Bangkit dari Luka ~ Bab 514

 

Bab 514

 

Wajah Darren terlihat tidak senang. "Nindi, kita nggak boleh menyinggung Nyonya Audy."

 

"Aku tahu, tapi ada orang yang sakit juga penting. Aku sudah menyuruh Sania untuk mengambil makanan penutupnya sendiri."

 

"Kak Nindi, bukankah kamu bilang aku nggak boleh ikut campur dalam acara ini? Orang-orang itu sama sekali nggak mendengarkan perkataanku."

 

Sania sengaja membesar-besarkan masalah. "Kak Darren, aku cuma ingin melakukan yang terbaik demi keluarga kita, tapi Kak Nindi malah lebih mementingkan wanita biasa saja. Dia mengorbankan yang besar demi yang kecil."

 

Darren mengerutkan kening. "Nindi, kali ini kamu memang salah. Perkataan Sania juga benar, kita nggak boleh menyinggung Nyonya Audy. Cepat pergi dan antarkan makanan penutupnya."

 

"Baiklah."

 

Nindi juga tidak ingin memperbesar masalah ini, lagi pula ini adalah yayasan amal yang didirikan oleh orang tuanya.

 

Nindi berbalik dan pergi.

 

Sania menatapnya dengan penuh kemenangan. Mari kita lihat bagaimana Nindi akan menyelesaikan masalah ini.

 

Darren sempat ragu sejenak. "Siapa orang yang ada di ruang istirahat?"

 

"Kak Darren, itu nggak penting. Lagi pula, ini bukan masalalı serius. Ayo cepat keluar, Nyonya Audy sudah menunggu."

 

Sania langsung menarik Darren keluar. Baginya, wanita di ruang istirahat itu tidak ada artinya. Mana mungkin bisa dibandingkan dengan Audy?

 

Di dalam ruang istirahat, Riska berdiri di balik pintu. Dia mendengar seluruh percakapan di luar.

 

Dari nada bicara mereka, dia bisa merasakan bahwa keluarga Lesmana pilih kasih dan tidak adil terhadap Nindi.

 

Riska tidak pernah menyangka bahwa Nindi ternyata adalah gadis kecil waktu itu.

 

Riska tidak bisa menahan diri untuk menelepon Cakra, yang langsung mengangkat teleponnya. " Nak, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Apa kamu tahu siapa Nindi Lesmana?"

 

Setelah mendengar kalimat ini, Cakra terdiam.

 

Dia perlahan menjawab. "Dia gadis yang aku suka."

 

Riska sedikit tidak percaya. "Jangan berbohong padaku. Kamu tahu, 'kan?"

 

"Itu nggak penting," balas Cakra hampir berbisik.

 

"Bagaimana bisa nggak penting? Dari semua gadis yang bisa kamu sukai, kenapa harus dia? Kalian nggak mungkin bisa bersama, kecuali día rela mengabaikan orang tuanya!"

 

Riska merasa bahwa Nindi bukan tipe gadis yang berhati dingin. Pasti Cakra belum mengatakan yang sebenarnya pada Nindi.

 

Suara Riska bergetar. "Nindi adalah gadis yang baik. Kalau kamu begini, kamu hanya cuma menyakitinya.

 

"Aku akan melindunginya."

 

"Kamu nggak akan bisa! Kamu sama sekali nggak mengerti bagaimana perasaan seorang wanita!"

 

Riska menutup telepon setelah selesai berbicara. Dia menutupi wajahnya dan tidak dapat berbicara untuk waktu yang lama.

 

Kehidupannya lancar-lancar saja, bahkan anak tirinya pun begitu baik dan berbakti.

 

Namun, hanya satu kesalahan yang dia buat di masa lalu, kini dia harus menanggung akibatnya.

 

Riska merasa begitu sedih hingga sesak napas saat teringat bagaimana Nindi selalu diperlakukan pilih kasih sejak kecil, bahkan dipukuli oleh kakaknya hingga dirawat di rumah sakit.

 

Ya Tuhan, Kau benar-benar pandai bercanda!

 

Di luar, acara lelang amal akan segera dimulai.

 

Nindi keluar dengan membawa nampan berisi kue dan mulai membagikannya kepada semua orang.

 

Namun, saat tiba di hadapan Audy, wanita itu sengaja mencari masalah. "Cuma begini saja? Kamu berani menyajikan makanan seperti ini kepada tamu?"

 

Sania berbisik lirih, "Nindi, sudah kubilang untuk menyajikan makanan khusus untuk Nyonya Audy! Kenapa kamu malah membagikannya ke semua orang?"

 

Audy jelas berada di level sosial yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang-orang lain di ruangan ini.

 

Nindi tidak mengubah ekspresinya. "Aku ingin semua orang bisa mencicipinya."

 

Bagaimana mungkin dia hanya memberi Audy saja, bukankah itu sama saja dengan memberi tahu semua orang bahwa keluarga Lesmana pilih kasih dan membeda-bedakan?

 

"Simpan saja makanan murah ini untuk dirimu sendiri!"

 

Audy langsung melempar kue itu ke arah Nindi, lalu berdiri dengan angkuh. "Membosankan! Kalau bukan karena keluarga Ciptadi, aku nggak akan datang ke sini!"

 

Darren buru-buru maju untuk menahannya pergi dan segera menoleh ke arah Nindi. "Apa yang kamu tunggu? Cepat minta maaf kepada Nyonya Audy!"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 514 Bangkit dari Luka ~ Bab 514 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 24, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.