The Campus Wealthy Son ~ Bab 21 - Bab 30

   

Bab 21

“Kalian bisa memeriksa seluruh tubuh ini, orang yang tidak punya uang sepeser pun tidak akan mungkin bisa datang menghamburkan uangnya di sini. Bukan pengemis, dan bukan juga pencuri!”

Meskipun alasannya semakin kuat, tapi manajer itu masih juga agak curiga terhadap Tiano Lin.

Dia menoleh ke arah Tiano Lin, dan bertanya dengan alis mengerut.

“Tuan, apakah yang mereka katakan ini benar?”

Melihat sosok Tiano Lin, manajer itu juga curiga apakah dia ini orang yang benar atau tidak.

Tiano Lin menggelengkan kepala secara natural, kemudian berkata: “Tidak.”

“Mengapa, kamu masih tidak berani mengaku, takut akan dijebloskan ke penjara? Aku beritahu kamu, jangan kira aku tidak tahu, sebelumnya kamu mencuri sebuah piala kaca dari kompartmen mobil, jika aku mengatakan tentang hal ini, kamu hanya tinggal menunggu dijebloskan ke penjara!”

Ternyata perempuan ini tahu bahwa piala itu ada di dalam kompartmen mobil.

Tiano Lin pun semakin curiga, melihat dari keadaan saat ini, perempuan ini seperti berusaha untuk mencari kambing hitam.

“Celine, tidak bisakah kamu tidak memfitnah orang lain!”

Xeria Ling berteriak.

“Kenapa, apa kamu berencana membantunya berbicara? Eh, aku lupa, bukankah kamu juga masih punya paman yang mendekam di dalam penjara? Kamu bisa mempertimbangkannya untuk menebusnya saat waktunya tiba!”

“Masalah yang lalu itu hanyalah sebuah kecelakaan, lagipula aku percaya Tiano Lin bukanlah orang seperti itu, kamu bersikeras menekan kebenarannya, bukankah hanya untuk mempermalukan Tiano Lin?”

“Iya, memang itu yang kulakukan, lalu mengapa? Apa dia bisa mengabaikan suara hatinya saat dia tahu apa yang dia lakukan? Jika punya nyali katakanlah darimana dia mendapatkan gelas piala itu!”

Xeria Ling pun terdiam tak berdaya, Celine perempuan ini menerocoskan kalimat satu demi satu, tanpa memberikannya kesempatan untuk mengembalikannya.

Dia berencana datang ke sini untuk menghilangkan kekhawatirannya, tapi sekarang dia justru menemukan masalah lain.

Manajer itu pun tidak ingin membiarkan masalah ini terus berkembang, lalu setelah berdeham, dia pun berkata kepada mereka.

“Sudahlah, kalian jangan ribut lagi, kami akan meminta keamanan ke sini, kita bisa memeriksa apakah tuan ini mencuri barang atau tidak!”

Beberapa orang itu pun seketika terdiam.

Xeria Ling menoleh ke arah Tiano Lin, dan dengan suara tenang dia berkata.

“Tiano Lin, jangan khawatir, jika kamu tidak melakukan apa pun, mereka tidak akan bisa membawamu.”

“Jangan berbesar mulut, Tiano Lin orang seperti apa, apa aku tidak paham? Kali ini aku akan melihat bagaimana dia akan menjelaskan tentang dirinya sendiri.”

Celine bisa memastikan, orang miskin seperti Tiano Lin ini tidak mungkin sanggup membeli sebuah mobil berharga 4 milyaran, jadi dia semakin yakin bahwa gelas piala ini pun pasti adalah curiannya.

“Tunggu, barusan kalian panggil tuan ini siapa?”

Manajer itu terdiam.

“Tiano Lin, tadi saat masuk juga sudah berkata kepadamu, pria ini adalah Tiano Lin.”

Marvel pun tertawa di sebelah.

“Tiano Lin?”

Manajer itu pun akhirnya mengerti alasan mengapa dia datang ke sini, bukankah dia ke sini untuk menemui orang ini!

Dua jam yang lalu, dia mendapatkan telepon dari Ibu Boss, yang berkata bahwa seorang pria bernama Tiano Lin ada di dalam, dan menyuruh dia untuk membawanya ke sana.

Dan sekarang, Tiano Lin ini, berdiri di hadapannya hidup-hidup.

“Anda adalah Tuan Tiano Lin?” Manajer itu bertanya dengan tidak yakin.

“Benar, ada apa?” Tiano Lin menganggukan kepala.

Xeria Lin melihat ke sorot mata manajer, dan merasa ada sesuatu yang tidak tepat.

Dia pun berpikir, bersama dengan Tiano Lin pasti akan menjadi suatu hal yang buruk.

Yang lalu adalah sebuah perkelahian, kali ini dia dituduh, pria ini sungguh dikelilingi dengan masalah.

Tapi tak lama kemudian, sesuatu yang ditebak oleh Xeria Ling terjadi.

Hanya melihat manajer itu tertawa, dan menjabat tangan Tiano Lin, lalu berkata dengan penuh hormat: “Sungguh maaf sekali, ternyata anda adalah Tuan Tiano Lin, maafkan kelancangan kami, saya harap anda tidak memasukannya ke hati.”

Sikapnya berubah drastis, membuat Marvel dan Celine tertegun.

“Tuan Tiano Lin, kemarin siang Anda yang membeli mobil Mercedes-Benz seharga 4 milyar itu bukan?”

Celine yang mendengarnya pun bingung sesaat, kemudian tertawa terbahak-bahak.

“Beli mobil? Tampang orang miskin seperti ini masih punya uang untuk beli mobil, dengan kekayaannya, membeli dua motor listrik saja sudah bagus, jika sungguh sanggup untuk membeli mobil, aku akan sujud menyembahnya detik ini juga, haha!”

Xeria Ling juga tidak percaya: “Apakah kalian salah, Tiano Lin ini sepertinya bukan Tiano Lin yang kalian cari!”

“Tidak, orang yang kamu cari memang adalah aku.”

Dia melakukan itu bukanlah ingin memberitahu Celine bahwa memang dia sudah membeli mobil, tapi hanya sekedar mengakui kebenarannya.

Manajer itu melirik ke arah Tiano Lin, dan tersenyum: “Anda tampak seperti Direktur Chen, pastilah anda adalah orang yang saya cari.”

“Direktur Chen? Aku tidak ingat aku mengenal seorang Direktur Chen.” Tiano Lin menyahut.

Manajer itu pun tertawa tak berdaya: “Itu tidak penting, yang menyuruhku untuk mencarimu, adalah keingingan Direktur Chen, beliau berkata ada sesuatu yang harus saya sampaikan kepada anda secara pribadi.”

Setelah berkata demikian manajer itu pun mengeluarkan sebuah kartu emas dari kantongnya.

Kilauan kartu itu serentak menyedot perhatian semua orang yang ada di situ.

“Ini adalah kartu pelanggan istimewa, orang yang menggunakan kartu ini, tidak peduli mengeluarkan uang di lantai atas maupun lantai bawah, selamanya akan menerima potongan harga sebanyak 50%.”

Wajah Tiano Lin tampak bingung, tapi dia tetap menerima kartu itu.

“Di mana Direktur Chen yang kamu sebutkan itu?”

“Sungguh maaf sekali, saat ini Direktur Chen sedang ada urusan, maka beliau pun menyuruh saya untuk menemui Tuan Lin, jika butuh sesuatu, silahkan langsung mengatakannya kepada saya.”

Manajer membungkukan tubuhnya, bahkan cara bicaranya pun berubah dengan drastis.

Tiano Lin menatap ke arah kartu yang ada di tangannya, dan mengingat kembali masalah saat dia membeli mobil kemarin siang, kemudian alisnya pun mengerut.

Jangan-jangan, orang itu adalah…….

“Aku bertanya dulu, Direktur Chen itu, apakah kemarin dia juga ada di dealer?”

“Benar sekali.” Manajer itu tersenyum simpul.

Tiano Lin pun akhirnya paham sesuatu.

Dia menyimpan kartu itu, dan tersenyum.

Tapi Celine yang ada di sebelahnya pun tidak yakin.

Dia berdeham tidak santai dan berkata: “Tidak mungkin, kalian pasti salah, orang miskin jelek ini, bagaimana mungkin dia bisa mengenal pemilik toko kalian. Barusan dia berkata seperti itu, itu hanyalah omong kosong belaka, panggil bos kalian ke sini, biar dia melihat pria ini dengan mata kepalanya sendiri, lihatlah sebenarnya orang seperti apa dia!”

Marvel juga melotot ke arah Tiano Lin, lalu melangkah maju.

“Iya, jangan sampai kamu salah mengenal, kesalahan itu pasti akan menjadi sesuatu yang sangat fatal. Dia mungkin saja memang hanyalah seorang pencuri belaka, tidak mungkin dia adalah Tuan Lin yang kamu cari.”

“Kalian berdua, tolong kalian jangan bercanda seperti ini.”

Manajer yang mendengarnya pun tampak agak muram.

Dia bisa melihatnya bahwa pasangan itu jelas-jelas sengaja untuk menjatuhkan Tiano Lin.

“Apa maksud sikap mu ini? Kamu pikir kami sedang bercanda? Aku beritahu kamu, jangan sampai kamu salahkan aku, kamu harus tahu bagaimana konsekuensinya, aku tidak percaya, Tiano Lin ini, dia mengenal bos kalian!”

 

Bab 22

“Nona ini, apa kamu yakin melakukan itu?” Manajer itu berkata dengan heran.

“Kenapa, mendengar nada bicaramu seperti berencana untuk mengusir kami, sekarang ini kami ingin memesan ruangan pribadi, dan cepat antarkan minuman keras ke sana!”

Celine hanya sedang menggertak, dia mengatakan apa pun juga tidak ingin percaya bahwa Tiano Lin adalah pelanggan istimewa yang disebutkan oleh manajer.

“Baiklah Nona, karena anda melakukan transaksi di sini, maka secara natural anda juga adalah tamu kami. Maksud anda barusan memesan ruang pribadi adalah memesan seluruh ruangan kah?”

Dengan angkuh Celine pun menganggukan kepala.

“Maaf Nona kira-kira ada berapa banyak teman yang akan hadir?”

“Sekitar beberapa belas, nanti mungkin akan ada lagi, aku sendiri tidak yakin.”

Manajer itu mengangguk, kemudian memberikan kertas resi: “Begini nona, jika anda ingin menggunakan ruangan pribadi untuk konsumsi, kompensasi per kapitanya adalah sekitar 160 juta, jika teman nona melebihi 10 orang, di sini juga menyediakan paket makan untuk banyak orang, dengan harga 180 juta, dan ditambah juga, kami akan memberikan potongan sebanyak 10% untuk biaya pelayanan.”

Hati Celine tersentak sesaat, karena kurang lebih jika dijumlahkan, sudah bekisar antara sekitar 20 milyar.

Dia tahu jumlah uang ini tidak sedikit, tapi demi menyelamatkan mukanya, dia pun tidak ingin menyerah.

“Sayang, hari ini kan ulang tahun ku, bagaimana jika kita…..”

Celine tidak perlu mengeluarkan uang, jadi dia pun menatap ke arah Marvel pacarnya itu.

Marvel tidak berkata apa-apa, wajahnya tampak serius.

Dia bukanlah seorang yang sangat sangat kaya, 4 sampai 6 milyar saja sudah termasuk banyak untuknya. Ditambah lagi, demi menyelamatkan muka perempuan ini, dia harus mengeluarkan 20 milyar, dia sungguh tidak rela.

“Kita duduk di luar saja.” Marvel berkata dengan dingin.

“Mengapa keluar? Marvel, kamu tidak mau mengeluarkan uang sekecil ini?”

Celine pun merengek dengan tidak senang kepada Marvel.

Raut wajah Marvel pun sangat jelek, dalam hati dia pun memaki wanita ini sakit jiwa.

Dengan perkataan manajer tadi, itu seakan seperti memastika bahwa Celine tidak punya nyali untuk memesan di sini.

Hanya saja, wanita liar ini sama sekali tidak tahu.

Melihat Celine terus merengek, Marvel pun enggan meladeninya, dan segera mengibaskan tangannya, kemudian meninggalkan ruang pribadi itu.

Setelah Marvel pergi, Celine sendiri pun sudah tidak perlu berkata apa-apa lagi, uang beberapa juta di dalam tas nya tidak cukup untuk semua ini.

“Lihat saja nanti!”

Dengan perkataan sengitnya, Celine menyambar tas nya dan segera pergi.

“Tuan Lin, tadi itu adalah kesalahan kami, untuk kompensasi, kami akan memberikan dua botol Château Lafite Rothschild untuk anda.”

Sambil berkata, manajer itu mengangguk, kemudian pelayan itu sudah mengambilkan anggur itu.

Tiano Lin tidak peduli.

“Direktur Chen kalian? Apakah beliau akan ke sini nanti?”

“Direktur Chen sedang menemui dua orang tamu besar, jika sudah selesai, seharusnya dia akan datang ke sini sendiri.”

Manajer itu tersenyum.

“Baiklah, pergilah kerja.”

Tiano Lin tidak menyangka bahwa perempuan yang bertemu dengannya di dealer kemarin dan bersumpah agar dia menyukainya, ternyata adalah bos di sini, dan memperlakukannya dengan istimewa juga, apa sebenanrnya maksud semua ini?

Tapi dia juga tidak menaruh masalah ini dalam hatinya.

Setelah memiliki kartu pelanggan ini, pengeluaran biaya Tiano Lin pun terpotong banyak. Tapi dia tidak ingin berhutang kepada siapa pun, jadi meskipun diberi kartu itu pun sekali pun, dia juga tidak berencana untuk menggunakannya.

Lagipula, minuman keras hari ini, dia sudah berencana untuk membayarnya sendiri, tidak membiarkan Xeria Ling mengeluarkan uang sepeser pun.

Di lobi, Celine duduk di kursi dengan wajah muram.

Jika di hari biasa, dia pasti akan sangat bahagia, tapi hari ini, Tiano Lin sungguh sudah mempermalukannya.

Melihat para pelayan itu masuk ke dalam ruang pribadi itu dengan membawa minuman keras, hatinya begitu dongkol.

Dia sungguh tidak mengerti, mengapa Tiano Lin si miskin itu bisa mengenal bos tempat ini, dan dia juga mengenalnya di dealer mobil.

Saat kembali mengingat tentang botol thermos itu, tiba-tiba muncul sebuah gambaran di benak Celine.

Jangan-jangan……

Di sisi lain, Xeria Ling yang berada di dalam ruang pribadi itu mengecap anggurnya dan berkata: “Tiano Lin, aku tidak menyangka kamu bisa mengenal bos dari tempat ini, kamu pastinya bukan seorang konglomerat yang sedang bersembunyi bukan?”

Tiano Lin tertawa pahit: “Kamu lihat aku, juga tahu tidak ada kemungkinan itu bukan.”

Xeria Ling juga meragukannya, saat bertemu dengannya sebelumnya, dia juga sudah membuktikannya bahwa dia bukanlah orang dengan harta berlebih.

Meskipun masih tersimpan begitu banyak kemungkinan, tapi saat Xeria Ling menatap sorot mata Tiano Lin, dia yang cerdas juga tidak ingin bertanya lebih lanjut.

“Mengapa kamu tidak senang lagi?” Tiano Lin mengangkat gelas nya, dan bertanya menyelidik.

“Aku? Aku masih dibuat kesal oleh dua orang perempuan itu.”

Wajah Xeria Ling penuh kekesalan, ekspresinya masih tampak lucu.

Tiano Lin tidak berani bertanya lagi, dan hanya menemaninya minum.

Setelah beberapa gelas kemudian, wajah Xeria Ling pun sudah mulai memerah.

Tentang hal sebelumnya yang tidak ingin dia utarakan kepada Tiano Lin, juga diujarkannya karena bantuan dari alkohol.

Ternyata, dia marah hari ini, karena hari ini dia menghadiri ulang tahun saudara nya sendiri Monica Zhao, dan berencana untuk menggunakan kesempatan kali ini untuk minta maaf baik-baik, dan memperbaiki hubungan.

Tapi, Monica Zhao ini masih juga mengundang Kak Tio, selain karena sopan santun Xeria Ling pun tidak mengatakan apa-apa.

Perlakuan Kak Tio kepada Xeria Ling semakin hari semakin parah, dan bahkan dia mendekati Xeria Ling, berniat untuk memanfaatkannya.

Beberapa teman wanita di sekelilingnya pun tidak berusaha untuk mencegahnya, ada beberapa yang tersenyum diam-diam, dan ada pula yang mengambil foto.

Xeria Ling yang bersifat sembrono itu pun mengerutkan keningnya, kemudian dia melemparkan gelas anggurnya ke lantai dengan sekuat tenaga.

“Salahkan aku mempercayai wanita-wanita itu, maka dari itu mereka melakukan hal ini!”

Xeria Ling meneriakkannya dalam keadaan setengah sadar, kemudian menoleh lalu berbaring dan tidur di atas sofa.

Tiano Lin menatap ke anak bodoh ini dengan tak berdaya, lalu dia berangsur-angsur ke meja kasir untuk membayar, lalu kembali ke ruang pribadi, kedua tangannya memapah pinggang Xeria Ling, dan membawanya ke lantai bawah.

Saat ini, Yulius Zhang yang sedang menyantap nasi goreng, melihat ososk Tiano Lin dari jauh.

“Astaga, apa-apaan ini, apa yang kamu lakukan kepada Xeria Ling?”

Yulius Zhang pun berkata dengan semangat.

Tiano Lin pun lelah, dan tidak ingin menjelaskan, dia hanya bertanya kepada Yulius Zhang.

“Sekarang masih bisa kembali ke sekolah kah?”

“Masih kembali? Sudah selarut ini, pintu gerbang juga sudah tertutup. Awalnya berencana untuk membawa kalian ke hotel, tapi melihat keadaannya sekarang, sepertinya kamu tidak perlu bantuanku.” Wajah Yulius Zhang penuh kenakalan, ekspresi wajah itu membuat Tiano Lin merasa ada keanehan.

 

Bab 23

Tiano Lin membawa Xeria Ling yang sudah terlelap menuju ke sebuah hotel termahal di sekitar situ.

“Wuiih, demi seorang gadis kamu sungguh mempersiapkan yang terbaik.”

Yulius Zhang melirik ke arah Hotel Hilton yang ada di hadapannya.

“Ini bukan seperti yang kamu bayangkan, jika kamu juga ingin masuk, aku juga akan sekalian memesankan kamar untukmu.”

Tiano Lin memotong perkataan Yulius Zhang.

“Tidak tidak, aku rasa tidur di mobil untuk semalam juga tidak buruk.”

Yulius Zhang melirik lagi ke arah mobil baru Tiano Lin.

Sekarang mobil ini adalah harta yang dikumpulkan bersama oleh beberapa saudara satu asrama, Yulius Zhang yang baru saja bisa menyetir mobil pun sangat tidak ingin meninggalkan mobil itu.

Tiano Lin pun tidak mencegahnya, dan hanya memeluk Xeria Ling memasuki hotel.

Saat ini, Celine dan Marvel keluar sampai malam dan kemudian meninggalkan restoran, dia seorang sendiri berjalan kembali ke sekolah.

Awalnya, dia berencana untuk memanfaatkan status Marvel sebagai pacarnya, untuk masuk ke dalam lingkaran sosialita yang luas, dan mengenal lebih banyak orang kaya.

Tapi, yang membuatnya merasa dongkol bukan hanya Tiano Lin memiliki seorang secantik Xeria Ling untuk bicara untuknya, dia juga masih pula berteman dekat dengan pemilik restoran itu.

Dia tidak bisa menerima semuanya itu.

Tanda-tanda sebelumnya menunjukkan bahwa ini bukan kebetulan.

Jangan-jangan, Tiano Lin sebenarnya sungguh kaya?

Setelah meragukan beberapa saat, Celine mengeluarkan ponselnya, dan menelepon teman sekamar Tiano Lin, Cedric Lee.

“Halo?” Terdengar suara ragu Cedric Lee dari ujung telepon sebelah sana.

Semenjak Celine meninggalkan Tiano Lin, Cedric Lee menghapus nomor teleponnya, jadi dia tidak tahu telepon ini dari siapa.

“Ini aku, Celine.” Celine berkata dengan pelan.

“Mengapa kamu lagi?”

Tangan Cedric Lee bergetar, sebuah gambaran seseorang yang dibunuh muncul di layar komputer.

“Apa kamu sekarang bisa keluar sebentar? Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu.”

Celine berkata.

“Pintu sekolah sudah ditutup, kamu mau aku keluar bagaimana caranya? Ditambah lagi, kamu juga adalah pacar Marvel, aku ada perlu apa bicara denganmu?”

Cedric Lee pun juga merasa aneh, mengapa Celine meneleponnya?

“Itu, bisakah kamu menyuruh Tiano Lin untuk keluar?” Setelah ragu begitu lama, akhirnya Celine mengatakannya.

Cedric Lee pun curiga, sebenanrnya apa yang diinginkan oleh perempuan ini?

“Bukankah dia pergi menghadiri acara ulang tahunmu? Dia sekarang tidak ada di asrama.”

Setelah mengatakannya Cedric Lee pun berniat menutup teleponnya.

“Itu, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu, beberapa saat terakhir ini ketika kamu berada dengan Tiano Lin, apa kamu merasakan ada sesuatu yang berbeda?”

“Berbeda apanya, setelah Tiano Lin putus denganmu dia menjadi muram beberapa hari, tapi semua itu sudah berlalu. Kamu bertanya begini untuk apa? Apa hubungannya denganmu?”

Cedric Lee agak membenci wanita ini.

“Kamu tahu, kami pernah saling mencintai, aku juga masih peduli terhadapnya, aku khawatir Tiano Lin mengalami suatu perubahan karenaku.”

Celine mengendalikan suaranya, berlagak seakan dia begitu sangat peduli.

“Aku juga mengkhawatirkan Tiano Lin, bukankah nilai kehidupannya meningkat drastis akhir-akhir ini? Darimana sebenarnya dia mendapatkan uang itu? Dia tidak akan hanya demi mukanya meminjam dan berhutang kemana-mana bukan?”

Setelah mengataknnya Celine pun terdiam dan menunggu, dia sedang menunggu Cedric Lee mengatakan kebenaran kepadanya, jadi dia sungguh merasa gugup.

“Soal ini kamu tidak perlu khawatir, keadaan Tiano Lin sekarang sangatlah bagus, rumahnya dihancurkan, dan pemerintah memberi uang kompensasi yang cukup besar.”

Penghancuran rumah?

Setelah mendengarnya, Celine tampak agak tercengang.

Bisa dikatakan, Tiano Lin sungguh sudah menjadi orang kaya baru.

“Ada selusin hektar tanah di tempat kelahirannya, semuanya diambil oleh pemerintah, itu yang dia beritahukan kepadaku.”

Setelah mendengarnya, Celine pun terdiam dan diam tak bergeming tanpa bisa mengeluarkan suara apa pun.

Dia mengira Tiano Lin memenangkan lotere.

Uang dari pembongkaran rumah sungguhlah banyak, sekarang dia bahkan mungkin bisa lebih kaya daripada Marvel pacarnya itu?

“Jika tidak ada apa-apa lagi aku tutup teleponnya.”

Cedric Lee pun menutup teleponnya.

Di sisi lain, setelah lewat beberapa menit, dengan wajah penuh kekecewaan Tiano Lin pun berjalan keluar dari Hotel Hilton.

“Ada apa, tidak cukup uang untuk membuka kamar?” Yulius Zhang yang baru saja naik ke dalam mobil tak kuasa untuk bertanya.

“Jangan ungkit lagi, resepsionis hotel tidak percaya bahwa dia sudah dewasa, mereka ingin aku menunjukan kartu identitas diri baru boleh.”

Sesungguhnya, dilihat dari mana pun juga Xeria Ling memang tidak tampak seperti seorang wanita dewasa, dia yang terkulai tidur lelap di dalam pelukan Tiano Lin, ditambah lagi dengan tidak adanya kartu identitas diri, tentu saja mengundang kecurigaan orang lain.

Petugas keamanan di pintu depan hotel juga sudah memasang pandangan menyelidik, matanya tidak pernah lepas dari bayang-bayang Tiano Lin, begitu dia melakukan suatu gerak gerik yang mencurigakan, maka dia akan langsung ditangkap.

“Sekarang ini juga sudah tidak bisa kembali ke sekolah, jika tidak bagaimana jika kalian tidur di mobil dulu semalam ini.”

Yulius Zhang menyarankan.

Dalam hati Tiano Lin menolaknya, tapi dia tetap membawa Xeria Ling ke dalam mobil.

Xeria Ling dibaringkannya di kursi belakang mobil.

Saat meletakannya, tangan Tiano Lin menyentuh bagian paha Xeria Ling, sentuhan tipis itu membuat hati Tiano Lin berdesir.

Sangat lembut, sangat nyaman.

“Hei hei, sobat, dia ini adalah seorang gadis yang polos, sentuhlah dengan lembut.”

Yulius Zhang tersenyum nakal.

“Sudahlah, cerewet kamu!”

Tiano Lin melirik ke arahnya dengan kesal, lalu menyelimutkan jaketnya kepada Xeria Ling, kemudian dia pun duduk di kursi sebelah sopir.

“Kamu duduk di sini? Jika merasa aku mengganggu, aku bisa pergi kok.”

Yulius Zhang menyipitkan pandangannya ke arah Tiano Lin sambil menggoda.

“Jangan aneh-aneh, aku dengannya tidak memiliki hubungan seperti yang kamu bayangkan.”

Tiano Lin tidak ingin menjelaskannya, karena semakin dijelaskan, Yulius Zhang akan semakin salah paham.

“Kalau begitu terserah kamu saja, sekarang aku akan keluar dan mencari motel murah untuk semalam ini.”

“Bukankah kamu bulang kamu akan menunggu di mobil?” Tiano Lin bertanya.

“Aku seorang tentu saja bersedia untuk menunggu di mobil, tapi sekarang kamu dan Xeria Ling sudah datang, aku rasa lebih baik aku mencari tempat lain. Memberi kalian sebuah kesempatan!”

Dengan senyum nakalnya Yulius Zhang pun keluar.

Sialan, anak ini benar-benar jahat.

Tiano Lin menoleh ke belakang dan melihat Xeria Ling bersandar di kursi belakang dengan postur yang sangat tidak senonoh.

Dia bersandar di situ dengan mata terpejam, dan wajah merona merah, kakinya yang panjang terbalut dengan sebuah rok putih pendek mengayur perlahan.

Mungkin karena alasan postur itu, sebuah kancing di kemejanya terbuka, dan memperlihatkan kulit yang seputih salju itu.

Dulu, Tiano Lin hanya merasa bocah ini sangat imut, sekarang karena memandangnya dari dekat, dia mendapati bahwa tubuhnya tidaklah buruk.

“Heem heem ~”

Seluruh tubuh Xeria Ling mengeluarkan aroma alkohol, dan dia terbatuk ringan di kursi belakang.

Tidak mungkin dia akan muntah!

Tiano Lin takut bocah itu akan muntah di dalam mobilnya, maka dia pun berencana untuk menengoknya.

Tapi, dia tidak turun dari mobil, melainkan meloncat ke belakang lewat sela-sela kedua kursi di depan.

Area kompartment mobil itu sangat besar, jadi Tiano Lin pun bisa menyelinap ke belakang dengan mudahnya.

Saat dia baru saja sampai di kursi belakang, tubuh Xeria Ling pun terhuyung ke bagian bawah mobil.

Saat di waktu yang tepat, Tiano Lin menangkap gerakan Xeria Ling sambil menyambar sebuah kantong plastik di sebelahnya.

Tidak muntah di dalam mobil, itu saja membuat Tiano Lin bernafas lega.

Sambil menyeka mulut Xeria Ling, Tiano Lin pun menatap ke arah wajah merahnya.

Mukanya yang merah merona, dan bibirnya yang seksi itu terus mengigau, membuat hati berdesir.

Tiba-tiba sangat ingin menciumnya, perasaan apa ini?

Meskipun Tiano Lin berpacaran untuk beberapa tahun dengan Celine, tapi bahkan berciuman bibir pun tidak pernah.

Sebagai seorang pria normal, saat menghadapi situasi seperti ini, pasti tidak bisa menahan diri.

Tiano Lin tak kuasa menahan diri untuk menyentuh sisi wajah Xeria Ling.

Hangat-hangat, dan ada keelastisan, membuatnya nyaman saat disentuh tangan.

“Aku…. aku masih mau minum.”

Yang tidak disangka oleh Tiano Lin, Xeria Ling yang habis muntah berubah menjadi tidak seperti biasanya, setelah mengigau, tidak hanya dia menyorongkan tubuhnya dengan manja, dia juga menjulurkan kakinya, dan menggosokannya ke kaki Tiano Lin.

Kaki menawan yang terbungkus stoking putih itu mengungkapkan keindahan yang samar.

Menghadapi keadaan seperti ini, Tiano Lin pun merasa tidak nyaman.

Pandangan matanya pun tertuju ke arah kaki panjang Xeria Ling, pahanya yang begitu memabukan, rok pendeknya yang sedikit tersibak, pemandangan bawah itu begitu memukau.

Tiba-tiba, Tiano Lin berkedut dua kali, rasa panas menerjang masuk lewat kedua lubang hidungnya.

Sebagai seorang pria, Xeria Ling bahkan sudah berinisiatif sampai ke tahap ini, apa dia masih punya kekuatan untuk menolaknya.

Seakan seperti kebakaran, hormon-hormon dalam tubuhnya pun pecah, dan berada di luar kendali dirinya sendiri.

Tiano Lin tidak bisa banyak mengendalikan dirinya sendiri, dengan pemandangan di hadapannya, dia membutuhkan seluruh tenaganya untuk menghipnotis diri sendiri.

Bibir nya pun sudah mendekat ke sisi wajah Xeria Ling, mendekat sedikit lagi, dia bisa menciumnya.

Benar, ini adalah sebuah kesempatan yang berharga, hanya tinggal membutuhkan nyali yang besar!

Tiba-tiba, benak Tiano Lin terasa kosong, kedua tangannya merengkuh pinggang ramping Xeria Ling, sampai akhirnya dia pun tak kuasa dan menekan tubuh Xeria Ling dengan seluruh tubuhnya.

 

Bab 24

Tubuh Xeria Ling menggigil sejenak, lalu berguling ke samping, dan mengagetkan Tiano Lin.

Kakinya kehilangan pijakan, dan dia pun terjatuh ke lantai mobil.

Xeria Ling juga kehilangan keseimbangan, dan ikut terjatuh pula~

Sesaat kemudian Xeria Ling mendapatkan kembali kesadarannya, dan mendapati Tiano Lin yang berbaring di bawahnya.

“Aaaa!”

Setelah teriakan itu, terdengarlah sebuah suara tamparan yang keras. Xeria Ling menutupi wajahnya yang merah padam, dan berlari meninggalkan mobil, tidak tahu kemana kakinya membawanya.

Setelah kejadian ini, Tiano Lin tidak akan punya muka untuk bertemu dengannya dalam beberapa waktu ke depan.

Sampai siang hari ini, dia baru memastikan untuk kembali ke sekolah an menghadiri acara peringatan tersebut.

Ini adalah hari peringatan dibangunnya sekolah ke 40 tahun, sudah pasti ini adalah sebuah acara besar, setiap murid di sekolah haruslah mengenakan pakaian formal, dan juga harus mendaftar ulang.

Acara yang sebegitu besar, jika Tiano Lin tidak menghadirinya, bisa-bisa dijadikannya alasan untuk mengancam kelulusannya.

Sosok Tiano Lin berjalan masuk ke dalam aula sekolah, dan melihat ke kerumunan orang di sekelilingnya.

“Tiano Lin.”

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari belakangnya.

Hati Tiano Lin berdebar, dan saat menoleh dia melihat Celine dengan gaun pestanya yang mewah.

“Mau apa?” Tiano Lin bertanya dengan dingin.

Pandangannya tertuju pada riasan di tubuh Celine, hati Tiano Lin pun juga masih sedikit bergetar.

Celine saat itu, bukan hanya tampak cantik, dia juga mengeluarkan aura seperti seorang dewi khayangan, seakan membuat Tiano Lin tersihir.

Dua tahun, semuanya dari sudah berlalu, dia sekarang mengenakan pakaian seperti itu, dia juga bukanlah miliknya sendiri, tapi adalah milik Marvel.

Celine juga melihat dari eskpresi wajah Tiano Lin, dia tahu pakaian ini membuat Tiano Lin bergetar.

Dari ekspresi wajah Tiano Lin, tebakan Celine memang benar.

“Kamu mencariku untuk apa?”

Tiano Lin tidak ingin bicara omong kosong dengannya.

“Jika tidak ada apa-apa, tidak bolehkah mengobrol denganmu, bagaimanapun juga kita dulu juga adalah pasangan.”

Pasangan?

Wanita ini tidak akan mencoba untuk mengajak balikan bukan?

Saat ulang tahunnya yang lalu dia menerima rasa malu yang begitu besar, kali ini apa lagi yang dia inginkan?

“Maaf, sungguh tiada sesuatu pun yang bisa kita bicarakan.” Tiano Lin menyahut dengan dingin, lalu bersiap untuk pergi.

“Tiano Lin, berhenti di situ!”

Suara Celine begitu menakutkan, nada suaranya pun naik beberapa oktaf, menarik perhatian beberapa murid di sekitar situ.

“Kamu ingin pergi?”

Setelah Celine mengetahui keadaan Tiano Lin akhir-akhir ini, dia pun berencana untuk berbicara dengannya baik-baik, melihat sikap TIano Lin kepadanya saat terakhir kali mereka berbincang, dia seharusnya bisa menjilat liurnya sendiri dan berdamai dengan dirinya.

Tapi, wajah tanpa ekspresi Tiano Lin membuatnya frustasi, dalam harinya dia merasa tidak tenang.

“Jika tidak bagaimana? Tinggal di sini untuk apa?” Kata-kata Tiano Lin begitu pedas dan tanpa sungkan.

Celine menatap Tiano Lin, setelah terdiam begitu lama, tiba-tiba dia tertawa tergelak.

“Hehe, aku sungguh tidak menyangka, Tiano Lin ternyata kamu orang yang seperti ini!”

“Saat itu aku begitu mempercayaimu, tapi kamu terus menerus membuatku kecewa. Dulu aku tidak pernah memikirkan kamu miskin atau tidak, juga tidak mempedulikan apakah kamu membelikan hadiah untukku atau tidaj, aku hanya menginginkan ketulusan hatimu saja, tapi yang tidak kusangka, setelah kamu mempermainkanku, kamu pun tidak peduli lagi kepadaku, setelah mengetahui bahwa aku hamil, kamu pun segera memalingkan muka dan berpura-pura tidak mengenaliku!”

“Kamu melakukan semua ini aku pun tidak masalah, tapi mengapa bahkan sebuah kesempatan bicara denganmu pun tidak kamu berikan? Haruskah aku diinjak-injak dengan sebegitu kejamnya olehmu?”

Perkataan Celine sungguh sangat cepat menyebar, setelah selesai berkata pun, dia masih bisa meneteskan air mata.

Orang-orang di sekelilingnya pun mulai melihat ke arah Tiano Lin dengan pandangan aneh.

“Astaga, bedebah macam apa dia ini?”

“Kelihatannya seperti orang yang alim dan jujur, tidak disangka ternyata dia orang yang seperti itu, sungguh kita tidak bisa menilai orang dari luarnya saja!”

Beberapa pria dengan emosi yang meluap-lupa pun sudah mendekati Tiano Lin, dan mencengkeram kerah bajunya, dengan wajah penuh kebencian mereka memelototi Tiano Lin.

“Bedebah, apa kamu masih punya muka?”

Tiano Lin sungguh kehabisan kata-kata, dia tidak menyangka Celine akan melakukan tindakan pengecut seperti ini.

Semua itu tidak benar, tapi akting Celine tampak sangat meyakinkan, sepenuhnya menghisap perhatian para mahasiswa itu.

Jadi, dengan mudahnya Tiano Lin pun menjadi seorang bedebah di mata mereka.

“Tiano Lin, aku hanya ingin mendengar jawabanmu, sebenarnya kamu melihatku sebagai apa.”

Celine menyeka air matanya, dan berkata dengan penuh rasa tersakiti.

Semua mahasiswa di situ sudah menganggap Tiano Lin sebagai penjahatnya, mereka pun juga ingin mendapatkan sebuah jawaban dari Tiano Lin.

“Kalian sungguh percaya perkataan wanita ini?’

Tiano Lin pun bertanya dengan dingin.

Saat ada seseorang yang sudah bersiap untuk memukul Tiano Lin, tiba-tiba muncul sebuah bayangan di samping Celine.

Wajah Xeria Ling tampak muram, dan dia mengangkat tangannya yang mungil, lalu mendaratkan sebuah tamparan ke wajah Celine.

PLAK!

Sebuah tamparan yang terdengar begitu keras, membuat semua orang di situ diam tercengang.

“Kamu, kamu berani memukulku!” Celine menutup sisi wajahnya yang memerah, dan melotot ke arah Xeria Lin.

“Menampar perempuan sepertimu ini saja, jelas-jelas kamu sendiri yang menggoda Marvel, merasa muak kepada Tiano Lin yang miskin dan tak ada pegangan, sekarang kamu tiba-tiba mengatakan hal menyedihkan seperti itu? Aku saat ini hanya ingin tahu, Tiano Lin bahkan tidak pernah menyentuhmu, bagaimana bisa kamu hamil, pikiran macam apa itu?”

Xeria Ling sama sekali tidak berbasa-basi.

Dengannya seperti itu, juga membuat Tiano Lin terkejut.

Dia sangat beruntung Xeria Lin ada di sini, jika tidak dia tidak akan bisa menaklukan Celine.

“Siapa yang berani menampar pacarku?”

Dari sisi Celine, muncul lagi seseorang yang kembali membuat Tiano Lin merasa muak.

Marvel melepaskan kacamata hitamnya, dan memeluk Celine.

“Sayang, sakit sekali! Balaskan dendamku.”

Celine berlagak kesakitan.

“Xeria Ling?”

 

Bab 25

Marvel menatap Xeria Ling dengan tatapan menjijikan, lalu tersenyum dengan sinis.

“Aku kira siapa, ternyata kalian pasangan brengsek ini. Xeria Ling, nyali mu besar juga, melindungi simpananmu itu di hadapan banyak orang seperti ini, jika sugar daddy mu mengetahuinya, itu akan menjadi buruk.”

Setelah Marvel berkata demikian, seluruh pandangan orang di situ terarah kepada Xeria Ling.

“Tidak mungkin, Xeria Ling begitu imut, sungguh dia memiliki sugar daddy?”

“Siapa yang tahu, kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya.”

Wajah Xeria Ling pun berubah menjadi pucat, ada kebencian yang mendalam di mata yang indah itu.

Dia tidak mengira, Marvel akan memfitnahnya dengan begitu jahat.

“Marvel, jangan kamu menyebar fitnah di sini!”

Wajah Marvel tidak berubah, lalu memeluk Celine dan berkata: “Sayang, kita tidak perlu di sini untuk membicarakan omong kosong dengan mereka, kegiatan acara sekolah sudah akan dimulai, dengar-dengar Vivian Tsu akan tampil juga.”

Para murid yang mendengar bahwa Vivian Tsu datang, seketika kegembiraan tersulut di mata mereka.

“Tuan Marvel, apa yang kamu katakan itu sungguh, Vivian Tsu sungguh datang ke sini?”

“Tentu, dengar-dengar kali ini akan dipilih seorang murid untuk ikut menari dan bernyanyi dengannya di atas panggung.”

Mendengar hal ini, sekeliling mereka pun menjadi ribut.

Vivian Tsu merupakan seorang artis yang paling hebat dari kota ini, dengan penampilannya yang molek menawan dan suara yang begitu indah, membuat hati semua pria di kota ini terpaku kepadanya.

Jika bisa bernyanyi dengannya, itu sungguh sekeping kebahagiaan yang tiada taranya di sepanjang hidup ini.

Marvel menatap ke arah para murid yang melamun dengan wajah bodoh, kemudian berdeham, lalu berkata dengan keras.

“Sesungguhnya, tahu lalu saat ulang tahun ayahku, kami juga mengundang Vivian Tsu, aku dan dia bisa dianggap pernah bertemu muka secara langsugng, jadi kesempatan untuk naik ke panggung hari ini, jika tidak ada masalah, harusnya aku yang terpilih.”

Marvel memanglah orang kaya, bisa mendapatkan kesempatan luar biasa ini, juga membuat murid yang lain merasa iri.

Mlihat darikeadaan sekarang, kali ini Vivian Tsu bisa memilih Marvel.

Melihat pandangan iri murid-murid yang lain, Marvel merasa bangga bukan main, dan berlenggang pergi bersama dengan Celine.

“Apa-apaan itu,hanya berduit sedikit saja sudah belagu.”

Xeria Ling mencibir.

Tiano Lin tidak mengatakan apa pun, dan hanya menatap ke arah Xeria Ling.

“Lihat apa, kalian para pria suka melihat perempuan cantik kan.”

Xeria Ling tiba-tiba berkata dengan masam, kemudian berkacak pinggang lalu duduk di kursi yang disediakan di dalam aula.

Melihat dari wajahnya, dia masih mengingat dengan jelas kejadian yang lalu.

Dua orang itu jelas-jelas duduk berdekatan, tapi bahkan satu kata pun tidak terucapkan.

Tiano Lin tidak tahan lagi, dia pun menolehkan wajahnya dan berkata dengan pelan: “Xeria Ling, aku….”

“Diam!” Xeria Ling melotot ke arah Tiano Lin, dan Tiano Lin yang terperanjat pun seketika menutup mulutnya.

“Kejadian yang lalu, aku akan membuat perhitungan denganmu nanti. Sekarang bisakah kamu menjadi seorang pria sejati, membiarkan Celine mengejekmu habis-habisan, apa itu benar?”

Tiano Lin tersenyum tak berdaya: “Mau bagaimana, dia mengatakannya dengan amat sungguh-sungguh, sedikit lagi dia sendiri juga akan mempercayainya. Tapi, terima kasih, jika tidak aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa.”

“Tapi aku sama sekali tidak melihat ketulusanmu.” Xeria Ling mengerucutkan bibir, ekspresinya tampak begitu menggemaskan: “Jelas-jelas aku sedang diejek oleh Marvel, kamu tetap tidak menolongku, dan melakukan hal seperti itu pada waktu itu…..”

Sebelum menyelesaikan perkataannya, Xeria Ling pun merona merah membara, gambaran pada waktu itu kembali muncul di benaknya, dia pun memalingkan kepalanya.

Tiano Lin mengerti apa yang dibicarakannya, Tiano Lin pun menarik nafas dalam, kemudian berkata: “Tenang saja, aku tidak akan membiarkan orang itu semakin menjadi-jadi, aku pasti akan menolongmu.”

Xeria Ling melihat Tiano Lin dengan tatapan tidak percaya, tapi ada suatu perubahan dalam hatinya, dia merasa Tiano Lin agak lebih berani bertindak.

Saat ini, tirai merah di atas panggung sekolah pun terbuka lebar.

Lampu menyorot warna warni tanpa henti ke atas panggung, diiringin dengan sorakan menggila, seorang pembawa acara yang cantik jelita muncul di atas panggung.

Lalu, acara selanjutnya merupakan serangkaian acara yang membosankan.

Bisa dikatakan, jika bukan demi Vivian Tsu, para murid tidak akan tertarik untuk menontonnya.

Tiano Lin pun tidak jauh berbeda, dia pun bahkan tak pernah bertemu dengan Vivian Tsu, apalagi mengenalnya.

Akhirnya, setelah beberapa acara pembukaan selesai, akhirnya sampailah di giliran untuk para perempuan untuk tampil.

“Selanjutnya, mari kita sambut Nona Vivian Tsu dengan meriah!”

Diiringi dengan suara sorakan yang menggila, muncullah sesosok yang semampai di atas panggung.

Wajah Vivian Tsu yang dirias dengan riasan tipis tersenyum dengan manis dan berjalan ke depan.

“Aaaaaaa!”

Para penonton pria yang berada di bawah panggung pun berteriak dengan gila.

Para dosen dan profesor yang duduk di barisan pertama pun terkesima sepenuhnya kepada sosok wanita yang muncul di atas panggung itu.

Bagaimana pun juga, kemolekan perempuan itu, benar-benar bisa membuat semua pria terpikat tanpa pengecualian.

Mata Tiano Lin pun terbelalak.

“Kalian para pria itu sama saja, bermata keranjang, melihat seorang wanita yang cantik, mulut kalian pun menganga lebar.”

Xeria Ling tersenyum dingin.

Tiano Lin merasa perkataan perempuan ini membawa sebuah aroma kecemburuan.

Dipikir secara baik-baik, Xeria Ling sudah menjadi bunga kampus dalam waktu yang sangat lama, sudah lama terbiasa dengan pandangan para pria yang melihatnya dengan tatapan mabuk cinta.

Aura kecantikannya pun tenggelam di balik kemunculan Vivian Tsu.

Di atas panggung, suara indah Vivian Tsu pun berkumandang melalui microphone nya, diiringi dengan latar belakang suara sekelilingnya, membuat telinga semua orang seakan tersihir dengan merdunya melodi itu.

Dengan sangat cepat, satu lagu pun selesai dinyanyikan, gemuruh suara tepuk tangan pun menggelora di bawah panggung.

“Senang sekali bertemu dengan teman-teman semua, sebenarnya dulu aku juga adalah murid di sini. Untuk membalas sambutan kalian yang begitu hangat, aku akan memilih seseorang dari kalian untuk menyanyikan lagu yang terakhir denganku di sini.”

Keadaan di bawah panggung kembali memanas dengan lebih gila.

Tapi, kehebohan ini tidak berlangsung lama.

Pandangan beberapa orang terpaku pada Marvel.

Wajah Marvel terlihat begitu puas melihat keirian yang ada di mata para murid, dan bersiap untuk mengajak pacarnya untuk naik ke panggung dan menyanyikan lagu terakhir.

Begitu Vivian Tsu membuka mulut, dia akan langsung mengambil langkah.

Seperti yang diharapkan, mata Vivian Tsu pun sudah menatap ke arah sini.

 

Bab 26

“Kalau begitu biarkan murid-murid yang duduk di sana naik keatas.”

Vivian Tsu mengedipkan matanya yang berbinar-binar, tersenyum dan menunjuk ke arah itu.

Dia mengarahkan jarinya ke Tiano Lin yang sedang duduk sendirian.

“Hei, orang memanggilmu untuk naik keatas panggung!”

Xeria menyenggol Tiano dan menyuruhnya dengan sinis.

Tiano tertegun dan perlahan berdiri dari kursinya.

Pada saat yang sama, Marvel yang duduk di depannya juga berdiri dengan percaya diri.

Lampu disorot ke arah mereka berdua, awalnya dimaksudkan untuk mengundang hanya satu orang, tetapi keduanya berdiri pada saat yang sama.

Semua mata tertuju pada sosok Tiano.

“Bukankah hanya satu orang yang dipanggil? Mengapa mereka berdua berdiri?”

“Bukankah itu Tiano? Mengapa orang tak tahu malu itu berdiri? Bukankah yang dipanggil Vivian, si Marvel?”

“Sial, hal ini terjadi di sekolah kita, sangat memalukan, Tiano benar-benar menjijikkan.”

Meskipun suaranya sangat rendah, Tiano mendengarnya.

Dia berdiri tak bergerak di sana, tampak agak malu.

Ekspresi Xeria bingung. Awalnya dia hanya ingin menyemangati pria ini, tapi dia tidak menyangka ini akan menjadi sangat memalukan.

“Tiano, kamu setidaknya harus tahu malu. Seorang bintang besar tidak mungkin mau mengundang pecundang seperti dirimu?” Marvel mencibir, merapikan jasnya dan bersiap untuk naik panggung.

Menghadapi situasi ini, Vivian tersenyum, dan kemudian berkata, “Bisakah bocah laki-laki yang berseragam putih itu naik dan menyanyikan lagu bersama saya?”

Marvel, yang telah mengambil langkah, melirik bajunya dan berhenti.

Dia mengenakan jas hitam, tetapi Vivian mengajak seseorang yang memakai baju putih.

Marvel menyadari bahwa ia salah dan berbalik melirik Tiano.

Tiano naik ke panggung dengan arahan staf.

Ini terjadi secara tak terduga, dan bahkan Tiano tidak menyangka akan seperti ini.

“Jangan gugup, maukah kamu menyanyikan lagu terakhir bersamaku?”

Vivian tersenyum sedikit pada Tiano, mengulurkan tangannya, dan menggenggamnya.

Telapak tangan hangat Vivian melekat pada telapak tangan Tiano, yang langsung menyebabkan reaksi para penonton.

“Persetan, kenapa harus orang ini?”

“Sial, si sialan Tiano itu, bahkan bisa bernyanyi dengan Vivian.”

Di luar panggung, Yulius dan yang lainnya sangat bersemangat sampai meneteskan air mata, seolah-olah mereka yang berdiri di atas panggung.

Lagu itu sangat pendek, tapi terasa panjang bagi Tiano.

Pada saat dia melepaskan tangannya, terselipkan satu lembar nota di genggaman Tiano.

Vivian tersenyum padanya dan berbalik untuk keluar.

Tiano meninggalkan panggung dengan tercengang, tangannya memegang erat-erat catatan yang diberikan Vivian padanya.

Jika karena keberuntungan, ia dipilih untuk bernyanyi dengannya, lalu apa artinya wanita ini memberi catatan ini?

Juga, apa yang ditulis didalamnya?

Setelah acara itu selesai, Tiano sudah tidak tahan ingin membukanya.

Tapi baru ia ingin membukanya, sebuah suara memanggilnya.

“Tiano, bisakah aku bicara denganmu?”

Celine yang memanggilnya, tapi raut wajahnya sedikit berbeda dari biasanya.

Tiano ingin menolak, tetapi melihat ekspresi Celine, ia berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk sekalian beristirahat.

Dia menyimpan catatan itu dan mengikuti Celine ke Taman.

Setelah melihat Tiano mendekat, Celine segera berbalik dan berkata kepadanya.

“Tiano, kamu benar-benar kejam ya?”

Suara Celine agak sedih.

“Tidak ada orang lain di sini, kamu tidak perlu berpura-pura lagi.”

Tiano pun dengan dingin menjawab.

“Apa pendapat kamu tentang diriku?” Celine melangkah maju dan menatapnya dengan penuh harap, “Apakah kamu masih menyukai aku?”

“Kita sudah putus, tidak perlu banyak ngobrol lagi. Kamu punya hidup sendiri, dan aku juga sudah menjalani hidupku sendiri. Tidak usah saling ikut campur, bukankah lebih baik?” Tiano berkata.

“Putus? Apakah kamu benar-benar rela melepaskanku? Dulu kamu melakukan begitu banyak hal bodoh untukku, bahkan jika aku mau makan es krim, kamu rela lari untuk membelikanku tiga kilometer jauhnya. Kamu tidak ingat akan hal-hal itu ? ”

Celine berusaha menggubrisnya dengan kasih sayang.

Tiano tersenyum, tetapi dengan air mata di senyumnya.

“Tentu saja aku ingat, aku akan selalu mengingatnya. Kamu kesal eskrim itu sudah meleleh, dan membuangnya ke tanah.”

Celine tidak dapat berbicara.

“Selama bertahun-tahun, aku sadar bagaimana sikapmu terhadapku. Kamu tidak perlu pura-pura lagi, apa yang kamu inginkan, katakan saja.”

Tiano mengecek sekelilingnya untuk melihat apakah ada Marvel dan yang lainnya.

“Tiano, aku mendengar bahwa rumahmu telah dihancurkan baru-baru ini, dan sebagian tanah telah diambil alih …”

Seharusnya dia tahu, bahwa wanita ini hanya mencarinya demi perihal ini.

“Ya, pemerintah memang kehilangan uang, dan ada lebih dari selusin hektar tanah. Namun, ini tidak ada hubungannya denganmu?”

Setelah memastikan hal ini, Celine merasa lega dan sedikit senang.

Tampaknya apa yang dikatakan Cedric benar.

“Seharusnya, ganti ruginya lumayan besar kan?”

“Untungnya, lebih dari 1 miliar. Apakah kamu memiliki hal lain untuk ditanyakan, jika tidak, maka aku akan pergi.” Tiano hendak pergi.

Celine semangat mendengarnya, uang bernilai segitu sama sekali tidak kecil.

Dia menahan Tiano, dan membuatnya kaget.

“Um, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Alasan kenapa aku putus denganmu juga karena aku tidak punya pilihan lain …”

Tidak punya pilihan lain?

Tiano tidak melihatnya sama sekali.

“Tidak peduli kamu percaya atau tidak, ini benar-benar alasannya. Marvel memang mengejarku waktu itu, tetapi orang yang aku sukai saat itu adalah kamu, jadi aku menolaknya. Kemudian, setelah mengetahui bahwa kamu dirawat di rumah sakit, aku curiga itu semua karena Marvel. Sehingga demi balas dendam, aku pun memutuskan untuk bersamanya. Tapi sekarang kamu yang ada di hatiku, semua yang aku lakukan adalah untuk kebaikanmu. ”

Celine menggenggam ujung baju Tiano, dan wajahnya yang memelas hampir membuat Tiano percaya.

“Apakah yang kamu katakan itu jujur, Celine?”

Celine mengangguk, pandangan matanya tulus.

“Tiano, aku tidak bisa membiarkanmu pergi, aku tahu kamu juga tidak bisa membiarkanku pergi, kan? Mari kita kembali bersama, oke? Lupakan apa yang terjadi sebelumnya. Kita juga sebentar lagi akan lulus, tidak usah memperdulikan Marvel lagi. ”

Celine adalah wanita yang sangat mampu berakting, ekspresi apa pun yang ia buat dapat membuat Tiano merasa sangat tersentuh.

Tiano tidak menjawab.

“Tiano, akankah kita bersama lagi?”

Celine begitu bersemangat sehingga dia hampir menangis.

Dia menatap Tiano, menunggu jawabannya.

“Baiklah!”

Tiano tersenyum dan berkata ke ar.

 

Bab 27

“Celine, kamu ingin balikan denganku karena uang tebusan rumahku kan?”

“Bagaimana mungkin!” Muka Celine penuh dengan ketidak percayaan, “Jika aku benar-benar bersamamu karena uang, maka aku tidak akan bersamamu diawal. Perasaanku padamu nyata, hanya karena Marvel, aku harus dipisahkan darimu untuk sementara waktu! ”

Tiano mengangguk: “Celine, aku percaya padamu.”

Mengetahui bahwa keputusannya sudah pasti, Celine langsung terjun ke pelukan Tiano dan berkata dengan gembira: “Luar biasa, akhirnya kamu balikan denganku, sungguh luar biasa.”

“Lagipula, kamu adalah cinta pertamaku, seorang wanita yang sangat kusuka. Jika kamu mengingini apapun, aku akan memberimu, dan bisa menemanimu adalah kebahagiaan terbesarku. Namun, uang dari tebusan rumah itu mulai habis, jadi aku berencana untuk terus bekerja. Yakinlah bahwa selama dirimu bersama aku, aku akan segera mendapatkan banyak uang untuk menjagamu. ”

Tiano bersumpah secara terbuka.

“Tunggu, sudah mau habis?” Celine mengeluarkan diri dari pelukan Tiano sejenak, dan menatapnya dengan wajah terkejut: “Maksudmu, kamu sudah menghabiskan semua uang yang diberikan oleh pemerintah untuk menebus rumahmu?”

“Ya, itu digunakan untuk membangun rumah. Rumah tua itu dihancurkan. Sekarang aku telah membangun sebuah bangunan kecil. Aku akan mengantarmu pulang untuk melihatnya nanti, oke?”

“Maksudmu, kamu ingin aku pergi ke rumah di kampungmu itu?” Celine mengerutkan kening, dan ekspresinya telah berubah: “Tiano, kamu sedang bercanda ya?”

“Bercanda apa? Aku serius.”

“Kamu sedang bercanda,” Celine mundur dua langkah dan raut wajah Tiano pun mulai berubah.

Dia awalnya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengambil uangnya, tetapi uang miliarannya yang telah habis pun membuat daya tarik Tiano menghilang, lalu kenapa ia harus balikan dengannya.

“Ada apa? Bukankah kamu mengatakan bukan karena uangku kamu mau balikan denganku? Kamu yakin saja bahwa aku baru saja menemukan pekerjaan, enam ribu sebulan, ketika kita menyewa rumah, aku akan mendapatkan uang untuk merawatmu, dan kemudian kembali ke rumah dan menikah, bagaimana?”

Setelah berkata demikian, Tiano pun mengulurkan tangan dan berusaha memeluk Celine lagi.

Celine menepis dan mendorong Tiano pergi.

“Apakah kamu sakit mental? Menikahimu dengan anak pedesaan seperti itu? Bagaimana mungkin ada orang yang menikah dengan Tiano si aneh.”

Ketika kata-kata itu keluar, Celine pergi tanpa melihat ke belakang.

“Memang, benar-benar.”

Tiano tidak marah sama sekali, karena ia sudah menyangka hal ini akan terjadi.

Setelah meninggalkan taman bermain, ia menerima telepon dari Sony Song.

Mereka berencana untuk pergi ke restoran dekat gerbang belakang dan makan barbekyu, sehingga bertanya pada Tiano apakah dia ingin datang.

Tiano tidak berpikiran apa-apa, dan langsung setuju.

Pada saat ini, Xeria tidak tahu harus pergi kemana, tadinya ia ingin minta maaf kepada Tiano karena perihal tadi siang.

Pada saat ini, ponsel di sakunya berdering lagi, Vickie rupanya meneleponnya.

“Tuan, mobil diparkir di depan sekolah. Bisakah kamu datang?”

Tiano tiba-tiba teringat bahwa Vickie mengatakan bahwa dia mau pergi ke pertemuan dengan temannya dua hari yang lalu, jadi dia pasti berencana untuk menjemput dirinya secepat mungkin.

Jika ini masalahnya, ia sudah tidak bisa pergi ke acara makan-makan Sony lagi.

Sederhananya, Tiano menelpon balik ke Sony dan berkata bahwa dia tidak akan pergi.

“Aduh, kenapa, kenapa tiba-tiba berubah?”

Sony yang langsung kecewa, pasti menyalahkan Tiano.

Menghampiri gerbang sekolah, Tiano melihat mobil Vickie yang familiar.

Vickie bersandar di mobil dan menunggu dengan penuh harap.

Karena hendak pergi ke pertemuan dengan temannya, Vickie sangat seksi hari ini.

Rambutnya yang panjang berombak, dan gaun yang indah membuat lekuk tubuhnya yang sempurna semakin sempurna.

Di bawah stocking berwarna krem, sepasang sepatu hak tinggi hitam membuatnya lebih dewasa dan lebih menawan.

Terutama pada saat menggerakkan rambutnya, Tiano langsung terpesona.

Beberapa orang datang untuk meminta WeChatnya, tetapi Vickie menolak mereka satu per satu.

Tiano sedikit cemburu dan mengirim pesan menyuruh Vickie masuk ke mobil terlebih dahulu.

Vickie melirik telepon dan kembali ke mobil sambil tersenyum, Tiano langsung bergegas menghampirinya.

“Tuan, apakah kamu malu dengan keberadaanku?”

Tiano menoleh ke samping.

“Itu tidak benar. Aku hanya takut seseorang tahu bahwa aku mengenalmu dan tidak mau menjadi pacarku lagi.”

Vickie menyeringai dengan menutupi mulutnya: “Tuan, kamu benar-benar pandai membuat lelucon.”

Wanita manapun tidak akan bisa melawan pujian semacam itu.

“Tuan, aku akan mengirimmu kembali sekarang. Aku mungkin akan kembali nanti. Jika ada sesuatu, kamu memanggilku dan aku akan datang segera setelah aku menerima kabar darimu.”

“Kemana kamu pergi?”

“Ke kafe di dekat sini?”

“Aku akan pergi denganmu.”

Vickie, yang sedang mengemudi, terkejut sejenak, dan rem mendadak membuat Tiano yang sedang bermain dengan ponselnya hampir menjatuhkannya.

“Tuan, kamu mau pergi?”

Tiano mengangguk: “Tidak bolehkah?”

“Tuan, jika kamu tidak mengizinkanku pergi, aku bisa berbicara dengan temanku dan kembali ke rumah sakit untuk menjagamu. Jika kamu membawamu ke tempat seperti itu, nyonya akan menyalahkan aku.”

Tiano tertawa ketika Vickie mengatakan ini.

“Ada masalah kah? Wah, rupanya kamu segan dengan nyonya?”

“tapi……”

“Kata Nyonya, kamu harus memenuhi semua persyaratanku. Jika kamu bahkan tidak bisa melakukan ini, maka aku akan …”

“Baiklah, Tuan, apa yang kamu katakan adalah apa yang akan ku lakukan.”

Vickie tidak memiliki pilihan lain.

Mereka tidak banyak bicara di sepanjang jalan.

Tiano mulai menguap dan tertidur.

“Haduh, menyetir mobil pun gegabah seperti ini? Sedikit lagi, mobilku pun akan mengalami tabrakan karena mu

Tiano, yang bingung, tiba-tiba terbangun dan membuka matanya untuk melihat Vickie, yang berhadapan dengan seorang pria.

“Maaf, aku tidak bersungguh-sungguh.”

“Kamu pasti sengaja melakukannya. Kamu ingin mencuri tempat parkir ini bukan? Aku sudah melihatnya terlebih dahulu.”

Pria itu berkacak pinggang dan wajahnya tidak bahagia.

“Apa yang terjadi?”

Tiano bertanya pada Vickie.

“Tidak apa-apa, tuan muda, hanya mengalami sedikit gesekan.”

 

Bab 28

Di depannya, Land Rover merah gelap muncul pada pandangan Tiano.

Tampaknya ini adalah mobil yang baru dibeli, bahkan plat nomornya tidak terpasang.

“Mobil kami berputar balik lebih dahulu, bukannya kamu yang ingin mencuri tempat parkir kami?”

Tiano langsung sadar apa yang sedang terjadi, dan berkata dengan sinis.

“Asal ngomong, emang kenapa kalau kamu yang putar balik lebih dahulu? Aku melihatnya lebih dulu, tentu saja itu milikku. Jika kamu ingin menyelesaikan semuanya dengan aman, berilah saja aku tempat itu!”

Tiano berusaha memikirkan jalan keluar, tetapi Vickie hanya bisa terdiam di samping.

“Tuan, mari kita berikan saja, kita cari saja tempat lain!”

Tiano tahu bahwa Vickie tidak ingin menimbulkan masalah.

Vickie sekali lagi memutari area itu untuk mencari tempat parkir, tetapi masih tidak menemukan tempat parkir yang cocok.

“Tuan, tidak ada tempat parkir lagi di sini.”

Vickie yang tidak berdaya pun hanya bisa memarkirkan mobil di sisi jalan.

Disana sebenarnya tidak boleh parkir mobil, karena akan terkena denda.

“Jika tidak, kamu berhenti saja disini. Aku akan menjaga mobil untukmu. Kamu pergilah bertemu dengan temanmu.” Tiano melirik jamnya sambil berbicara dengan Vickie.

“Tuan, ini tidak sepatutnya, membuatmu menjaga mobil …”

“Lagipula tidak apa-apa, tidak usah segan. Jika kamu mencari tempat lain lagi, akan berakibat pada kehadiranmu di acara itu nantinya.”

Vickie bahkan lebih tidak enak lagi, karena tidak sopan membiarkan Tiano, seorang tuan muda, duduk di dalam mobil dan menunggunya.

Tiano bisa melihat bahwa Vickie ragu-ragu karena tekanan ibunya.

“Pergilah, jika kamu masih menunda lagi, tidak akan sempat.”

Ketika Vickie melihat bahwa benar-benar tidak ada waktu, dia berkata, “Kalau begitu, maaf telah merepotkanmu, Tuan. Jika polisi datang, kamu telponlah dan beritahulah aku.”

Melihat Vickie yang terburu-buru turun dari mobil, Tiano tersenyum.

Vickie memiliki kepribadian yang lembut, jadi dia tidak mungkin mencuri tempat parkir orang lain.

Jika dia adalah Xeria ~

Memikirkan wanita itu, wajah Tiano langsung memerah.

“Tak Tak Tak!”

Langkah yang terdengar seperti suara hak tinggi menyadarkan Tiano dari lamunannya.

Segera setelah itu, dia mendengar dua wanita berbicara.

“Menurutmu bukankah si Vickie itu wanita yang aneh, dengan gelar yang begitu tinggi, dia ternyata hanya seorang perawat, dan kita pun tidak tahu ia bekerja dimana. Pekerjaannya bahkan tidak sebanding dengan kita, apalagi mengingat bahwa dia adalah wanita tercantik di sekolah kita dulu, sekarang malahan seperti ini. ”

Apakah ini teman baik Vickie?

Tiano pun mendongak.

Melalui jendela kaca, bisa terlihat dua wanita di depan, satu berambut panjang, mengenakan rok pendek, sedangkan yang lain berambut pendek lainnya, gaun hitam.

Yang tadi berbicara, sepertinya yang mengenakan rok pendek.

“Tercantik di sekolah kita? Dia terlalu merasa dirinya cantik, makanya dia berlagak seperti dirinya yang paling keren. Pada waktu itu, saudara kita sangat terobsesi dengannya. Pada saat itu, dia bahkan tidak mau memandangnya, dan terus berpikir dia bisa menemukan yang lebih baik. Tapi rupanya, sampai sekarang dia masih lajang.”

Setiap kalimat yang dikeluarkan oleh kedua wanita itu, tampaknya bertujuan untuk mengejek Vickie.

Tiano tertawa melihat semua ini.

Dia awalnya berpikir bahwa pertemuan ini adalah pertemuan Vickie dengan teman baiknya untuk bicara tentang kabar masing-masing. Dia tidak megira hal ini akan dijadikan sebagai ajang pertandingan yang membosankan.

“Tidak usah pedulikan dia lagi, tugas kita hari ini hanyalah membantu Kak Calvin tidur bersama wanita itu, untuk memenuhi memenuhi keinginan Kakak Calvin selama bertahun-tahun,” kata gadis berambut pendek itu.

“Dia masih ingin mengejarnya? Kakak Calvin hanya bermain dengannya sekarang. Lagipula, Vickie adalah perawat pribadi. Seragam perawat sangat menggoda. Aku tidak tahu berapa banyak kesepakatan rahasia yang dia buat dengan bos. Dia benar-benar seorang pelacur yang handal.”

Kata-kata yang menjijikan ini disebutkan oleh seseorang yang disebut sebagai sahabat oleh Vickie.

Dan mereka bahkan berencana menjebak Vickie untuk tidur dengan lelaki itu, sangat tak tahu malu.

Sambil dua wanita itu mengobrol, mereka tanpa sadar melirik sosok Tiano yang sedang didalam mobil, dan seketika langsung berteriak kaget.

“Sialan, kamu gila ya? Kenapa kamu menguping pembicaraan orang lain?”

Tiano sudah sangat kesal, dia tadinya tidak ingin menguping, tetapi mereka sendiri yang banyak bicara, dan membicarakan hal-hal yang tidak seharusnya dibicarakan keluar.

“Cindy, jangan pedulikan dia. Pria ini memang tampak gila, menguping kata-kata orang lain, pandangan matanya saja sudah aneh.”

Gadis dengan rok pendek itu menatap Tiano dan berkata kepada gadis itu dengan rambut pendek di sampingnya.

Setelah dua wanita itu pergi, Tiano benar-benar sudah tidak tahan.

Dia merasa bahwa Vickie tidak perlu berpartisipasi dalam hal yang disebut reuni antar teman ini.

Saat itu, suara ketukan pada kaca terdengar di telinga Tiano.

Dia mendongak dan melihat seorang polisi wanita berdiri di luar.

“Halo, Tuan, mobil kamu tidak bisa diparkir di sini, silakan pergi.”

Tiano langsung tersadar dari lamunannya, tidak menyangka polisi akan datang secepat ini.

“Nona polisi, seperti ini, bukan aku yang mengemudi, jadi tolong tunggulah untuk beberapa menit saja, aku akan menelpon sang pemilik untuk datang dan memindahkan mobil, apakah tidak apa-apa?”

Polisi itu ragu-ragu selama beberapa detik, lalu mengangguk: “Oke, tapi tidak lebih dari dua menit, atau mobil akan diderek pergi.”

Tiano mengangguk dan menelpon Vickie untuk menyuruhnya menyetir.

Tiba-tiba, terdengar nada dering ponsel dari kursi sebelah.

Itu adalah ponsel Vickie, dia benar-benar meninggalkan ponselnya di dalam mobil.

Tepat sekali, Tiano sangat ingin untuk menarik Vickie keluar dari tempat itu, dan inilah kesempatan terbaik untuk melakukan itu.

Tiano keluar dari mobil dan berjalan ke kafe.

Dia dapat melihat Vickie didalam. Di sebelahnya adalah dua wanita tadi, dan ada seorang pria di depannya. Sepertinya kakak laki-laki dari dua wanita itu.

Mereka sedang mengobrol-ngobrol, dan kedua wanita itu pun berusaha memasang raut wajah polos yang palsu.

Berakting, memanglah kelebihan setiap orang yang paling berguna.

“Vickie, aku dengar-dengar, kamu bekerja sebagai perawat swasta baru-baru ini. Aku tidak tahu rumah sakit swasta tempat kamu bekerja. Bagaimana perawatanmu? Masih nyaman?” Kata gadis berambut pendek.

Gadis ini bernama Cindy Lin dan merupakan teman sekamar Vickie dulu.

“Ini rumah sakit swasta yang sangat biasa, dan semuanya baik-baik saja, tetapi pekerjaannya lebih melelahkan,” jawab Vickie dengan santai.

Rumah sakit tempat dia bekerja sedikit spesial, dan pasien-pasien didalamnya termasuk berada, dan karena alasan pribadi, ia tidak ingin membeberkan terlalu banyak kepada mereka.

Kedua wanita itu dipenuhi rasa sombong.

“Vickie, menjadi seorang perawat pastinya lelah. Aku punya kerabat yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit di kota kecil. Sudah harus melewati shift malam, ia juga masih harus mengurus kehidupan para pasien itu, apa masih bisa minum dan makan dengan tenang? Pekerjaan itu layaknya seorang pengasuh anak, kadang-kadang harus menemui pasien yang tidak bermoral dan yang memperlakukan orang lain dengan seenaknya. Vickie, di tempat kerjamu, tidak begitu kan?”

Vickie tidak menjawab.

Rumah sakit swasta itu dikelola oleh Rossy. Pasien di rumah sakit itu merupakan orang-orang ternama di bisnis mereka, masing-masing dari mereka adalah orang kaya yang bernilai miliaran. Bukan hanya kekayaan, atau perawatan, rumah sakit tempat ia kerja, bukanlah rumah sakit biasa.

 

Bab 29

“Rumah sakit swasta sedikit lebih baik, tidak terlalu sulit untuk mengurusi para pasien.”

Vickie benar-benar tidak ingin membicarakan pekerjaannya, dan dia juga khawatir kalau dia tidak sengaja akan membocorkan hal lain.

Cindy dan yang lain tetap tidak menyerah, terus-terusan bertanya.

“Vickie, kamu begitu cantik, pastinya sangat populer kan di rumah sakit? Apakah kamu bertemu bos yang kaya di rumah sakit? Apakah kamu mempertimbangkan untuk mencari satu?”

Vickie menggelengkan kepalanya: “Untuk saat ini, aku masih ingin fokus dengan pekerjaanku, dan tidak punya rencana untuk menemukan pacar.”

“Tidak mungkin, kamu belum punya pacar …”

Setelah Cindy mendengar kata-kata Vickie, dia melirik Calvin di sebelahnya.

“Kakak Calvin, baru-baru ini aku mendengar bahwa kamu baru saja mengambil alih sebuah perusahaan dari ayahmu, bukan?”

Calvin mengangguk dan berkata sambil tersenyum, “Ya, sebenarnya ayahku mengatakan bahwa dia akan memberiku lima juta dolar untuk berinvestasi di perusahaan kecil, sebagai suatu percobaan bagiku, tidak peduli apakah aku dapat menghasilkan uang.”

“Tidak mungkin, 5 juta dolar hanya untuk percobaan? Aku benar-benar iri padamu. Orang kaya memanglah kaya.”

Gadis dengan rok pendek tidak bisa membantu tetapi merengek.

“Uhhhhhhhhh… dapat bergantung pada Calvin, maka hidup pasti akan menjadi indah, maka hidup pasti akan indah, tapi sayangnya aku tidak pernah masuk pertimbanganmu kan.”

Ekspresi Vickie sedikit serius, dan dia merasakan sesuatu yang kurang enak.

Pada awalnya, dia berpikir bahwa pertemuan kali ini hanya bersama kedua temannya.

Saat kuliah, Calvin mengejarnya, dia tidak langsung menerimanya, tapi setelah perlahan-lahan mulai memiliki perasaan yang positif padanya. Tapi dia malah menemukan bahwa dia juga berhubungan dengan wanita lain sambil mengejar dirinya. Perilaku setengah hati ini membuat Vickie kehilangan semua perasaan untuknya secara instan.

Karena itu, dia menolak Calvin tanpa ampun, dan dia pun berhenti mengejarnya setelah lulus.

“Vickie, kamu akan menyesalinya.”

Ini adalah kata kejam yang ditinggalkannya untuk Vickie.

Tanpa diduga, orang-orang yang mengira mereka tidak akan bertemu lagi, malah bertemu hari ini.

Perasaan Vickie campur aduk, dia benar-benar ingin pergi, tetapi teman-temannya pasti tidak akan mengizinkannya.

“Kak Calvin, kami tidak peduli tentang itu, tetapi bagaimana perasaanmu terhadap Vickie, bagaimana kamu bisa tega melihatnya merawat pasien-pasien itu sepanjang hari, ia pastinya sibuk kan?”

Cindy berkata seakan-akan Vickie pernah berpacaran dengan Calvin.

“Oh, itu tergantung pada perilaku bunga sekolah ini padaku.”

Calvin menyesap kopi dan dengan rakus berjalan mengelilingi Vickie.

Setelah bertahun-tahun, ia tidak pernah melupakan apa yang Vickie lakukan padanya

“Apa maksud kata-katamu itu, bilang saja langsung kamu enggan membantunya, kenapa masih harus berkata seperti itu?”

Cindy memberi isyarat setelah berbicara, dan pelayan di samping kebetulan membawa beberapa botol anggur merah.

“Kamu mau minum? Aku masih harus menyetir, jadi aku tidak mau minum.”

Melihat Cindy ingin menuang anggur, Vickie langsung berusaha menghentikannya.

“Vickie, sulit untuk mengumpulkan kita semua hari ini, ayolah kita bersenang-senang, kenapa harus balik lagi ke rumah sakitmu yang rongsokan itu? Benar-benar susah untuk mengajak Calvin hari ini, dan untuk melakukan bisnis dengannya di masa depan, itu pasti lebih menjanjikan seperti pekerjaanmu hari ini!”

“Iya Vickie, katamu, biarkanlah Kak Calvin mengatur pekerjaan untukmu, dan kamu bisa berterima kasih padanya, karena bisa terlepas dari pekerjaanmu sekarang. Ayo, kamu minum dengannya.”

Wanita dengan rok pendek itu berkata.

Vickie menatap segelas penuh anggur di depannya, dan hatinya kolot.

Kedua teman baiknya ini, sepertinya berencana untuk memberikannya pada Calvin.

Karena ini sudah terjadi, Vickie tidak perlu pura-pura tidak tahu lagi, ia berdiri, dan berbicara dengan serius: “Jika kalian ingin minum alkohol, minumlah sendiri, aku masih memiliki sesuatu untuk dilakukan, aku harus balik dulu.”

“Vickie, apa maksudmu?” Cindy meletakkan gelas dan berjalan ke depan Vickie: “Kami juga melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri, jadi kami secara khusus mengundang Kak Calvin untuk datang dan membiarkannya mengatur pekerjaan yang lebih baik untukmu. Kak Calvin, hanya punya maksud yang baik untukmu. Jika kamu seperti ini, apakah kamu menganggap kami sebagai teman? Jika kamu berjalan selangkah lagi pergi, kita tidak akan berteman lagi. ”

Cindy selesai berbicara dan duduk menyamping dengan amarah.

Vickie merasa sangat canggung, kata-kata pahit Cindy membuatnya tambah bingung.

Gadis dengan rok pendek memandang Vickie, yang sedang merasa canggung, dan mendatanginya dengan segelas anggur: “Vickie, janganlah seperti ini, walaupun Cindy mengatakan sesuatu yang pahit, tetapi ini semua untuk kebaikanmu sendiri. Pikirkanlah, jika kami benar-benar tidak peduli denganmu, mengapa akan membujukmu untuk berganti pekerjaan? Perawat itu tidak punya masa depan, kami hanya ingin mengatakan itu. Ayo, minumlah segelas anggur ini, sebagai permintaan maaf kepada teman kita, dan kita akan terus berteman, bagaimana?”

Vickie terdiam, memegang gelas anggur di tangannya, agak bingung.

“Kenapa Vickie, apakah kamu benar-benar tidak mau memberi kami wajah didepan Kak Calvin?”

 

Bab 30

“Bukan seperti itu, aku benar-benar tidak bisa minum. Aku sangat berterima kasih atas maksud baik kalian. Aku juga tahu bahwa Kak Calvin bermaksud baik. Namun, aku punya rencana sendiri, dan beberapa hal tidak bisa dipaksakan.”

Vickie tidak memiliki perasaan lagi untuk Calvin, plus dia tidak punya rencana untuk berganti pekerjaan sama sekali, jadi dia menolak secara langsung.

“Tapi ~”

“Inayumi, aku benar-benar minta maaf hari ini. Kamu adalah salah satu teman terbaikku, jadi aku harap kamu akan berhenti membuatku bingung, oke?”

Inayumi gagal menghentikan Vickie, dan untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa.

“Oke, jika itu masalahnya, aku tidak akan mengatakan apa-apa. Aku tahu sesuatu telah terjadi pada keluargamu, dan aku hanya ingin membantumu. Karena kamu tidak menganggap hal ini penting, tidak usah dipaksa.” Calvin bersenandung, sambil menyesap anggur merah di tangannya.

Vickie terkejut, menunjuk Calvin dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu tentang situasi keluargaku?”

Ketika Calvin hendak berbicara, Tiano tiba-tiba datang ke sebelah Vickie, dan menggenggam tangan kecilnya.

“Ayo pergi, jika kamu masih tidak mau pergi, mobil akan diderek pergi oleh polisi!”

Calvin yang melihat perilaku Tiano, raut wajahnya seketika langsung berubah.

Tiano dapat dengan santai mengenggam tangan Vickie.

Selain itu, mendengarkan apa yang dia maksudkan, sepertinya Vickie adalah supirnya.

“Begini, kenapa orang ini asal masuk ke tempat kita, seharusnya kan kamu yang menjaga mobilmu baik-baik?”

Calvin adalah orang yang berstatus. Meskipun dia merasa sangat kesal, dia masih berusaha untuk bicara dengan tenang.

Cindy dan teman-temannya lebih gegabah, melihat perilaku Tiano yang seperti itu, mereka malahan langsung mendorong Tiano pergi.

“Bocah jelek, kamu benar-benar tidak tahu malu ya, datang ke sini untuk mengganggu kita, dan bahkan asal memegang tangan Vickie!”

Tiano didorong, membuat Vickie kaget melihatnya. Ia pun buru-buru datang ke arah Tiano, dan berusaha menopang badan Tiano yang hendak jatuh.

“Apakah kamu baik-baik saja?”

Tiano menggelengkan kepalanya, “Aku baik-baik saja, kamu harus bergegas dan memindahkan mobilmu.”

“Kenapa kamu tidak mengurusnya sendiri? Kenapa harus kesini dan menyuruh Vickie?”

Cindy berkata dengan marah.

“Tunggu, bukankah kamu orang itu, si gila yang menguping kita?”

Inayumi menatap Tiano, mengingat kejadian tadi, dan langsung menunjuk kearahnya sambil berkata dengan keras.

“Ya Tuhan, beraninya kamu masuk, aku akan meminta manajer untuk mengeluarkanmu sekarang!”

Cindy sengaja menaikkan suaranya hanya untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Segera, manajer aula terkejut oleh Cindy, dan manajer dengan seragam hitam bergegas mendekat.

“Manajer, ada apa denganmu? Kenapa orang seperti ini boleh sembarangan masuk kesini, cepat usir dia keluar!”

Cindy menatap Tiano dengan jijik.

Tiano, yang berpakaian santai, tidak berpakaian layaknya orang-orang di dalam tempat ini, dan akting Cindy yang berlebihan juga membuat tamu-tamu lain mengumpat.

“Kamu mengizinkan orang gila seperti ini masuk, apa yang kamu lakukan, manajer?”

“Sial, bagaimana kalau orang ini tiba-tiba menggila?”

Ekspresi semua tamu berubah, yang membuat manajer panik.

“Keamanan, seret orang ini keluar, dan jangan biarkan dia mendekati pintu kafe lagi!”

Jenis kedai kopi kelas atas ini, jika kedatangan orang gila seperti ini, pasti akan berefek buruk pada keadaan bisnis.

Dapar terlihat bahwa beberapa penjaga keamanan mendatangi Tiano dengan buru-buru, tetapi Vickie berdiri didepan Tiano dan menghalangi mereka.

“Tunggu, apa yang kamu lakukan?”

“Vickie, kami tahu kamu berhati lembut, tapi melindungi orang gila ini bukanlah hal yang baik.” Cindy membujuk.

“Dia adalah pasienku, dan~” Sebelum Vickie dapat menyelesaikan kalimatnya, Tiano langsung memberikan tatapan yang penuh arti.

“Pasien? Orang ini gila? Vickie, apakah kamu bekerja di rumah sakit jiwa? Sangat mengerikan, penjaga, cepat usir dia!”

Walaupun Cindy tampak prihatin, tapi sebenarnya dia sangat semangat mendengar pernyataan ini.

Ternyata kenapa Vickie tidak mau memberi tahu mereka tentang lokasi rumah sakitnya, adalah karena hal ini.

Di sisi lain, Inayumi diam-diam mengeluarkan ponselnya dan merekam semua hal ini.

Dia berpikir bahwa semua ini belum cukup untuk menurunkan martabat Vickie.

Seperti pada waktu itu, ketika Calvin ingin memiliki Vickie, ia bahkan tidak bisa berbuat apa-apa.

Di sisi lain, Vickie tidak keberatan bagaimana orang lain memandang dirinya, tetapi Tiano, seorang tuan muda yang mulia, diperlakukan sebagai orang gila oleh orang-orang ini.

Jika benar terjadi sesuatu kepada Tiano, Rossy pasti akan marah, dan satu kota akan terguncang.

Karena dirinya, Tiano dihina oleh orang-orang ini di depan umum. Vickie benar-benar ingin mati.

Melihat sosok Vickie yang melindungi Tiano, manajer itu sedikit malu, lagipula, dia tidak ingin menggunakan cara yang keras.

“Nona, tolong beri kami pria di belakang kami, jika ia benar-benar sakit mental, kami akan membawanya ke rumah sakit untukmu.”

Vickie benar-benar tidak ingin mengurusi hal ini lagi. Yang paling penting sekarang adalah mengirim Tiano kembali. Jika situasinya semakin buruk, ia khawatir ia tidak bisa mempertahankan pekerjaannya lagi.

Tapi Tiano tiba-tiba, mendorong Vickie menjauh dan menatap manajer itu.

“Aku di sini sebagai tamu, tidak bolehkah aku membeli sesuatu disini?”

“Yo, orang gila ini malah menyombongkan diri, jika kamu bisa memberitahuku di mana rumah sakitmu, aku akan memberimu permen!”

Cindy tertawa dengan nada mengejek.

Manajer itu bahkan tidak percaya apa yang dikatakan Tiano.

“Nona, aku harap kamu dapat membawa pasien ini pergi secepat mungkin, jika tidak, kami tidak akan segan-segan lagi.”

Manajer itu tidak lagi ingin berbicara omong kosong, dan bahkan memanggil Tiano sebagai pasien.

Tiano tidak berbicara apa-apa, orang-orang rendahan ini, rupanya benar-benar menganggapnya seorang yang gila.

“Mengapa kamu mengatakan bahwa aku orang gila, apakah kamu memiliki bukti?”

Tiano mengambil tangan Vickie dan berkata kepada Cindy.

“Aku masih butuh bukti? Tadi kamu mengintip aku dan saudara perempuanku. Matamu tertuju pada stoking kakakku. Tubuhku masih gemetar mengingatnya. Bahkan setan pun tahu apa yang kamu perbuat!”

Begitu kalimat ini keluar, para tamu di sekitar tertawa.

Mereka dapat memastikan bahwa Tiano tidak hanya orang gila tetapi juga cabul.

“Aku mengintipmu?” Tiano tersenyum, “Kenapa aku harus mengintipmu? Jelas, dia lebih cantik darimu. Kenapa aku malah mengintipmu?”

Saat kata-kata itu keluar, wajah Cindy berubah seketika.

Dia menunjuk Tiano dan terdiam.

“Apa maksudmu? Kamu pikir aku kalah jika dibandingkan dengan Vickie?”

“Wajah seperti dirimu, bahkan tidak layak untuk dibandingkan, itu hampir seribu mil jauhnya, oke.”

Meskipun kata-kata Tiano terlalu frontal, mereka juga benar.

Para tamu itu juga menatap setuju.

Di mata mereka, Vickie benar-benar mengalahkan Cindy dari segala aspek.

“Kamu tidak melihat dirimu sendiri, kamu kurus seperti tongkat, wajahmu sangat tajam, dari mana kepercayaan dirimu itu berasal.”

“Kamu berani menghinaku!” Cindy menoleh, menatap Tiano dengan mematikan, sangat ingin memukulnya.

“Aku menghinamu? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya? Berpikiran bahwa aku mengintipmu, aku benar-benar tidak tahu dari mana kepercayaan dirimu itu berasal.”

 


Bab 31 - Bab 40

Bab 11 - Bab 20

Bab Lengkap

The Campus Wealthy Son ~ Bab 21 - Bab 30 The Campus Wealthy Son ~ Bab 21 - Bab 30 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on October 25, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.