Bab 515
Nindi sama sekali tidak
ingin meminta maaf.
Namun, karena Audy
membuat keributan seperti ini, acara amal hari ini kemungkinan besar akan
gagal, dan kelak akan menjadi bahan tertawaan di kalangan atas.
Darren menatapnya.
Sania makin memanaskan
suasana, "Nindi, jelas -jelas ini salahmu karena nggak merencanakan acara
dengan baik. Cepat minta maaf pada Nyonya Audy. Beliau itu orang yang berbesar
hati, pasti beliau nggak akan mempermasalahkannya."
Kalau Nindi sampai
menyinggung perasaan Audy, bagaimana mungkin dia bisa mengambil hati wanita itu
di kemudian hari?
Nindi sungguh bodoh,
kenapa dia berpura-pura begitu mulia.
Akhirnya, Nindi
melangkah ke depan dan berdiri di hadapan Audy. "Maaf, Nyonya Audy. Saya
kurang mempertimbangkan semuanya dengan baik. Kalau Anda merasa nggak puas
dengan hidangannya, saya bisa segera menyiapkan yang baru khusus untuk
Anda."
"Menyiapkan khusus
untukku? Bukankah ini membuktikan betapa istimewanya aku?"
Tatapan Audy penuh
dengan rasa jijik. Dia sangat tidak menyukai cara keluarga Lesmana yang selalu
mencari muka dan berusaha naik status.
Sania buru-buru menyela
dengan nada menjilat, " Nyonya Audy, lalu bagaimana agar Anda nggak marah?
Nindi pasti akan melakukannya."
"Oh, ya?"
Audy melirik kue yang
tadi jatuh ke lantai, lalu menatap Nindi. "Bukankah tadi kamu bilang
kuenya enak? Kalau begitu, ambil dan makanlah. Kalau kamu lakukan itu, aku
nggak akan mempermasalahkan penghinaan yang tadi kamu lakukan padaku."
Nindi menatap kue yang
sudah berdebu di lantai dan berpikir bahwa Audy sengaja mempersulitnya.
Darren mengernyit.
"Nyonya Audy, bukankah ini sedikit keterlaluan?"
Saat itu, Nando datang
dari belakang, dan berdiri melindungi Nindi. "Nyonya Audy, Nindi masih
muda dan sudah berbuat salah, tapi kira-kira apa kata orang tentang Anda kalau
hal seperti ini tersebar?"
Ekspresi Audy langsung
berubah. "Jadi begini cara keluarga Lesmana meminta maaf? Kalau begitu,
nggak ada lagi yang perlu dibicarakan."
"Kak Darren,
katakan sesuatu!"
Sania langsung mengambil
kue itu, meletakkannya di atas piring, lalu menyerahkannya pada Nindi. "
Aku lihat bagian tengahnya masih bersih. Coba makan sedikit, Nyonya Audy pasti
nggak akan mempermasalahkan hal kecil seperti ini, 'kan?"
Melihat hal itu, Audy
menampilkan senyum mengejek. "Benar, aku nggak sepicik itu."
Dia ingin melihat sejauh
mana keluarga Lesmana rela merendahkan diri demi mengambil hati keluarga
Gunawan.
Nando menatap Sania
tajam. "Kamu gila, ya? Singkirkan itu!"
Berani-beraninya dia
memaksa Nindi makan sesuatu yang jatuh ke lantai.
"Kak Nando, aku
melakukan ini demi kebaikan keluarga Lesmana. Kak Darren, kamu setuju,
'kan?"
Dalam hati, Sania sudah
membenci Nindi habis-habisan. Jika dia yang mengatur acara ini dan menyajikan
hidangan itu, pasti tidak akan ada masalah dengan Audy.
Darren ragu sejenak,
lalu melirik kue itu. "Nindi, kamu sendiri yang buat masalah, jadi kamu
yang harus bertanggung jawab."
Ini juga bisa jadi
pelajaran bagi Nindi. Tidak semua orang di Yunaria bisa disinggung.
Dia bahkan tidak mampu
menyinggung keluarga Morris, apalagi keluarga Gunawan.
Ekspresi Nando langsung
berubah. "Kak Darren, kamu ikut-ikutan gila ya?"
Bagaimana bisa mereka
membiarkan Nindi makan sesuatu yang jatuh ke lantai? Ini sama saja dengan
mempermalukan keluarga Lesmana! Apa mereka menganggap Nindi bukan bagian dari
keluarga?
Sania berinisiatif untuk
mengambil sedikit dengan sendok dan berkata kepada Nindi. "Bagian ini
bersih kok, kamu bisa memakannya dengan tenang."
Hah! Akhirnya dia bisa
melihat Nindi menderita juga.
Bukankah dia sok suci?
Berani tidak dia menyinggung keluarga Gunawan sekarang?
"Hah, benar-benar
lucu. Jadi seperti ini ya, budaya di keluarga Lesmana?"
Riska muncul, Dia merasa
sangat marah saat menyaksikan mereka memaksa Nindi makan kue yang jatuh ke
lantai.
Riska mengira
kakak-kakak Nindi akan membela Nindi, tetapi ternyata hanya satu yang
melindunginya, dan yang lainnya malah menyetujuinya.
Jadi, gosip yang beredar
ternyata benar.
Riska berjalan ke arah
Sania dengan penuh amarah, lalu melempar kue itu ke wajah Sania. "Kalau
kamu ingin sekali memakannya, maka makanlah sendiri!"
Pemandangan itu langsung
membuat semua orang di sekitar terkejut.
Nindi pun tak menyangka
bahwa wanita ini akan membela dirinya.
Sementara itu, Sania
benar-benar terkejut. Dia menjerit marah dan berteriak ke arah Riska,
"Berani -beraninya kamu menyerangku! Kamu nggak tahu siapa aku?"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: