Bangkit dari Luka ~ Bab 510

  

 Bab 510

 

Melihat ada kesempatan, Sania pun berkata, "Kak Darren, jangan marah..."

 

"Pergi! Kalian semua cuma bikin masalah buat aku! " ucap Darren.

 

Darren memarahi Sania sekaligus, lalu ia berbalik dan pergi dengan wajah penuh amarah.

 

Sania tidak menyangka bahwa Darren bisa semurka itu!

 

Tatapan Brando sarat akan sindiran. "Harga diri Kak Darren 'kan tinggi banget. Sekarang Nindi sudah bongkar semuanya, ya pasti dia malu banget."

 

Nando pun setuju akan hal itu. Sebenarnya, ia telah mengetahui tentang pertunangan Darren dengan keluarga Ciptadi, hanya saja ia memilih untuk menghormati sang kakak, dan sengaja tidak membahasnya.

 

Sania menutupi wajahnya dengan ekspresi sedih. " Kak Nando, tapi Kak Nindi sudah lama pacaran sama laki-laki itu. Kalau ternyata dia cuma ditipu dan dimanfaatin, gimana?"

 

Ekspresi wajah Nando kembali suram. Ia memastikan hal itu tidak akan pernah terjadi.

 

Brando segera membalas sindiran Sania. " Seenggaknya sih Nindi masih punya uang, ya. Kalau kamu? Nggak punya apa-apa, tapi masih saja nempel ke Yanuar. Itu namanya cewek matre!"

 

Usai mengatakannya, Brando pun beranjak dari sana.

 

Sania sangat marah, lalu ia menoleh ke arah Nando untuk meminta bantuan. Namun, Nando malah berkata, "Kurasa ucapan Brando ada benarnya. Kamu harus sadar diri. Keluarga Gunawan itu bukan tempat yang bisa kamu datangi dengan asal-usul begitu." 1

 

Sania marah hingga matanya memerah, tetapi Nando, Brando, dan Leo justru pergi begitu saja dari sana.

 

Tidak ada orang pun yang berpihak dan peduli padanya.

 

Sania semakin yakin bahwa ucapan ayahnya benar adanya. Ia tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Lesmana, dan bagi mereka, adik perempuan yang mereka akui hanyalah Nindi.

 

Kalau begitu, jangan salahkan jika ia bersikap kasar.

 

Keesokan harinya, Nindi bangun lebih awal.

 

Namun, hanya ada Nando di sana. Ia menatap Nindi dan berkata, "Mereka pergi duluan ke sana. Aku sengaja nungguin kamu, biar bisa pergi bareng."

 

Usai menjawab, ia segera menuju ruang makan untuk menyantap sarapan pagi.

 

Nando mendekat, ia sempat ragu sebelum akhirnya berkata, "Apa laki-laki itu memang sebaik itu, ya?"

 

"Seenggaknya, waktu kalian memperlakukanku begitu, cuma dia yang selalu ada di sisiku. Lagian, dia bukan laki-laki yang mendekati wanita demi sebuah status," ucap Nindi.

 

Nando sempat ragu, lalu berkata, "Kapan-kapan kalau ada waktu, ajak ketemu biar aku bisa ngobrol juga."

 

"Nggak usah, bagiku, pendapat kalian itu nggak ada gunanya," ucap Nindi.

 

Nindi telah menegaskan bahwa ia tidak pernah merasa menjadi bagian dari keluarga Lesmana, terlebih menganggap mereka sebagai kakak laki -lakinya.

 

Nando mendapati ekspresi wajah Nindi yang kurang baik, seketika ia tidak berani mengatakan sepatah kata pun.

 

Usai menyantap sarapan, Nindi segera menuju lokasi pasar amal. Sesampainya di sana, ia mendapati Sania mengenakan pakaian serba mewah, dengan kuku yang dihias mahal, serta sikap angkuh kepada para karyawan.

 

Nindi melangkah mendekat, memandangi tempat yang dihias dengan begitu mewah. "Sania, otakmu kesangkut pintu, hah? Bukannya aku sudah menyuruhmu buat ganti tempatnya, ya?"

 

"Nggak sempat, lagian menurutku hasilnya juga cukup bagus, kok," bela Sania.

 

Sorot mata Sania penuh dengan kepuasan. "Kak Nindi, kamu nggak paham soal ini, jadi santai saja, biar aku yang mengurusnya."

 

Nindi dengan tegas menarik mantel bulu dari tubuh Sania dan melemparkannya ke lantai.

 

Sania seketika merasa sakit hati. "Kamu ngapain, sih!?! Ini mahal loh, dari kulit asli!"

 

"Ini acara amal, bukan tempat buat pamer harta! Sania dandan seheboh itu sudah kayak selebgram saja, orang lain bakal mikir apa tentang yayasan kita?" ucap Nindi.

 

Usai mendengar hal itu, Nando berkata dengan wajah dingin. "Sania, cepat ganti bajumu! Nurut saja sih sama Nindi."

 

"Kak Nando, yang bertanggung jawab di acara ini tuh aku!" ucap Sania.

 

Dengan ekspresi dingin, Nando menatap penanggung jawab dan berkata, "Usir Sania dari sini! Mulai sekarang, semua harus nurut sama arahan Nindi, dia pemilik asli yayasan ini."

 

"Siapa yang berani mengusirnya?" tanya Darren.

 

Darren tiba bersama banyak orang, lalu menatap Nindi. "Aku tahu kamu nggak suka sama Sania dan mau mengusirnya dari keluarga Lesmana, tapi santai saja, lagian aku juga masih hidup!"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 510 Bangkit dari Luka ~ Bab 510 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 22, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.