Bab 2723
Saat itu, kepala sekte sangat gembira
dan memperlakukan Wennie sebagai harta karun. Para genius dari Sekte Furia dan
juga beberapa sekte lainnya bahkan sangat ingin mendapatkannya.
Wajar bagi Roven untuk memiliki
beberapa pemikiran tentang Wennie...
"Wennie itu cuma jimat Saka...
Roven berkata dengan ekspresi jijik
dan meremehkan, "Tapi dia nggak mau mengakui kekalahan dan hal ini agak
merepotkan."
"Aku khawatir nggak akan bisa menghentikannya.
Menurutmu apa yang harus aku lakukan?"
"Demi Wennie, aku akan
menolongnya untuk terakhir kalinya."
Roven berkata dengan tenang,
"Aku akan menghubungi Ederick dan memintanya untuk mengampuni nyawa Saka.
Demi aku, Ederick pasti akan setuju..."
Roven sudah lama terkenal dan
memiliki status tinggi di Sekte Furia. Tujuh sekte utama memiliki garis darah
yang sama dan saling memanggil sesama dengan sebutan saudara. Saal Roven
berbicara, Ederick pasti akan mempertimbangkannya
Zuko menghela napas lega, tetapi dia
menyahut dengan enggan, "Saka benar benar beruntung. Dia bertemu dengan
Kak Wennie dan kamu juga sangat membantunya "
"Lupakan saja, aku cuma menolong
manusia biasa. Anggap saja itu sebagai pertolongan kepada Wennie dan membalas
kebaikannya karena sudah merekomendasikan Wennie. Aku harap Saka bisa menyadari
kesenjangan antara dirinya dan Wennie secepat mungkin dan berhenti bergantung
pada nasib ini..."
Pada saat yang sama.
Saka sudah berlatih kultivasi.
Dia berlatih kultivasi dengan serius.
Aura master ilahi tingkat lima
melonjak dalam tubuhnya seperti gunung berapi.
Tiga hari berlalu dengan cepat.
Selama tiga hari ini, berita tentang
Ederick terus berdatangan.
Ederick bertarung di atas arena
selama tiga hari berturut-turut. Orang-orang menantangnya satu per satu. Dia
bertarung sebanyak dua puluh ronde dalam waktu tiga hari.
Hasilnya adalah Ederick yang menang.
Tekad Ederick untuk bertarung pun
menjadi makin kuat!
Pada saat ini
Di arena, Ederick sedang duduk
bersila dengan mata tertutup. Dia bernapas perlahan seraya berlatih kultivasi
seolah-olah tidak ada orang di sekitar.
Bukan berarti dia berlatih kultivasi
sementara hanya untuk menghadapi siapa pun. Bagi seorang ahli seperti dirinya
yang berasal dari latar belakang kelas bawah, kebiasaan memanfaatkan setiap
kesempatan untuk berlatih kultivasi sudah tertanam dalam dirinya.
Jika tidak memiliki sumber daya
sebanyak orang lain, maka harus bekerja dua kali lebih keras!
Semua orang di arena melihat sosoknya
dan tidak ada seorang pun yang berani bernapas.
Saat ini, pertarungan telah
berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Tidak ada seorang pun yang bisa
menandingi Ederick. Selama tiga hari ini, semangat juang Ederick telah
meningkat.
Semua orang menatap Ederick yang
sedang memancarkan aura menakutkan, dengan rasa kagum dan perasaan tertekan di
hati mereka.
Seolah-olah orang yang duduk di atas
arena itu bukanlah seorang manusia, melainkan seekor binatang buas yang sangat
ganas
"Sepertinya dia memang punya
peluang memenangkan kompetisi Kota Sentana..."
"Siapa yang bisa sekuat itu?
Tubuh Pertempuran Darah itu lebih kuat dari Wimar dan Jack..."
Semua orang mulai membicarakannya.
"Belum tentu. Bukankah masih ada
Saka?" sahut seseorang tiba-tiba.
"Saka? Dia cuma seorang
petarung. Kamu masih berharap dia akan muncul? Ini sudah tiga hari. Kalau dia
pikir dia bisa menang, dia pasti sudah muncul sejak lama. Kalau dia nggak
muncul sekarang, menurutmu apa yang dia tunggu?" sahut seseorang sambil
tertawa meremehkan.
Berita tentang pertarungan tiga hari
itu sudah tersebar sejak lama. Beberapa orang diam-diam mengipasi api, membuat
hal itu menjadi topik hangat, seolah-olah genius nomor satu Kota Sentana akan
bertarung dengan Ederick!
Pada awalnya, semua orang sangat
berharap, tetapi siapa sangka bahwa selama tiga hari ini, tidak ada sedikit pun
jejak Saka yang terlihat.
"Dengan kepribadian Saka, kalau
dia ingin datang, dia pasti sudah datang sejak lama. Alasan dia nggak datang
pasti karena dia takut. Memangnya masih perlu dijelaskan?"
No comments: