Travel To Greatest Treasure - Bab 2


Bab 2

Minho melihat mobil itu masih berguling – guling setelah melewatinya, dan setelah hampir 30 meter, mobil akhirnya berhenti. Mobil tersebut mengeluarkan banyak asap. Mobil tersebut juga telah menghancurkan pagar pembatas jalan tol, dan menyebabkan salah satu kuburan yang terletak di samping pagar tol, mengalami kerusakan karena benturan.

Secara refleks, Minho segera berlari menuju mobil yang sudah hampir tidak berbentuk itu. Karena kebiasaannya berolah raga, Minho bisa sampai di lokasi mobil dalam waktu 6 detik. Lama atau cepat itu ya, 30 meter dalam 6 detik? Anggap aja ya cepat. Karena ini ceritanya akhirnya di Minho jadi pelari cepat. Makanya Minho bisa menghindari kejaran dua orang pada cerita sebelumnya.

Minho tiba di lokasi dan melihat mobil balap yang hancur parah. Mobil dalam posisi terbalik, dimana bagian atap mobil, yang memiliki giliran menyentuh tanah, Masih Minho sendiri di sana, karena mungkin warga lain akan segera datang setelah mendengar benturan keras. Minho merasa menyesal melihat mahalnya itu mobil. Sebuah mobil Lamborghini dengan plat berakhir di 5 tahun kemudian. Melihat tanggal plat, mobil ini mungkin baru 2 bulan keluar dari showroom. Minho merasa sedih kembali. Mobil semahal itu, hancur dalam 2 bulan.

Kemudian Minho tersadar bahwa mana mungkin mobil tersebut tidak ada penumpang. Melihat kondisi mobil, Minho yakin penumpang di dalamnya juga bernasib sama. Hancur. Tetapi, Minho tetap ingin mengecek kondisi penumpang. Minho mengelilingi mobil dari belakang. Ketika melihat di kursi penumpang depan, Minho merasa hatinya teriris.

Terikat pada sabuk pengaman, Minho melihat wanita yang cantik sudah tidak bernyawa lagi. Mungkin. Karena wajahnya sudah berlumuran darah yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Lho… koq tahu lah Minho itu wanita cantik. Ya jelas la… Zaman saat ini pula… Siapapun yang memiliki mobil mewah, tidak usah diragukan ceweknya pasti cantik. Tapi apakah mereka matre? Tentu tidak. Seperti pepatah, “Hanya cowok kere yang bilang seorang cewek matre”. Pepatah itu benar rasanya bagi yang punya uang. Bagi Minho yang hanya orang biasa, dia menganggap cewek itu pasti matre.

Lupakan…

Minho memejamkan mata seperti berdoa untuk cewek tersebut. Minho hampir saja mengeluarkan wanita tersebut dari kursi penumpang, sebelum alarm bahayanya berbunyi sekali lagi. Minho mencium bau bensin yang menyebar secara cepat. Minho melihat ke arah tangki mobil. Minho tidak menemukan di mana tangkinya, karena dia tidak tahu gimana bentuk mobil Lamborghini itu. Tapi yang terpenting, dia merasakan bahaya seperti di film – film itu, yang sepertinya sebentar lagi mobil akan meledak.

Minho sudah bergerak setengah langkah, ketika dia mendengar suara pelan dari kursi supir. Minho berbalik melihat ke supir yang mengendarai mobil balap tersebut. Minho melihat supir tersebut bergerak secara lemah, dan bersuara pelan. Minho memiliki insting, bahwa yang disampaikan oleh supir tersebut adalah hal penting. Siapa tahu, supir tersebut akan menghadiahkannya mobil tersebut untuk kebaikan terakhirnya sebelum meninggal, tetapi siapa yang mau menerima mobil yang hancur parah seperti itu. Memperbaikinya, mungkin bisa membangun selusin rumah dengan luas 72 meter persegi.

Minho memberanikan diri sambil tetap waspada siapa tahu mobil bisa meledak kapan saja. Menutupi tubuhnya dengan jaketnya untuk mengurangi dampak ledakan (emang bisa), Minho mendekat menuju kursi supir.

Minho melihat supir tersebut menarik kalung nya, dan mengarahkannya kepada Minho. Kemudian, Minho mendengar supir tersebut bergumam pelan. Minho mengambil kalung tersebut, dan kemudian menatap supir yang sudah di ujung nyawanya itu. Minho melihat supir itu bergumam pelan, mengulanginya lagi, dan lagi.

Tapi, Minho tidak bisa mendengar karena suara supir tersebut karena cukup pelan.

Minho pun akhirnya memberanikan diri, berjongkok dan mendekatkan kupingnya ke arah supir yang berada pada posisi terbalik itu dengan matanya tetap menatap supir tersebut.

Minho mendengar dengan cermat kata – kata terakhir dari supir tersebut.

Mungkin kata wasiat.

Minho berniat akan mengabulkan apa keinginan terakhir supir tersebut.

Minho melihat supir tersebut sepertinya sedang mengumpulkan energi – energi terakhir dalam hidupnya.

Minho siap menerima pesanan dari supir tersebut.

Selagi hal itu bisa dilakukan.

Minho mendengarkan dengan seksama.

Minho melihat supir tersebut mengeluarkan semua energinya untuk mengucapkan kata perpisahan.

Bukannya mengucapkan secara pelan, supir tersebut malah berteriak dengan tenaga terakhirnya.

“LARIIII BEGOOOO….” ucap supir itu.

Supir tersebut kemudian merasakan seperti sesak nafas, dan dengan sedikit mengejang, mata si supir akhirnya menutup.

Supir sudah mati.

Minho terduduk saat si supir berteriak.

Hidup seperti apa yang dijalani si supir sebelumnya.

Sampai sanggup dia memaki orang pada nafas terakhirnya.

Minho tidak mengerti.

Kemudian Minho mendengar suara gemerisik daun. Minho melihat ke samping.

Dari arah tembok pembatas jalan tol yang sudah hancur, Minho melihat beberapa mobil berhenti, kemudian beberapa sudah turun dari tadi dan menuju ke arahnya.

Minho baru sadar arti kata yang di ucapkan supir tadi sebelum menghebuskan napas terakhirnya.

Alarm tanda bahayanya juga berbunyi.

Tanpa aba – aba, Minho melakukan jurus kaki seribu. Minho segera lagi menerobos perkebunan warga untuk melarikan diri, dan sesekali melihat ke belakang. Minho melihat bahwa orang – orang tadi juga mengejar dirinya. Minho baru tersadar, bahwa dia berada dalam masalah.

Kemudian terdengar suara yang kuat. Suara ledakan.

Mobil tadi akhirnya meledak.

Minho sedikit mengernyitkan dahinya saat mengetahui mobil meledak.

Memang tadi sewaktu bensin menyebar karena bocor, Minho tidak melihat sedikitpun hal yang bisa menyebabkan ledakan, selain asap yang letaknya jauh seperti dari bensin yang bocor.

Minho mengambil kesimpulan, bahwa orang – orang yang mengejarnya adalah yang meledakkan mobil tersebut.

Sungguh kejam.

Dan Minho sekarang menjadi buronan orang – orang yang kejam.

Tapi lupakan hal itu saat ini, yang penting adalah melarikan diri.

Dengan keahlian Minho dalam berlari, dan penguasaan daerah, Minho bisa melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran orang – orang tersebut.

***

Kembali ke saat ini.

Minho memegang kalung yang sedang di pakainya. Kalung itu seperti kalung berbentuk gading gajah. Tetapi agak kecil. Kalung itu memiliki warna gading hitam. Minho pernah melihat kalung seperti itu sebelumnya. Mirip dengan kalung – kalung seharga 2K rupiah, yang di jual – jual  di warung dekat rumahnya. Tetapi kalung yang di jual itu terbuat dari plastik. Kalau kalung ini, seperti dari gading benaran. Karena itulah, Minho tetap memegang kalung tersebut. Setidaknya sampai Minho mengetahui kegunaan kalung tersebut. Yang sedikit Minho tahu, kalung tersebut sebenarnya memiliki rongga di dalamnya, yang berisi sebuah petunjuk untuk menuju rangkaian petunjuk ke Harta Karun terbesar di dunia. Tetapi awal dari semua petunjuk adalah petunjuk di dalam gading tersebut. Sehingga banyak yang mencari kalung tersebut.

Minho kembali menghela nafas.

Ini sudah ketiga kalinya, dalam dua hari ini, orang mencari dirinya.

Sepertinya keberadaan kalung itu sangat penting, sehingga cukup mudah bagi orang – orang yang mencari dirinya untuk menemukan dirinya. Mereka pasti sudah menggunakan segala sumber daya mereka untuk akhirnya menemukan diri Minho. Mereka juga mungkin sudah ke sekolah Minho, sehingga sejak dua hari yang lalu, Minho memutuskan untuk tidak bersekolah.

Minho bingung harus melakukan apa.

Melapor ke polisi?

Terus apa?

Orang yang mengejar Minho tadi saja juga berpakaian tentara dan polisi.

Apakah polisi juga membutuhkan kalung tersebut?

Kalau iya, kenapa gerak – gerik kedua orang tadi mencurigakan.

‘Hummm… aku harus berhenti sekolah kalau begitu. Aku akan mencari tahu ada apa dengan kalung ini. Toh sekolahku bisa menyusul kemudian, setelah nyawaku tidak dalam bahaya.’ batin Minho memutuskan setelah menimbang lama.

Minho lalu turun dari pohon tersebut, setelah memastikan suasana nya aman.

Ketika Minho sudah menginjak tanah, walaupun dia terbiasa tidak menyebabkan bunyi, tetapi Minho malah mendengar suara ranting dipijak. Jantung Minho seakan mau lepas. Untuk terikat dengan baik oleh vena vena apa lah namanya itu.

Minho berbalik ke belakang menghadap arah suara datang. Dia sudah memberikan tenaga ke kaki – kakinya, sehingga jika otak memerintahkan lari, kaki Minho akan bergerak secara otomatis.

Minho melihat sesosok yang tidak bergerak. Menatapnya juga.

Sosok itu sangat cantik.


Note:

Bisa di baca juga versi video dan suara

VERSI YOUTUBE

Mohon Like, Komen, Share dan Subscribe



Travel To Greatest Treasure - Bab 2 Travel To Greatest Treasure - Bab 2 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 06, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.