Bangkit dari Luka ~ Bab 69

 

Bab 69

 

Setelah meja makan terbalik, Nindi tampak santai saat mengelap tangan.

 

Melihat perubahan Nindi yang drastis, Leo berkata, " Nindi, apa kamu gila?"

 

Dulu, Nindi tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini, apalagi membakar barang-barang milik Sania dengan pemantik api!

 

Ini sama sekali tidak terlihat seperti Nindi!

 

Nindi menendang kursi di sampingnya. Suara lembutnya terdengar agak kesal. "Kalian berisik banget. Kalau nggak mau makan, sudahlah, jangan makan!"

 

Saat ini, dia benar-benar hilang kesabaran.

 

Dia muak dan tidak ingin menyaksikan Sania berakting di sini!

 

Sania langsung menangis. "Huhuhu, semua salahku. Huhuhu, aku yang salah!"

 

"Sania, kamu terlalu baik. Kalau mau pergi, biar Nindi saja yang pergi!"

 

"Oke, aku pergi!" Nindi langsung setuju.

 

Karena tujuannya sudah tercapai, dia enggan buang waktu untuk tinggal lebih lama di sini.

 

Nando segera menjelaskan, "Nggak boleh. Nindi karmu nggak boleh pergi, kamu akan pergi ke mana lagi?"

 

"Kak Nando, hentikan saja kartu kreditnya. Aku mau lihat berapa lama dia bisa bertahan di luar!"

 

Nindi tidak begitu peduli atas ancaman itu. " Terserah!"

 

Di kehidupan sebelumnya, kartu kredit yang dihentikan membuat Nindi terdampar di jalanan dan terpaksa mengemis. Momen tersebut tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya!

 

Dia harus bisa menghasilkan uang sendiri!

 

Nindi pun kembali ke kamarnya. Dia hanya mengambil satu tas ransel, mengemas beberapa pakaian serta dokumen identitas, tanpa membawa yang lainnya.

 

Nando agak panik. "Nindi, jangan dengarkan omong kosong Kak Leo, ya? Dulu, kamu bilang akan kembali setelah ujian, 'kan?"

 

Sorot mata Nindi tampak tenang. "Ya, aku memang bilang begitu."

 

Jika tidak mengatakan seperti itu, mengingat sifat Kak Nando dan Kak Leo, dia tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk memengaruhi ujiannya.

 

Sekarang, ujian sudah selesai. Jadi, tidak ada yang bisa memengaruhinya lagi.

 

Lantas, buat apa dirinya masih harus menahan diri dan merasa tertekan?

 

"Nindi, kita punya darah yang sama. Kalau ada konflik, itu bukan masalah besar, dong? Kakak tahu kalau kamu sudah menderita sebelumnya dan akan kuperbaiki kesalahan itu di masa depan."

 

Nando hampir tidak tidur semalaman, tetapi dia pun segan untuk mencari Nindi.

 

Setelah memahami beberapa hal, semua kenangan lama akan terasa bagai pisau hingga membuatnya terjaga sepanjang malam.

 

Sejak kedatangan Sania di keluarga Lesmana, Nindi selalu menderita!

 

Selama bertahun-tahun, Nando tidak berani berpikir lebih jauh!

 

Makin dipikirkan, Nando makin cemas.

 

Nindi tiba-tiba tertawa, terlihat begitu tenang saat bicara, "Kak Nando, jangan bilang begitu. Setelah Ujian Bersama Masuk Perguruan Tinggi, aku berencana kerja paruh waktu, belajar hidup mandiri. Biarkan Sania tinggal di kamarku karena ayahnya telah menyelamatkanku, sudah seharusnya aku bersikap baik padanya."

 

Leo berjalan mendekat dan berkata, "Hm, seharusnya kamu sudah melakukan ini dari dulu."

 

Tampaknya, Nindi masih takut kalau putus hubungan dengannya!

 

Nindi kembali melanjutkan, "Sekarang, ujian sudah selesai. Sania juga harus melanjutkan pelatihan di tim E-Sport. Toh, dia juga anggota keluarga Lesmana. Nggak adil kalau dia nggak diizinkan berpartisipasi karena kurang mahir."

 

Ekspresi Leo refleks berubah. "Tentu, tentu saja. Aku akan mengaturnya."

 

Nindi mengangguk. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku akan hubungi kalian jika nanti ada urusan."

 

Nindi langsung turun ke bawah tanpa menoleh.

 

Leo pun seketika panik. "Kak Nando, kamu sungguh membiarkannya pergi?"

 

Nando tersenyum getir dan bertanya, "Terus maumu bagaimana? Bukannya tadi kamu yang suruh dia pergi? Bukannya kamu yang bilang ingin putus hubungan dengan Nindi?"

 

"Aku... aku cuma asal bicara karena marah!"

 

"Leo, kamu tahu, kata-kata menyakitkan yang kamu ucapkan tadi nggak bisa dilupakan begitu saja.

 

Goresan luka akan selalu hadir dan abadi.

 

Nando menunjukkan ekspresi pasrah. Sekarang, saat melihat Leo, dia seperti menyaksikan dirinya dulu.

 

Melihat ekspresi Nando yang tidak biasa, Sania lekas berkata, "Kak, aku akan pindah keluar. Nanti, Kakak coba bujuk Nindi supaya dia kembali."

 

Nando menggeleng. "Nggak perlu, kamu tinggal di sini saja."

 

Masalah Nindi tidak bisa diselesaikan hanya dengan Sania yang memilih pindah dan keluar.

 

"Kak Nando, sudah aku putuskan. Terima kasih atas perhatianmu selama ini."

 

Sania segera berbalik dan mulai mengemasi semua barangnya. 1

 

Perubahan sikap Nando yang begitu cepat sungguh membuat Sania khawatir. Jika dia tidak melakukan sesuatu, Nando pasti akan mencurigainya.

 

Leo tampak panik. "Kak Nando, sejak awal, Sania memang merasa nggak aman di rumah kita. Setelah Nindi membuat keributan begini, Sania benar-benar dipaksa pergi. Apa Kakak nggak paham? Sania nggak melakukan kesalahan apa pun."

 

"Tapi, Nindi juga sudah banyak menderita selama ini."

 

"Tapi, ayahnya Sania telah menyelamatkannya. Nggak masalah kalau Nindi sedikit menderita, dong? Kita harus tahu terima kasih dan membalas budi!" B

 

Mendengar perkataan Leo, Nando seketika meremas dadanya, merasa sesak saking marahnya. Pandangannya menggelap, lalu langsung pingsan.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 69 Bangkit dari Luka ~ Bab 69 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.