesmana.

 

Namun, lampu di ruang tamu masih menyala, semua kakaknya ada di sana, dan perempuan licik itu duduk di samping Darren.

 

Nindi hanya melirik sekilas. "Wah, kok pada ngumpul semua? Ada rapat, ya?"

 

Darren segera menginterogasinya. "Nando bilang kamu sudah lama putus sama dokter sekolah miskin itu, 'kan? Kok kalian masih pacaran sih? Nindi, kamu segitunya butuh laki-laki, ya?"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 508 Bangkit dari Luka ~ Bab 508 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 22, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.