Thomas Qin ~ Bab 1318

           


Silahkan di bantu di bantu..

1. Share ke MedSos

2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab

3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821



Bab 1318 – Sebuah Tangan

Pada saat ini, selain ada teriakan Lily, yang lainnya berkumpul bersama, meringkuk bersama, bergetar ketakutan.

Tanpa diketahui alasannya, tutup peti mati itu mengeluarkan suara deritan. Suaranya terdengar sangat menusuk telinga, membuat orang merasa ngeri. Suaranya itu juga terdengar seperti orang yang sedang tercekik, hingga sulit untuk bernapas.

“Dimana… Dimana itu? Itu bukan berasal dari peti mati kan?”

“Jangan bicara omong kosong…”

“Wang Mian, apakah dia telah dibunuh?”

“Tidak bisakah kamu berhenti bicara?”

“Ngiuk–“

“Ngiuk– Ngiuk–“

Suara nyaring itu menusuk gendang telinga, sungguh sangat aneh, terasa seperti mengesek telinga mereka. Suara yang mengerikan itu, terkadang membesar dan terkadang mengecil, telah menjadi mimpi buruk semua orang. Mereka ingin melihatnya, namun tidak berani.

Apakah Wang Mian benar-benar ada di sana?

Thomas benar-benar tidak tahu, namun dirinya tahu bahwa dia harus pergi kesana untuk memeriksanya. Hanya sampai Wang Mian diselamatkan, dia baru bisa pergi dari sini dengan selamat, tidak peduli dia hidup atau mati, tidak peduli dia ada di dalam atau tidak.

Jika dia hidup, maka Thomas akan melihat seorang pria. Jika dia mati, maka Thomas akan melihat mayat.

Thomas harus bertanggung jawab atas keselamatan semuanya. Ini merupakan kewajibannya sebagai seorang dokter. Dia tidak dapat melakukan kesalahan, tidak peduli apa hasil akhirnya, Thomas harus tetap memiliki hati nurani yang murni, itu barulah benar.

Ketika orang hidup, mereka pasti akan meminta pertolongan, dan fokus dalam hidup Thomas hanya adalah menyembuhkan dan menyelamatkan yang sakit.

Jika kehilangan fokusnya itu, Thomas pun tahu bahwa hati nuraninya akan dikutuk. Jika orang lain tidak berlaku baik, kemudian dia tidak dapat berlaku adil. Maka dengan begitu, masternya pun tidak akan memaafkan dirinya. Dia tidak dilahirkan untuk orang lain, namun dia hidup untuk orang lain, inilah prinsip seorang dokter.

Tidak peduli apa yang terjadi, dia akan tetap teguh pada pendiriannya. Thomas percaya bahwa tidak ada tempat persembunyian bagi para hantu dan monster di hadapannya. Terlebih lagi, dia sendiri telah memiliki tiga belas jarum pintu hantu, yang khusus ditujukan untuk menaklukkan semua jenis hantu dan roh-roh jahat.

Saat ini Thomas menatap mata Lily yang tampak dipenuhi dengan ketakutan. Rasa takutnya itu sudah hampir membuatnya keluar dari akalnya sehatnya. Sepertinya pemandangan seperti itu telah berkali-kali muncul di dalam benaknya.

Lily dengan putus asa menjambak rambutnya sendiri, menjerit berulang-ulang kali. Teriakannya itu semakin keras daripada suara yang terdengar dari peti mati.

Lily telah menggores wajahnya sendiri, dia menarik rambutnya ke bawah satu per satu. Kukunya penuh dengan darah. Vivien dan yang lainnya yang melihat hal ini merasa sangat ketakutan dan kebingungan.

“Mengapa dia menjadi gila lagi?”

“Apakah ada hantu lagi yang hinggap pada tubuhnya?”

“Kak Thomas, cepatlah singkirkan dia. Mari kita singkirkan saja.”

Bagi Vivien dan yang lainnya, Lily yang sekarang masih sama berbahayanya seperti tadi. Dia tampak bergumul dengan keputusasaan di dalam hatinya, bak binatang yang ingin melarikan diri dari kandangnya. Rasa putus asa seperti itu sungguh membuat orang merasa pilu.

“Merawatnya.“

Thomas memegang pisau di tangannya, segera menghantam pundak belakang Lily, sehingga Lily pun segera tidak sadarkan diri, dengan begitu tidak ada lagi suara yang dikeluarkannya. Pada saat ini situasi di dalam makam itu sekali lagi menjadi sunyi.

“Cit cit–“

“Cit cit cit–“

Suara yang menusuk itu membuat Thomas juga merasa sangat tidak nyaman, dia melihat ke belakang, kemudian selangkah demi selangkah berjalan ke depan. Pada saat ini, terdapat tangan yang berlumuran darah keluar dari peti giok berwarna putih itu.

“Itu adalah tangan… Bagaimana bisa? Tangan itu bergerak…”

“Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku merindukan ibuku!”

“Diam!”

Vivien berkata dengan keras. Dia pun juga merasa takut, namun dia ingin mengontrol emosinya itu. Setiap bulu kuduknya seolah telah naik, tapi dia tahu bahwa tidak ada gunanya untuk merasa takut. Jika Kak Thomas tidak dapat mengeluarkan mereka, lalu mereka merasa takut, apakah itu akan membantu?

Lagipula siapa yang tidak takut? Namun dapatkah rasa takut itu menyelesaikan masalah?

Tangan yang dipenuhi dengan darah itu tampak sangat kurus hanya menyisakan kulit dan tulang. Baru saja menggenggam peti itu, noda darah pun muncul pada tutup paku. Tangan itu tampak lebih kuat lagi mencengkeram peti giok itu.

Thomas pun berjalan maju selangkah demi selangkah, suasana di sekitarnya menjadi tegang, namun dia adalah satu-satunya harapan, dia tidak boleh mundur.

“Wang Mian, apakah itu kamu?”

Thomas bertanya dengan perlahan.

Hanya ada keheningan, tidak ada jawaban. Keheningan itu terasa aneh, begitu mengerikan.

“Wang Mian!”

Thomas memanggil namanya lagi.

“Wang Mian…”

Thomas mengerutkan alisnya dengan kencang, sebelum sampai, tutup peti itu tiba-tiba melayang, menghancurkan sederet lilin yang ada di sekitar, segera jatuh ke tanah, menyemburkan debu di udara.

Debu itu berhamburan, sebelum Thomas memiliki cukup waktu untuk melihat, tangan yang dipenuhi darah dari dalam peti itu ingin menangkap dirinya.

“Kak Thomas!”

“Kak Thomas!”

Orang-orang yang ada disana merasa gelisah. Mereka hanya menatap ke arah Thomas yang saat ini ditarik masuk ke dalam peti itu. Mereka seolah kehilangan satu-satu nya harapan mereka.

Bukankah ini sudah berakhir?

Begitu Thomas mati, maka mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk hidup.

Thomas memberi pukulan kepada tangan yang dipenuhi darah itu. Namun tangan itu seolah tidak ingin melepaskannya. Ketika melihatnya, Thomas tersadar ternyata itu bukanlah pria yang berusia dua puluhan tahun. Bola matanya berwarna putih, wajahnya tampak garang, dan tangannya berlumuran darah.

“Wang Mian!”

Thomas menghirup napasnya, walaupun tidak mengenal Wang Mian, namun dia tahu bahwa Wang Mian adalah salah satu teman sekelas Vivien yang satu-satunya telah hilang.

Wang Mian tidak menanggapinya sama sekali. Sebagai gantinya, dia malah mengulurkan tangannya ke dada Thomas.

Wajah Thomas tampak begitu dingin, melompat keluar dari peti itu. Wang Mian pun juga bangkit, bergegas menghampiri Thomas.

Thomas menahannya dengan kedua tangannya, namun sentuhannya itu hanya sedikit mengguncang Wang Mian. Sementara itu, Wang Mian memutar lehernya, membuat suara yang terdengar begitu mengejutkan.

“Wang Mian! Itu memang adalah Wang Mian! Apakah dia juga kerasukan hantu?”

“Aku takut, aku hanya ingin pulang…”

Orang-orang menjadi panik, melihat penampilan Wang Mian itu, membuat mereka sekali lagi merasa sangat takut.

Thomas sadar bahwa Wang Mian lebih kuat dan lebih menakutkan daripada Lily. Thomas dapat merasakannya dari tatapannya pada matanya. Walaupun itu tidak terlalu jelas, Thomas juga tidak dapat memahaminya, namun kemarahan dan keputusasaan di dalam tatapannya itu membuat Thomas merasakan hawa dingin di dalam hatinya.

Buk buk buk–

Dia terus menerus mengejarnya, sungguh membuat terkejut. Thomas pun juga tidak menyangka bahwa orang ini lebih buruk dari yang dirinya kira, hantu yang ada di dalamnya itu pasti sangat mengerikan.

Wang Mian telah kerasukan!

Thomas yang menatapnya juga terbawa amarah. Mereka berdua bertarung, mengeluarkan lebih dari sepuluh gerakan, namun tidak ada yang menang atau kalah. Thomas tahu bahwa lawannya kali ini tidaklah sederhana.

Bahkan dia bukanlah manusia!

Ini baru adalah hal yang paling mengerikan. Thomas bahkan tidak tahu titik kelemahannya, terlebih lagi juga tidak mengetahui jenis roh jahat apa yang ada di dalam tubuhnya itu. Tubuh Wang Mian seolah mendapat pertolongan dari Tuhan. Dia sungguh gila, tidak dapat merasakan rasa sakit, tidak kenal rasa lelah.

“Kembalikan hidup istriku…”

 

Bab Lengkap 

Thomas Qin ~ Bab 1318 Thomas Qin ~ Bab 1318 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 15, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.