The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 845

                                                                            



Bantu admin ya:

1. Share ke MedSos

2. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821


Bab 845 – Monika Lei Memeriksa Denyut Nadi

Setelah makan, Samuel Duan dan Rico Pei mengantar Jessica Song dan Aisly Qin pulang, untuk sekarang Jessica Song sudah putus hubungan dengan Keluarga Song, sehingga biarkan dia menjaga Aisly di Green Plum Manor saja.

Meskipun Thomas Qin juga sangat baik dengan Aisly Qin, tapi bagaimana pun juga dia seorang pria, sembrono dan tidak mahir, lebih baik wanita saja yang menjaga.

Thomas Qin naik ke mobil Monika Lei, keduanya duduk di kursi bagian belakang, tiba-tiba Monika Lei berkata.

“Di mobil juga tidak ada buat apa-apa, bagaimana kalau Tuan Qin bantu aku melihat apakah diriku ada gejala tidak sehat?”

Kemampuan inti yang paling hebat dari seorang tabib adalah periksa denyut nadi, denyut nadi dari dua pergelangan tangan sudah bisa menunjukkan kesehatan seseorang, tidak perlu mesin perlengkapan apa pun, bisa didiagnosa di mana dan kapan saja.

“Baik.”

Lagi pula memang tidak ada buat apa-apa, Thomas Qin pun memeriksa denyut nadi Monika Lei.

Air muka dan tubuh Monika Lei kelihatan sehat, sepertinya sering olahraga, harusnya tidak ada masalah apa-apa.

Thomas Qin memeriksa denyut nadinya, tiba-tiba ia mengerutkan dahi, dipandangnya Monika Lei dengan heran, tapi tidak mengatakan apa pun.

Monika Lei berseri-seri, “Kenapa Tuan Qin? Apakah ada masalah dengan diriku?”

Thomas Qin menggeleng, “Tidak, ganti tangan satunya lagi.”

Usai bicara, Thomas Qin menarik tangan Monika Lei yang lainnya dan mulai memeriksa denyut nadi.

Biasanya kalau penyakit rumit sekali pun, jarang sekali Thomas Qin memeriksa denyut nadi sampai dua menit, biasanya sekali periksa satu tangan sudah tahu gejala penyakit apa, ditelusuri sebentar saja sudah bisa didiagnosa.

Tapi Thomas Qin menghabiskan waktu dua puluhan menit untuk memeriksa denyut nadi Monika Lei, kiri dan kanan bergantian, hingga akhirnya sampai di tempat parkir baru Thomas Qin melepaskan tangannya.

Monika Lei kebingungan, dipandangnya Thomas Qin dan bertanya.

“Tuan Qin, ada masalah apa?”

Thomas Qin menggeleng, “Tidak gampang didiagnosa, nanti aku pikirkan lagi.”

Usai bicara, Thomas Qin turun dari mobil dengan penuh beban.

Setelah Thomas Qin pergi, supir yang di depan menoleh menatap Monika Lei dengan tidak berdaya.

“Kak Monika, apakah kamu mengharapkan dia bisa menyembuhkan penyakitmu yang sudah diturunkan sebanyak 3 generasi?”

Monika Lei tidak bersuara, tatapannya terpaku pada Thomas Qin.

Apakah bisa disembuhkan?

Dia juga tidak tahu pasti.

Keterampilan medis Thomas Qin adalah yang paling hebat di antara yang pernah ia temui, jika Thomas Qin pun tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, mungkin nasibnya memang harus demikian.

Jujur saja sikap Thomas Qin yang cemas tadi memberikan sedikit motivasi untuk Monika Lei, bisa jadi dia sungguh punya cara.

♦♦♦

Setelah memasuki rumah pasien, Thomas Qin menarik kembali pikirannya yang melayang-layang, denyut nadi Monika Lei tadi sungguh aneh, tapi Thomas Qin tidak bisa mengerti anehnya bagaimana, mungkin pulang nanti harus baca-baca buku dulu baru bisa ingat.

Sepanjang berjalan masuk tadi, Thomas Qin juga belum konsentrasi. Sekarang baru dia mulai mengamati, ada pria dan wanita di dalam ruangan ini.

Dari luar kelihatan sangat sederhana, tapi di bagian dalam sungguh mewah, semuanya merupakan perlengkapan rumah tangga dari kayu asli, renovasinya sangat mewah, serta berselera tinggi, sekali lihat sudah tahu sangat kaya dan mulia.

Pemandangan di luar juga sangat indah, jauh dari perkotaan, menandakan orang yang tinggal di sini tidak hanya kaya, pekerjaan mereka juga santai.

Karena yang kerjaannya sibuk, seperti Melissa Zhu, pasti harus tinggal di pusat perkotaan yang transportasinya praktis.

Setelah Thomas Qin masuk, serorang pria turun dari lantai atas dengan memakai masker, melihat Thomas Qin dan Monika Lei muncul, ia mengangguk kecil.

“Monika sudah datang, ini dewa tabib yang kamu bilang?”

Mendengar suara itu, Thomas Qin merasa familiar, tapi karena tidak kelihatan wajahnya, ia tidak kepikiran orang ini siapa.

Monika Lei mengangguk, lalu berkata kepada Thomas Qin, “Ini adalah bintang internasional dunia perfilman, Harley Zhou.”

Usai bicara, pria tersebut melepaskan maskernya, barulah Thomas Qin melihat wajahnya dengan jelas, memang Harley Zhou.

Harley Zhou menjadi terkenal dengan film pertarungan yang ia bintangi di usia 18 tahun, memasuki Hollywood di usia 20 tahun, film terkenalnya tidak terhingga, merupakan teladan di dunia perfilman.

Dia mempunyai kedudukan tinggi di tingkat internasional, penggemar yang banyak di dalam mau pun luar negeri, bahkan di luar negeri ada yang menetapkan satu hari perayaan khusus untuk Harley Zhou.

Bisa dikatakan Harley Zhou adalah orang pertama di China yang berpengaruh besar di internasional. Di satu China ini, tidak ada orang kedua yang lebih berpengaruh besar di banding dia lagi.

Salah satu tokoh paling terkenal di dunia hiburan.

Karena terkenal sejak muda, banyak perusahaan yang ada saham dia, sama seperti Stefan Ma yang dijuluki Direktur utama dunia hiburan, bisa mengendalikan nasib banyak perusahaan hiburan, orang seperti inilah yang merupakan penguasa dunia hiburan sebenarnya.

Sedangkan Harley Zhou lebih hebat lagi, pada dasarnya merupakan pemain film yang berpengaruh besar, juga merupakan Direktur yang memegang kekuasaan besar di tangan, banyak sekali artis muda terkini di dunia hiburan yang bisa ia tentukan nasib mereka hanya dengan satu perkataan.

Harley Zhou sangat sederhana di kehidupan sehari-hari. Ia punya tanah dan rumah di berbagai daerah, kali ini menetap beberapa hari di Kota Donghai sini juga karena diperkenalkan oleh Monika Lei.

Setelah melepaskan masker, Harley Zhou menyalami Thomas Qin dan berkata.

“Tidak disangka masih begitu muda sudah mendapat kepercayaan dari Monika, kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat unggul dari dirimu.”

Bicara Harley Zhou diliputi kelapangan dada seorang senior, ditambah usianya memang sudah tidak kecil, sehingga terkesan berbudi pekerti mulia.

Thomas Qin berkata, “Tuan Zhou tidak sehat dimananya?”

Harley Zhou menjawab, “Belakangan ini sendiku terasa ngilu dan sakit, serta membengkak, berjalan dan melakukan sesuatu jadi sangat menguras tenaga, sakitnya tidak tertahankan.”

Mendengar itu, Thomas Qin mengerutkan dahi, “Sebelumnya maaf, tapi mau bertanya, apakah Tuan Zhou ada kebiasaan buruk dalam soal hubungan seksual?”

“Omong kosong!”

Baru saja Thomas Qin selesai bertanya, seorang wanita turun dari lantai atas menjawab tanpa Harley Zhou bersuara dulu, wanita ini kelihatan berusia tiga puluh ke atas, ia mengerutkan dahi dan tampak tidak senang.

“Tuan Harley Zhou sangat hati-hati dalam soal itu, tidak ada kebiasaan buruk apa pun, kamu jangan bicara sembarangan.”

Sebagai Boss besar di dunia hiburan, asalkan Harley Zhou bersedia, tidak terhitung wanita yang ingin inisiatif naik ke ranjangnya.

Ini sudah merupakan rahasia umum, anak kecil pun tahu banyak Boss besar yang meniduri artis wanita, oleh karena itulah Thomas Qin bertanya demikian.

Jika dalam soal berhubungan seksual ini tidak hati-hati dan nafsu berlebih, maka keadaan penyakitnya akan berbeda dengan orang pada umumnya.

Wanita ini adalah Yulica Zhao, manajer Harley Zhou, juga merupakan wakil direktur perusahaan hiburan Harley Zhou, merupakan tangan kanannya.

Yulica Zhao juga sangat terkenal di dunia hiburan, tidak sedikit artis yang ia buat terkenal, juga banyak tokoh besar di dunia hiburan yang ia jatuhkan, untuk soal melindungi hak dan kepentingan Harley Zhou itu sudah pasti.

Biasanya karena menjaga citranya, Harley Zhou jarang emosi atau marah dengan orang, dan ini semua dilakukan oleh Yulica Zhao.

Setelah turun dari lantai atas, Yulica Zhao mengamati Thomas Qin dengan ekspresi tidak senang.

“Kamu siapa? Lebih baik kamu bisa bertanggung atas ucapanmu sendiri.”

Monika Lei mengerutkan dahi dan berkata, “Kak Yulica, jangan seperti ini. Dia adalah dewa tabib yang aku undang untuk mengobati Tuan Zhou?

Yulica Zhao melihat Monika Lei sekilas dengan agak segan, bagaimana pun juga Monika Lei adalah tokoh besar di Kota X, apalagi sekarang mereka berada di territorialnya.

“Tuan Harley Zhou hanya sengal persendian saja, aku sudah mendatangkan dewa tabib untuk mengobati dia, Tuan Tian, silakan anda turun!”

Usai Yulica Zhao bicara, seorang pria paruh baya turun dari lantai atas. Ia berpakaian jubah putih, berkaca mata dengan genggang warna emas, kelihatan sangat profesional, kelihatan sekali merupakan seorang tabib terkenal.

 


Bab Lengkap

The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 845 The Strongest Healer ~ Thomas Qin ~ Bab 845 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on March 03, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.