Bab 2729
Perlahan-lahan, para penonton mulai
menyadari bahwa dalam pertarungan ini, Saka sebenarnya berada di posisi yang
terdesak!
Sebaliknya, Ederick makin kuat
seiring jalannya pertempuran, semangat bertarungnya terus meningkat, dan setiap
serangannya menjadi makin ganas!
"Haha, sepertinya julukan tak
terkalahkan di tingkat sama itu hanya karena dia belum bertemu lawan yang
sepadan. Faktanya, meskipun dia memiliki kekuatan master ilahi tingkat delapan,
tetap saja dia bukan tandingan Ederick," ujar Genta sambil tersenyum.
Lalu, dia menoleh ke Ardion dan
berkata, "Yang Mulia, sepertinya hari ini kamu akan berhasil menyingkirkan
salah satu ancaman terbesarmu."
Adelia dan yang lainnya pun
menunjukkan ekspresi gembira.
"Apa yang kalian senangi?"
Namun, Ardion justru menyapu
pandangannya ke arah mereka dengan ekspresi dingin dan berkata dengan nada
tidak puas, "Kita sudah menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk
menyingkirkan Saka, seorang yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Apa ini
sesuatu yang pantas dibanggakan? Butuh waktu sampai hari ini untuk
menyingkirkan dia, menurut kalian, apa ini hal yang membanggakan?"
Mendengar ini, ekspresi mereka pun
menjadi canggung
"Yang Mulia sungguh berpikiran
luas, kami..." ujar Genta
Namun, Ardion hanya menatap ke arena
dengan sorot mata dingin. Dalam penglihatannya, Saka makin terdesak dan sudah
hampir mencapai batasnya. Dengan nada dingin, dia berkata, "Dulu aku
diculik olehnya sehingga membuat reputasiku hancur. Kali ini, begitu dia kalah
dan terusir, aku baru bisa dengan tenang mengadakan upacara penobatan sebagai
Putra Mahkota. Tapi menyingkirkan dia saja nggak cukup, keluarga Romli dan yang
lainnya sudah waktunya untuk diatur ulang juga."
"Ya!"
Beberapa orang di sekelilingnya pun
langsung menjawab dengan penuh semangat!
Mereka kembali menatap ke arah arena.
Di sana, Ederick makin mendominasi
dengan kekuatan yang luar biasa, sementara Saka terus terdesak dan tampak tidak
akan bertahan lebih lama lagi!
Namun, tepat pada saat ini, seorang
pelayan tiba tiba datang dengan tergesa-gesa dan berkata, "Yang Mulia, ada
seseorang yang ingin bertemu dan menyampaikan pesan untukmu!"
"Oh?"
Ardion mengerutkan kening dan
bertanya, "Pesan apa?"
"Orang itu katanya hanya boleh
disampaikan langsung kepadamu," jawab si pelayan dengan sedikit gugup.
Ardion merasa heran dan memanggil
pelayan itu untuk mendekat. Pelayan tersebut lalu berbisik di telinganya,
sementara yang lain menatap dengan penuh rasa ingin tahu. Namun, seketika itu
juga, ekspresi Ardion berubah drastis!
Dengan penuh amarah, dia langsung
menendang pelayan itu hingga tersungkur ke tanah dan berteriak, "Dasar
nggak tahu diri! Berani-beraninya kamu menyampaikan pesan seperti ini
kepadaku?"
Pelayan itu ketakutan hingga wajahnya
pucat pasi dan langsung bersujud berulang kali sambil memohon ampun
Semua orang makin bingung. Adelia pun
bertanya, " Yang Mulia, mohon tenang. Apa yang sebenarnya terjadi?"
Ardion berkata dengan suara penuh
amarah, "Hari ini aku hampir berhasil menyingkirkan Saka, dan upacara
penobatanku sudah hampir tiba. Tapi tadi, ada seorang tuan muda yang begitu
berkuasa hingga mampu mengirim pesan dari Dunia Roh langsung ke
telingaku!"
"Banyak orang ingin bersekutu
denganku, tapi nggak mendapat kesempatan | Tapi orang ini justru mengirim pesan
hanya untuk memintaku memberi kelonggaran kepada Saka! Dia ingin aku
menyelamatkan nyawa Saka!"
"Siapa yang berani melakukan
ini?" seru Adelia dengan marah.
"Roven dari Sekte Furia, seorang
garis keturunan dari Tetua pewaris bela diri!"
Begitu nama ini disebut, orang-orang
di sekitarnya pun tertawa sinis.
Apakah ini lelucon? Hanya seorang
murid utama dari seorang tetua? Mungkin dia memiliki sedikit pengaruh terhadap
keluarga Romli, tapi apakah dia tidak tahu betapa dalamnya dendam antara Saka
dan Ardion? Dengan hanya mengandalkan dirinya, dia pikir bisa meminta belas
kasihan untuk Saka?
"Aku nggak peduli siapa dia!
Bahkan kalau dia seorang tetua dari Sekte Furia, siapa yang berani meminta
kelonggaran dariku? Aku justru ingin menjadikan Saka dan keluarga Romli sebagai
batu pijakan dalam upacara penobatanku!"
"Yang Mulia benar!"
Semua orang pun bersorak setuju!
"Nggak heran Saka berani datang
hari ini, rupanya dia berusaha mencari jalan belakang..." ujar Genta
sambil tertawa sinis.
"Setelah semua ini, ternyata dia
hanya mencoba menggunakan trik licik."
Adelia pun mengejek, "Kalau ini
tersebar, dia pasti akan menjadi bahan tertawaan di seluruh negeri!"
Ardion kemudian menatap ke arah
kerumunan dan tiba tiba berkata, "Kebetulan sekali hari ini banyak orang
yang hadir. Mari kita buat semua orang melihat wajah asli Saka!"
Selesai berkata, dia bangkit dari
tempat duduknya dan melangkah ke depan!
Adelia dan yang lainnya pun tersenyum
penuh arti dan menantikan pertunjukan yang menarik!
Hari ini, Saka bukan hanya akan
kalah, tetapi juga akan dipermalukan di hadapan semua orang!
Di bawah tatapan banyak orang, Ardion
tiba-tiba bangkit dan melangkah maju, membuat semua orang tampak bingung. Dia
baru saja hendak berbicara, tetapi tiba-tiba tubuhnya menegang, dan matanya
dengan cepat terangkat menatap ke arah arena!
Tampak di atas arena, Saka yang
sebelumnya terus-menerus terdesak kini makin terhimpit, sementara kekuatan
Ederick telah mencapai puncaknya!
Mata Ederick memerah, rambutnya
berkibar, seluruh energi sejatinya disalurkan ke pedangnya, dan dia menebas ke
arah Saka dengan kekuatan penuh!
"Arghh!"
Ederick mengeluarkan raungan ganas,
semangat bertarungnya telah mencapai puncaknya, bahkan akalnya hampir
menghilang dan yang tersisa dalam pikirannya hanyalah pertempuran!
Cahaya merah darah dari pedangnya
membesar, dan tebasannya mengandung kekuatan luar biasa!
Namun, saat dia mengayunkan pedang
ini, kesadarannya tiba-tiba tersentak!
Hanya dia yang tahu seberapa
mengerikan serangan ini
Ederick sebenarnya tidak berniat
membunuh Saka!
Tapi jika pedang ini benar-benar
jatuh, bagaimana mungkin Saka bisa selamat?
Pada saat itu, Ederick merasa
menyesal...Namun sudah terlambat!
Dalam sekejap, pedangnya melesat ke
arah kepala Saka!
No comments: