Bangkit dari Luka ~ Bab 94

 

Bab 94

 

Nindi tersenyum sambil mengangguk, membawa gaunnya, lalu pergi.

 

Setelah Nindi pergi, Zovan begitu santai saat berkata, "Kak Cakra, Nindi sekarang sudah dewasa. Dandan cantik itu wajar. Pada akhirnya, dia akan tumbuh dewasa, pacaran, lalu menikah. Kamu nggak mungkin membuat dia sekaku itu. Bagaimana kalau dia dibawa kabur sama cowok luar bermulut manis?"

 

Cakra sudah mencoba menahan diri, tetapi dia tidak tahan lagi, sehingga dia langsung menendang Zovan.

 

Zovan, yang sudah memprediksi gerakannya, langsung melompat untuk menghindar sambil berkata, "Bukannya kamu pernah bilang kalau Nindi suka seseorang? Mungkin saja itu teman sekolahnya. Kalau sudah kuliah, mereka bisa pacaran romantis."

 

"Pergi!"

 

Cakra memijat pelipisnya, suasana hatinya berakhir tidak karuan tanpa alasan.

 

Nindi naik taksi menuju salon untuk menata rambut dan merias wajahnya.

 

Tidak lama kemudian, Luna juga turun dari mobil di belakangnya. "Wah, Nindi, tempat ini betulan oke, ' kan? Aku nggak pernah dengar sebelumnya."

 

"Ini rekomendasi dari teman, harusnya bisa dipercaya, sih."

 

Nindi memang mengajak Luna untuk ikut. Undangan acara itu memberi izin untuk membawa satu pendamping, entah pria atau wanita.

 

Nindi melangkah masuk, lalu menuju resepsionis dan berbicara, "Aku direkomendasikan oleh Zovan."

 

"Ah, Nona Nindi, ya. Kami sudah menerima pesan dari Tuan Zovan sebelumnya. Silakan masuk bersama teman Anda."

 

Nindi duduk di kursi, menunggu proses penataan dan rias wajah dimulai.

 

Luna, yang duduk di sebelahnya, lekas berkata, " Nindi, para haters di forum itu benar-benar keterlaluan. Sania saja sempat menyukai komentar jahat mereka. Sekarang, banyak yang percaya kalau kamu punya 'penyokong' di belakang. Nando jelas-jelas kakak keduamu, kenapa mereka nggak bela kamu?"

 

Nindi tetap tenang. "Biarkan saja," balasnya.

 

"Dulu, aku iri banget sama kamu karena mempunyai kakak-kakak seperti mereka. Sekarang, mereka semua lebih berpihak sama Sania. Kalau gini, mending nggak punya kakak sekalian."

 

Nindi melihat dirinya di cermin dengan ekspresi tenang, sudah tidak peduli lagi.

 

Di kehidupan ini, dia bisa lepas dari keluarga Lesmana dan hidup mandiri.

 

Beberapa jam kemudian, penataan dan rias wajahnya selesai.

 

Nindi mengenakan gaunnya, melihat diri di cermin, lalu merasa agak asing saat melihat pantulan dirinya.

 

Luna mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto. "Nindi, sebenarnya kamu cantik sekali kalau dandan. Karena Sania memanipulasimu, makanya kamu selalu kurang pede."

 

Nindi dan Luna mengambil swafoto beberapa kali, lalu Nindi melirik jam. "Ayo, kita pergi."

 

Mereka berdua naik taksi menuju tempat acara, yaitu sebuah hotel bintang lima.

 

Nindi melihat banyak mobil mewah serta wartawan yang tengah menunggu di luar hotel.

 

Luna terlihat agak cemas. "Aku belum pernah ikut acara begini, cuma pernah lihat di TV waktu dulu. Nindi, kalau bukan kamu yang bawa aku masuk, mungkin aku cuma bisa masuk lewat pintu belakang dan menjadi staf. Nggak bisa lewat pintu utama gini. 11

 

Sebenarnya, Nindi juga agak cemas.

 

Dia berusaha terlihat santai dan berkata, "Kenapa takut? Kita punya undangannya."

 

Kedua gadis itu keluar dari taksi, memegang gaun mereka, dan berjalan menuju tempat pendaftaran

 

Belum tiba di pintu, Nindi sudah menyaksikan wartawan berlarian menuju suatu tempat.

 

Penasaran, Luna melihat ke arah tersebut. "Siapa yang datang? Semua wartawan lari-lari ke sana!"

 

Mobil mobil mewah berhenti di tepi jalan. Setelah pintu mobil terbuka, Leo dan Sania keluar bersama.

 

Sania mengenakan gaun malam khusus, dengan kalung zamrud di leher dan gelang giok di pergelangan tangannya, bagai gadis kaya raya.

 

Saat Nindi melihat perhiasan yang dipakai Sania, bukankah itu hadiah permintaan maaf yang dia berikan kepada Sania di kehidupan sebelumnya?

 

Semuanya juga pemberian dari para kakak Nindi waktu kecil.

 

Sania tampak sangat bangga dan menikmati perhatian dari wartawan, apalagi perhiasannya memang barang antik dan bernilai sangat tinggi!

 

Lantas, Nindi berjalan. Semua itu akan menjadi miliknya.

 

Seorang wartawan mendekati Leo dan bertanya, Tuan Leo, ada kabar bahwa penyiar 'Lemon Manis' adalah adik kandung Anda, Nindi. Apakah itu benar?

 

Sania langsung terdiam. Senyum di wajahnya seketika pudar. Mengapa topik ini harus dibahas ?

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Novel Membakar Langit Menaklukkan Dunia Bab 2100 - 2205 sudah tersedia di lynk id, yang masih sabar, tunggu di sabtu ya

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 94 Bangkit dari Luka ~ Bab 94 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 21, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.