Travel To Greatest Treasure - Bab 3


Bab 3.

Berkulit putih, berambut panjang, tetapi di kuncir kuda, dan menggunakan kaca mata yang ada gambar – gambar di kacanya, tersenyum kepada Minho. Menggunakan pakaian training, menampilkan sosoknya yang sangat baik.

Wanita itu tidak berniat untuk bergerak, tetapi tetap diam memandang Minho dengan senyumnya yang sangat manis.

Minho kemudian mengurungkan niatnya untuk melarikan diri.

Apa bahayanya dari seorang wanita coba?

Mungkin wanita tersebut, bisa dijatuhkan dengan satu gerakan.

Minho memandang wanita tersebut dengan senyum menghina.

Wanita tersebut sepertinya mengerti arti tatapan dan senyum Minho. Wanita itu kemudian memasukkan tanggannya ke dalam saku celana.

Minho langsung memasang kuda – kuda. Tapi dia bingung karena merasa tidak ada bahaya.

Benar saja.

Wanita tersebut, malah mengeluarkan sebuah botol kecil seperti botol spray dari saku celananya, dan mengangkatnya ke luar.

Minho berpikirian, itu pastilah botol yang isinya bisa menidurkan lawan, atau malah membunuh lawan. Gas beracun gitu.

Tapi ternyata, wanita tersebut tidak mengarahkan botol kecil tersebut ke arah Minho. Tetapi ke arah wanita tersebut.

Wanita itu menutup matanya, dan kemudian menekan spray ke arahnya.

Tepat dugaan Minho. Dalam sekejap, ada tercium aroma yang sangat menusuk hidung. Minho refleks menutup hidungnya, dan mengamati wanita tersebut.

Apakah itu semprotan untuk membuat fisik lebih kuat 200 kali lipat.

Minho menunggu, mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pada wanita itu.

Wanita itu tiba tiba saja membuka matanya. Senyum muncul dari bibir tipisnya. Dan akhirnya kau mendengar dia berkata dengan keras.

“Huahhh… wanginya… aku tidak biasa keluar tanpa menggunakan parfum. Tapi takut ketahuan oleh mu, Minho, makanya aku menjaga menggunakan parfum, sebelum aku bisa menunjukkan diriku kepadamu.” sahut wanita tersebut.

Minho terkejut.

Jadi itu parfum. Pantas sangat menusuk hidung. Parfum wanita rupanya.

Minho menurunkan kewaspadannnya dan memperhatikan wanita itu.

“Hai, Minho… Namaku Mila. Aku akhirnya menemukanmu…” Mila memperkenalkan dirinya.

Aku terdiam sejenak. Kuperhatikan wajah Mila. Kenapa terasa sangat familiar ya.

Tapi ketemu dimana.

“Tidak usah takut, Minho. Aku disini untuk menyelamatkanmu. Penjelasan lainnya nanti saja. Ayo pergi sebelum dua orang tadi dan yang lainnya lagi menuju kemari mencarimu.” ajak Mila untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Tetapi, Minho tetap tidak beranjak.

Mila berhenti di jalurnya.

Berbalik menatap Minho yang tidak bergerak sejengkal pun.

“Kenapa aku harus mengikutimu?” kata Minho.

“Dari mana aku tahu, kamu bukan bagian dari mereka?” tanya Minho melanjutkan.

Mila menatap Minho. Sepertinya banyak kata yang akan diucapkan Mila, tetapi Mila tahu, yang manapun yang dia pilih, mungkin tidak akan cukup meyakinkan Minho untuk ikut dengannya.

“Hahhhh…..” Mila menghela napas. Kemudian dia melepas kaca matanya dan membuka ikatan rambutnya.

Minho bingung kenapa Mila melakukan itu.

Masih sempat – sempatnya ini anak menggoda dirinya di kondisi saat ini.

Kaca mata, ikat rambut, siap ini mau buka apa lagi ini anak?

Pikiran Minho muncul merendahkan Mila.

Minho kemudian menatap Mila yang tetap diam. Mila menatap Minho dengan tajam. Minho kemudian menatap Mila kembali dengan serius. Mereka saling tatap – tatapan sampai matahari terbit dari barat kalau tidak di hentikan. Minho kemudian memikirkan sesuatu.

Minho menatap Mila dengan serius sambil mendekat. Pikirannya tertuju ke satu wajah. Minho ingin memastikan, sehingga dia mendekat menuju Mila.

Setelah berada dalam jarak satu meter dari Mila, baru Minho yakin. Minho pun menatap wanita yang sama dari jarak satu meter. Iya, sama. Atau lebih tepatnya, Mila lebih muda.

Minho menatap Mila tidak percaya.

Di kepala Minho memang tidak tertulis kata – kata tidak percaya, tetapi Mila sepertinya bisa membaca apa yang ada di pikiran Minho.

Mila kembali mengikat rambut panjangnya, dan menggunakan kaca matanya sebelum berkata.

“Iya, kamu benar Minho. Aku adik dari wanita yang meninggal kemarin dalam kecelakaan mobil. Kakakku mengatakan akan memberikan sesuatu kepadaku. Saat mereka menuju ke rumah, di saat itulah mereka di kejar oleh kelompok yang menginginkan kalung itu. Dan terjadilah peristiwa itu.” jelas Mila sembari berjalan.

Kali ini, aku tidak memilih diam. Aku mengikuti di samping Mila dan mendengarkan ceritanya.

Ternyata Mila adalah adik wanita tersebut. Wanita cantik yang Minho katakan cantik sebelumnya walaupun seluruh wajahnya berlumuran darah. Tebakan Minho benar, karena terbukti adiknya juga cantik. Mila menunggu sang kakak, tapi tidak datang – datang juga. Karena kalau dihitung, dari lokasi kecelakaan ke rumah, paling lama menghabiskan waktu 30 menit. Setelah dua jam menunggu, Mila merasakan ada yang tidak beres. Mila kemudian mengetahui ada kecelakaan mobil dari warga yang ramai melihat tempat kejadian. Dari warga, Mila mengetahui bahwa kakaknya pasti tidak selamat, sehingga tidak sampai rumah. Mobil yang meledak, memastikan prasangka Mila. Sebelum Mila pergi, Mila mendengar bahwa ada seorang pemuda yang dikejar oleh beberapa orang. Mereka melihat pemuda tersebut berlari setelah mendekati mobil yang hancur. Dari situ Mila yakin bahwa pemuda itu memiliki sangkut paut.

Mila kemudian pulang ke rumah, membongkar kamar kakaknya, kemudian menemukan peralatan kakaknya yang pernah ditunjukkan kepada Mila. Perlengkapan Spy. Mata – mata. Dan kaca mata yang digunakan Mila saat ini juga merupakan kaca mata yang bisa mengidentifikasi panas tubuh orang dari satelit, sehingga di layar kaca mata, terdapat jelas jalan yang di tempuh, dan orang – orang yang tesebar di jalan jalan. Karena kaca mata itu juga, Mila bisa menemukan Minho.

“Kemana kita akan pergi?” tanyaku sambil terus mengikuti Mila. Minho bisa menebak bahwa orang – orang yang mengejar Minho dan bahkan Mila sendiri, mengejar kalung yang Minho pakai.

Yang Minho tidak pahami, jika Mila memiliki peralatan mata – mata, seharusnya juga ada peralatan membela diri. Mila bisa dengan mudah mengambil kalung gading tersebut, alih – alih menyuruh Minho mengikutinya. Minho menyimpan pemikirannya, dan dengan terus meningkatkan kewaspadaannya, Minho mengikuti Mila.

“Ke laboratorium rahasia milik kakak. Itu satu – satu nya tempat yang aman untuk merencanakan langkah kita selanjutnya…” jawab Mila tanpa menoleh. Mila tidak sedikitpun menurunkan kecepatan langkahnya, dan tidak khawatir Minho bakal tidak berjalan, karena dia bisa melihat pada kaca matanya, bahwa Minho ada di sampingnya.

“Langkah selanjutnya. Emang untuk menentukan langkah pun kita harus melakukan uji coba di laboratorium? Yang diriku tahu cuma dua. Masuk kamar mandi langkahkan kaki kiri, keluar langkahkan kaki kanan. Yang lain, biarlah mengalir dengan sendirinya,” ucap Minho sambil menatap langit.

Mila terkejut mendengar jawaban Minho. Ini anak memang memiliki sense bercanda yang bagus ya, walau waktunya kurang pas. Mila kemudian berpaling ke samping kanan untuk melihat Minho.

Minho yang saat itu sedang menatap langit dengan kedua tangan di belakang kepala, terkena matahari senja yang saat itu langsung menimpanya.

Ganteng banget…

Mila deg – degan melihat pemandangan itu.

‘Kenapa aku deg – degan?’ batin Mila. ‘Sepertinya aku harus minum es degan ini ( degan = air kelapa )’

Minho menatap Mila karena merasa Mila memperhatikannya.

Mila yang ketahuan memandang Minho, langsung membuang muka malunya. Diganti kembali dengan muka dingin yang cantik.

Mila berjalan satu langkah lebih cepat di depan Minho.

Minho tidak menyadari perubahan yang terjadi pada Mila, sampai dia tahu Mila melangkah lebih cepat darinya.

‘Berarti Mila sesak mau ke toilet ini makanya dia buru – buru… aku harus mempercepat langkahku…’ batin Minho sambil mempercepat langkahnya.

Mila yang mengetahui Minho menyusulnya, juga mempercepat langkahnya. Walaupun Mila sudah menggunakan wajah dingin cantiknya, tapi Mila merasa masih ada sisa – sisa blush on yang menyebabkan wajah Mila bakal berwarna merah kalau melihat Minho. Mila juga mempercepat langkahnya kembali. Minho langsung menambah kecepatannya melihat Mila mempercepat langkahnya. Mila juga menambah kecepatannya ketika melihat Minho menambah kecepatannya saat Minho melihat Mila mempercepat langkahnya.

Sudah, akhiri tulisan itu, kalau tidak, 1000 bab akan berlalu secepatnya.

Bisa – bisanya mengalahi chapter komik On* Piec* yang memasuki bab 1000 setelah hampir 20 tahun.

Karena kegiatan Minho dan Mila yang saling mengejar, sampailah mereka ke laboratorium rahasia kakak Mila dalam tempo sesingkat – singkatnya.


Note:

Bisa di baca juga versi video dan suara

VERSI YOUTUBE

Mohon Like, Komen, Share dan Subscribe


Travel To Greatest Treasure - Bab 3 Travel To Greatest Treasure - Bab 3 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 06, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.