Bab 5509
Merasakan udara di sekitarnya, Aslan
mendesah dan menoleh ke Philip dengan penuh harap. "Philip, bisakah kau
melakukan sesuatu tentang ini? Aku tidak ingin merasa seperti ini lagi..."
Sebagai monster, Aslan sangat
sensitif terhadap situasi ini dan merasa lebih tidak nyaman daripada yang lain.
Philip mengangguk tak berdaya. Karena
Aslan yang meminta, ia tidak akan menolak.
"Bersiaplah..."
Philip mengeluarkan selembar kertas
dan mulai menggambar di atasnya. Ia menempelkan jimat itu ke tubuh Aslan, dan
batu energi di tangan Aslan langsung menghilang.
Aslan merasakan gelombang energi
memasuki tubuhnya.
"Ini luar biasa!" Aslan
melirik Philip dengan terkejut dan merasa hidup kembali.
Detik berikutnya, Philip melakukan
hal yang sama untuk dirinya sendiri.
Meskipun orang lain tidak dapat
melihat perbedaannya, Philip dan Aslan jelas merasakan perasaan yang tidak
biasa ini.
Setelah itu, mereka berjalan menuju
gunung.
Philip tahu bahwa tempat ini lebih
dari sekadar yang terlihat. Mereka pasti akan menemukan beberapa binatang buas
di sekitar, tetapi sulit untuk mengatakan jenis binatang apa itu.
Ia mengamati sekeliling sambil
berjalan. Ia tidak merasakan adanya binatang buas, melainkan binatang buas yang
ganas. Tempat itu berbeda dari tempat pelatihan lainnya!
"Kurasa binatang buas di sini
adalah hewan mutasi yang lebih sulit dihadapi. Kau harus berhati-hati. Mereka
berbeda darimu dan tidak akan mendengarkanmu," goda Philip pada Aslan.
Karena mereka bukan ras yang sama,
seharusnya tidak ada komunikasi sama sekali. Philip berpikir mereka tidak bisa
berinteraksi satu sama lain.
"Itu hanya penekanan garis
keturunan, bukan masalah besar." Aslan tersenyum. Ia cukup kuat untuk
menghadapi mereka dengan mudah.
Mereka berjalan maju dan segera
melihat seorang wanita lemah terbaring menyedihkan di lantai.
Aslan menghampiri dengan rasa ingin
tahu dan mencoba membantunya berdiri.
"Kau cukup cepat. Kami sudah
memimpin yang lain, tapi kau lebih cepat dari kami!" kata Aslan riang. Ia
tak pernah menyangka ada orang secepat ini.
"Pergelangan kakiku terkilir.
Bisakah kau membantuku?" kata wanita muda itu kesakitan dan meringis
sambil meminta bantuan.
Aslan mengangguk. Ia bukan orang jahat.
Ia bersedia membantu wanita muda secantik itu.
Melihat Aslan bertingkah seperti
orang bejat, Philip tak sempat menghentikannya.
Tempat ini sangat berbahaya. Akan
sulit jika Aslan ingin berperan sebagai pahlawan.
Wanita itu melirik Aslan dengan penuh
rasa terima kasih.
Setelah beberapa saat, ia berkata,
"Senang sekali kalau kau bisa membawaku pulang. Aku terluka parah."
No comments: