Bab 2724
Anak-anak dari orang yang berkuasa
dan berpengaruh tidak setuju dan mengejek Saka dalam ucapan mereka.
"Bagaimanapun, Ederick ini
sangat penting. Ada banyak orang penting yang menonton kompetisi setiap
hari..."
Seseorang berkata dengan nada iri,
sambil melihat ke arah panggung. Akan tetapi, yang terlihat di panggung
hanyalah beberapa sosok tokoh besar dari Kota Sentana
Leluhur keluarga Dinata, anggota
kabinet, kepala keluarga Minjana, kepala keluarga Elyora dan kepala keluarga
Dimasta.
Mereka semua tertarik pada Ederick!
Bisa dilihat bahwa Kota Sentana sangat mementingkan sosok Ederick. Dia dianggap
sebagai kandidat terbaik untuk menekan Saka
Tepat ketika semua orang merasa
tersentuh, kerumunan itu tiba-tiba menjadi gelisah, lalu sekelompok orang
datang mendekat.
"Leluhur keluarga Syahrir, Genta
Syahrir juga datang ke sini!"
"Putri ada di sini!"
Setiap kali tokoh kalangan atas naik
panggung, selalu ada keributan diskusi seru yang terjadi di antara para
penonton.
Selama beberapa saat, orang-orang
tersebut mulai bergantian naik ke atas panggung
Pada saat ini, dua orang terakhir
yang terakhir naik sontak menyebabkan seluruh penonton terdiam Semua orang
terkejut sambil berseru.
"Yang Mulia Putra Mahkota ada di
sini secara langsung!"
Seketika seluruh hadirin juga
terkejut.
Putra Mahkota tidak muncul di hadapan
publik sejak insiden penculikan tersebut.
Sementara hari ini, dengan tiga hari
kemenangan Ederick, Putra Mahkota justru berhasil dibujuk untuk keluar.
Begitu melihat Ardion naik ke atas
panggung, semua orang di antara penonton bergegas memberi hormat kepada Ardion,
kecuali Ederick yang hanya duduk diam
Ardion tidak mempermasalahkannya, dia
duduk seraya menatap Ederick di lapangan, lalu bergumam perlahan, "Masih
belum ada kabar tentang Saka?"
"Sepertinya dia benar benar
takut pada Ederick. Dia bahkan mengundurkan diri dari kompetisi Kota Sentana
dan nggak berani menghadapi Ederick!" seru Adelia dengan nada kesal
"Menyerah sekali demi satu
kehidupan, tampaknya anak ini sudah benar-benar dewasa."
Ardion menatap ke arena dengan penuh
penyesalan seraya berkata, "Sayang sekali aku membuat keributan besar dan
mempersiapkan lawan sekuat itu untuknya."
"Tapi dengan pengunduran diri
anak ini sebagai pendahuluan upacara penobatanku juga merupakan hal yang baik.
Kami sudah mempersiapkan upacara penobatan Yang Mulia sejak lama!" sahut
Adelia kemudian
Mendengar ini, Ardion tersenyum tipis
seraya mengangguk.
Pada saat ini, di hadapan semua
orang.
Adelia berdiri dengan aura yang kuat.
Dia mengamati seluruh hadirin, lalu mengumumkan, " Putra Mahkota datang
secara langsung dan ingin melihat Saka bertarung. Di mana Saka?"
Setelah kata-kata itu diucapkan,
seluruh tempat menjadi sunyi. Semua orang mencari Saka, tetapi tidak
menemukannya.
"Ada banyak tokoh penting yang
datang untuk melihat bagaimana Saka akan bertindak sebagai pahlawan. Tapi dia
justru nggak berani bertarung dan meninggalkan semua orang di sini sendirian.
Apa ini gaya dari Pak Saka?"
Adelia berkata dengan nada meremehkan
dan tidak ada seorang pun yang berani angkat bicara.
Tampaknya, kali ini Saka benar-benar
ketakutan
"Kalau begitu, aku
nyatakan..."
Pada saat itu, tiba tiba Adelia agak
terkejut. Dia mendongak, dengan ekspresi heran, kaget dan benci di wajahnya.
Sosok itu datang seraya dikelilingi
kerumunan orang.
"Aku tahu kamu cemas, tapi
jangan cemas, bagaimanapun juga..."
Saka menatap Adelia seraya berkata
dengan santai, " Setelah pertarungan ini, kalian nggak akan bisa mengadakan
upacara penobatan apa pun."
No comments: