Bangkit dari Luka ~ Bab 90

 

Bab 90

 

"Tapi, aku sudah minta maaf padanya. Dia mau apa lagi? Kakak Kedua, hatiku terasa sesak!"

 

Leo merasa hatinya tidak nyaman.

 

"Leo, kalau kamu mau dapatkan balik adikmu, kamu harus ubah sikapmu pada Nindi dan bersikap lebih baik!"

 

Nando juga baru menyadari kalau dia terlalu mengabaikan Nindi sebelumnya.

 

"Apa kita nggak memperlakukannya dengan baik?

 

Kakak Kedua, kamu dirawat di rumah sakit beberapa hari. Dia saja nggak datang jenguk kamu, sikapnya dingin, bahkan nggak peduli. Bagaimana orang bisa baik padanya?"

 

Leo mabuk berat. Dia duduk di lantai seraya bicara omong kosong.

 

Nando melihat tayangan di ruang siaran langsung, hanya merasa putus asa.

 

Karena kesedihan Nindi, dia tidak mau menemuinya.

 

Ini adalah balasannya.

 

Dulu, ketika Nindi baik padanya, dia tidak bisa melihat itu.

 

Nando telah melakukan sepuluh karnaval, menguasai layar untuk sementara waktu.

 

Nindi melihat nama yang memberi hadiah, membentuk garis lurus dengan bibirnya, lalu mendapati bahwa itu adalah Kakak Kedua.

 

Dia berpura-pura tidak melihat nama Kakak Kedua.

 

"Nona Lemon, apakah kamu akan menghadiri acara Salon Selebritas Internet besok malam?"

 

Nindi pun menjawab, "Aku akan hadir."

 

"Ya Tuhan, apakah acara itu sulit dihadiri? Aku juga mau pergi, lalu bertemu Nona Lemon!"

 

"Beli undangan acaranya besok dengan harga tinggi via daring!"

 

Nindi beristirahat sejenak. Setelah itu, dia memberi penjelasan rinci terkait proses PK hari ini, termasuk beberapa kelebihan dan kekurangan penembak, serta siapa yang cocok untuk bermain.

 

Saat itu, setidaknya, pengalaman yang dia rangkum dari kehidupan sebelumnya bisa membantu satu orang.

 

Setelah siaran langsung, dia mengusap tengkuk. Pinggang Nindi pun agak pegal.

 

Nindi keluar ruang kerja, bersiap pergi ke dapur dan ambil air minum saat kebetulan melihat Cakra berdiri di pintu masuk. Jelas, dia baru saja pulang.

 

Saat itu, tiba-tiba sekelilingnya menjadi gelap.

 

Nindi ragu-ragu bertanya, "Kenapa listriknya mati?

 

Beruntung, pemadaman listriknya terjadi setelah siaran langsungnya selesai.

 

Semuanya gelap. Hanya suara Cakra yang terdengar dari jauh. "Aku akan telepon pengelola."

 

"Oke, mungkin bukan mati sakelar. Aku lihat di luar nggak ada cahaya, mungkin pemadaman listrik di daerah ini."

 

Nindi berbicara sambil meraba-raba sekitar ke arah sofa, tetapi tidak sengaja menabrak vas bunga.

 

Vas bunga yang jatuh ke lantai mengejutkan Nindi.

 

"Berdiri di tempat dan jangan bergerak!"

 

Suara Cakra terdengar bernada dingin, penuh khawatir.

 

Nindi berdiri di tempatnya, dia juga tidak tahu ada pecahan kaca di mana saja.

 

Dia mengangkat kepala dan melihat cahaya senter ponsel tampak mendekat.

 

Cakra mendekat. Sosoknya diselimuti kegelapan, tetapi cahaya redup masih menerangi jarak di antara mereka.

 

Nindi berucap, "Aku keluar mau ambil air dan nggak bawa ponsel. Untung kamu kembali tepat waktu."

 

Dia menunduk dan bersiap untuk melihat keadaan di lantai, tetapi pria itu tiba-tiba mendekat. " Letakkan tanganmu di sini," titah Cakra.

 

Nindi merasa jarak pria itu makin dekat. Apakah dia ingin menggendongnya keluar?

 

Dia meletakkan tangan di pundak Nindi, lalu menggendong ala bridal style.

 

Suhu tubuh Nindi terasa pada telapak tangan pria tersebut yang agak keras.

 

Nindi merasakan kerasnya otot pria itu, jauh berbeda jika dibandingkan dengan lembutnya lengan sang gadis.

 

Ini kali pertama Nindi digendong orang asing dengan posisi begini. Detak jantungnya tidak bisa dikendalikan, bahkan terasa makin cepat!

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Sudah ada Novel Baru yaa

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 90 Bangkit dari Luka ~ Bab 90 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 16, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.