The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 817

                                                                    



Bantu admin ya:

1. Klik Klik Ikla* 

2. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821


Bab 817 – Kartu Palsu

Teller wanita itu mengerutkan kening, lalu mengambil kartu Thomas Qin dan melihatnya sekilas, dia menemukan kartu itu bahkan tidak ada garis magnetik.

Kartu bank biasa seharusnya ada garis magnetik. Kartu ini tidak hanya tidak ada garis magnetik, tetapi dia juga tidak pernah melihat cetakan kartu ini.

Kartu ini memiliki cetakan kata Hou?

“Tuan, kamu sedang bercanda, kartu ini palsu, ‘kan?”

Thomas Qin mengerutkan kening, “Kamu yakin, lihat baik-baik.”

Teller wanita itu mencibir, “Lihat apa lagi, aku yang profesional atau kamu yang profesional? Kartu ini tidak ada garis magnetik, juga tidak ada logo bank kami. Mungkin kartu ini kartu hadiah mie instan yang dimakan anak-anak, kamu sungguh lucu, masih membawa kartu ini ke konter VIP, sudah, cepatlah pergi.”

Thomas Qin tidak bisa berkata-kata, ini pertama kalinya dia melihat petugas bank yang tidak sopan seperti ini.

“Karena kamu tidak mengenali kartu ini, panggil orang yang jabatannya lebih tinggi darimu.”

Teller wanita itu mencibir, “Jabatan yang lebih tinggi dariku? Untuk apa kamu memanggilnya, melihat kartu mainanmu? Sudah ku bilang jangan main-main di sini, kalau kamu masih tidak mau pergi aku akan panggil satpam!”

Suara teller wanita semakin lantang dan menarik perhatian banyak orang.

Seorang pria berjas datang dan bertanya.

“Gladys, ada apa?”

Gladys berkata, “Manajer Tian, orang ini bersikeras ingin tarik uang dengan kartu palsu!”

Manajer Tian mengerutkan kening, “Kartu palsu? Coba aku lihat.”

Setelah mengambil kartu khusus itu, raut wajah Manajer Tian langsung berubah.

Gladys tidak mengenali kartu itu, tapi sebagai seorang manajer dia mengenali kartu itu.

Ini bukan kartu palsu!

Ini adalah kartu khusus bank, kartu ini dibuat khusus untuk satu orang, CEO Hou, Yudi Hou.

Banyak bank memiliki pelayanan seperti ini, karena nasabah seperti CEO Hou relatif besar dan simpanannya di bank sangat besar, jadi ada perlakuan khusus bagi orang-orang seperti CEO Hou.

Di Kota X orang yang bisa mendapatkan pelayanan seperti ini tidak lebih dari sepuluh orang.

Manajer Tian memegang kartu itu, raut wajahnya berubah menjadi serius lalu dia menatap Thomas Qin sambil bertanya.

“Dari mana kamu mendapatkan kartu ini?”

Thomas Qin mengerutkan kening, “Seseorang memberikannya padaku.”

Manajer Tian mencibir, “Lelucon apa yang sedang kamu katakan, seseorang memberikannya padamu? Kenapa tidak ada bos besar yang memberikannya kepadaku? Katakan, di mana kamu mencurinya!”

Setelah Manajer Tian selesai berbicara, mata pelanggan bank yang lain langsung tertuju kepadanya.

Mencuri kartu ATM?

Dia sudah gila?

Zaman sekarang kenapa bisa ada orang sebodoh itu?

Selain itu, setelah mencuri kartu ATM dia bahkan dengan terang-terangan datang untuk menarik uang, bodoh sekali pencuri ini?

Kartu ATM sekarang sudah sangat aman, meskipun mendapatkan kartu dan kata sandi, kamu hanya bisa menarik paling banyak dua atau tiga juta rupiah dari ATM, tidak mungkin bisa menarik uang di konter.

Thomas Qin mengerutkan kening lalu berkata dengan dingin.

“Sebaiknya kamu pastikan kembali, jangan bicara sembarangan.”

Manajer Tian mencibir, “Apakah aku bicara sembarangan? Aku katakan padamu, tanpa perlu menggesek kartu ini aku tahu siapa pemiliknya. Pemilik kartu adalah Yudi Hou. CEO Hou, jangan beri tahu aku, kartu ini diberikan sendiri oleh CEO Hou kepadamu?”

Thomas Qin berkata, “Yang kamu katakan benar, itu benar-benar diberikan langsung oleh Yudi Hou.”

“Ha ha ha…”

Manajer Tian tertawa, semua orang juga terlihat tertawa, pencuri bodoh ini sungguh bodoh, barang CEO Hou juga berani dia curi.

Kartu CEO Hou adalah kartu level tertinggi di bank. Tanpa perlu membuat janji, semua saldo bisa ditarik pada hari yang sama.

Mungkinkah CEO Hou memberikan kartu ini kepada orang lain?

Karena kartu ini sangat berharga, Manajer Tian menyimpulkan CEO Hou tidak mungkin memberikannya kepada orang lain, jadi mengatakan Thomas Qin mencurinya.

Thomas Qin tidak bisa berkata-kata, “Sudahlah, aku tidak akan menggunakan kartu ini, berikan padaku.”

Tak disangka menarik uang bisa serepot ini, dikarenakan seperti itu, dia tidak jadi menarik uang, atau segera pergi ke bank lain saja.

Manajer Tian mendengus dengan dingin, “Setelah semuanya terungkap ingin mengambil kembali kartu ini? Kamu sedang mimpi? Kamu sudah mencuri kartu CEO Hou. Kalau kamu tidak menjelaskan semuanya dengan jelas, jangan harap bisa pergi dari pintu ini!”

Selesai berbicara, beberapa penjaga keamanan sudah mengepung Thomas Qin.

Thomas Qin mengerutkan kening dan terlihat sedikit tidak senang, Manajer Tian ini terlalu meremehkan orang lain.

Saat hendak bertindak, tiba-tiba seseorang di antara pelanggan berkata.

“Bukankah ini menantu Levon Chen?”

Orang yang berbicara adalah tetangga yang melihat mobil Thomas Qin sebelumnya, dia tidak menyangka mereka bertemu lagi di sini.

Wanita itu bergegas mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Levon Chen.

“Halo, Levon Chen? Cepat datang ke bank dan urusi menantumu. Menantu sedang menipu orang di sini.”

Selesai berbicara, dia menutup teleponnya.

Tak lama, Levon Chen datang dengan marah dan raut wajahnya terlihat sangat murung.

Melihat Thomas Qin dikepung sekelompok penjaga keamanan, raut wajahnya langsung berubah menjadi sangat tidak senang

Hal-hal baik tidak disebarkan, hal-hal buruk menyebar hingga ribuan mil.

Tadi dia menyuruhnya keluar untuk mengambil uang, hasilnya malah mengalami hal semacam ini dan diketahui oleh tetangganya, tak disangka dia menggunakan kartu ATM palsu untuk menipu orang?

“Thomas Qin!? Apa yang sedang kamu lakukan?

Mata Levon Chen membelalak, wajahnya penuh dengan amarah.

Di mata orang lain, Thomas Qin adalah menantu Keluarga Chen. Sekarang terjadi hal semacam ini yang kehilangan muka adalah Levon Chen!

Thomas Qin menatapnya dengan santai sambil berkata, “Aku sedang menarik uang, kartu ini diberikan seseorang kepadaku.”

Manajer Tian mencibir, “Kamu orang tuanya, kan? Kebetulan aku ingin memberitahumu, menantumu menggunakan kartu ATM orang lain. Lihat tidak? Ini kartu Yudi Hou, CEO Hou kamu pasti tahu , kan??”

Levon Chen melirik kartu ATM itu, lalu raut wajahnya langsung berubah menjadi tidak senang.

Tentu saja dia kenal CEO Hou!

Yudi Hou, Raja makanan, siapa yang tidak mengenalnya!

“Thomas Qin! Kamu, kamu sungguh berani!”

Selesai berbicara, Levon Chen mengambil kartu ATM itu, dia sangat marah hingga ingin melemparnya ke lantai, tapi memikirkannya itu adalah kartu CEO Hou, dia tidak boleh bertindak sembarangan.

Di hadapan begitu banyak orang, Levon Chen merasa malu, dia bergegas menghampiri Thomas Qin lalu mencengkram kerah bajunya.

“Brengsek! Kamu benar-benar mempermalukan Keluarga Chen! Lihat bagaimana aku akan memberikan pelajaran padamu!”

Selesai berbicara, Levon Chen menampar wajah Thomas Qin.

Levon Chen benar-benar marah. Dia membuat Keluarga Chen sangat malu. Jika dia tidak memberikan pelajaran padanya, kelak mau dikemanakan muka Keluarga Chen?

Plak!

Sebelum tamparan Levon Chen mengenainya, Thomas Qin meraih pergelangan tangannya sambil berkata dengan dingin.

“Aku memberimu muka, kamu benar-benar menganggap dirimu hebat?”

Thomas Qin menepis tangannya dengan asal, Levon Chen terhuyung-huyung hingga hampir jatuh.

Kalau bukan karena melihat muka Ardelina Chen, mana mungkin Levon Chen memiliki begitu banyak kesempatan memaksanya?

Melihat Thomas Qin berani melawan, Manajer Tian langsung marah besar.

“Berani-beraninya kamu bertindak bar bar di bank kami? Aku lihat kamu sudah bosan hidup! Sudah mencuri kartu ATM masih merasa dirimu benar?”

Thomas Qin mencibir, “Mencuri kartu ATM? Kalian benar-benar memandang rendah orang lain.”

Selesai berbicara, Thomas Qin mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi nomor Yudi Hou, setelah itu dia menyalakan speaker dan meletakkannya di atas meja.

Tut… Tut… Tut…

 

Bab Lengkap

The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 817 The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 817 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 18, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.