Membakar Langit ~ Bab 2731

Bab 2731

 

Di atas arena, Ederick setengah berlutut di tanah, bahunya tertusuk lima jari yang menembus kulit sehingga darah mengalir deras membasahi tanah.

 

Saka tiba-tiba mengangkat pandangannya, memindai sekeliling, lalu berkata dengan tenang, " Ada yang masih ingin bertindak? Silakan naik!"

 

Seluruh arena terdiam.

 

Baik Ardion maupun orang orang di bawah arena, tidak ada yang berani membuka suara.

 

Saka telah berhasil memunculkan kekuatan puncak Ederick, tetapi tetap mampu mengalahkannya dalam beberapa menit. Itu sangat mengejutkan mereka.

 

Yang lebih mengejutkan adalah, Saka tampaknya belum mengeluarkan seluruh kemampuannya!

 

Ketenarannya sebagai tak terkalahkan di tingkat sama makin sulit digoyahkan!

 

Adelia mengepalkan tangan dan matanya penuh kebencian.

 

Wajah Genta tampak gelap dan dia tetap diam

 

Jack dan yang lainnya tampak tak percaya, tetapi penuh dengan rasa kagum melihat di atas arena

 

Ardion tampak muram dan hati kecilnya merasa putus asa.

 

Sekarang, siapa lagi yang bisa mengalahkan Saka di kalangan mereka?

 

Di atas arena

 

Ederick menatap Saka dan bertanya, "Apa kamu sudah mengeluarkan seluruh kekuatanmu?"

 

Saka mundur selangkah dan berkata, "Sudah."

 

Ederick menatapnya sejenak, lalu tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kamu berbohong."

 

"Kalau kamu benar-benar mengeluarkan seluruh kekuatanmu, pasti kamu nggak akan bisa menahan kekuatan itu. Sekarang aku sudah hampir mati, tapi kamu bisa mengalahkanku tanpa merenggut nyawaku, itu berarti kamu masih menyisakan banyak kekuatan," lanjutnya.

 

Setelah itu, dia memandang Saka dan menghela napas pelan, lalu melanjutkan, "Aku selalu dikatakan nggak pernah kalah, bahkan aku sendiri mulai memercayainya. Aku sering menyarankanmu untuk nggak terlalu bersikap angkuh, ternyata, semua itu hanyalah mimpi..."

 

"Tapi kamu sebenarnya sudah sangat hebat," ujar Saka dengan serius.

 

Di antara mereka yang setara, biasanya Saka akan mengalahkan lawan dalam sekejap Ederick sudah sangat luar biasa bisa bertahan hingga saat ini.

 

"Jangan bohong padaku, aku sudah tahu, kamu yang membukakan mataku. Lagi pula..."

 

Ederick tersenyum dan sedikit mengeluh, lalu berkata, "Hanya ketika seseorang terbangun, barulah dia sadar kalau dia hanya bermimpi... "

 

Sambil berkata demikian, dia perlahan bangkit dan berjalan dengan langkah goyah turun dari arena.

 

Melihat punggungnya, Saka berkata, "Kamu bukanlah lemah, hanya saja tingkat keahlianmu belum cukup."

 

Ederick berhenti sejenak, tanpa menoleh, tertawa dan berkata, "Kata-kata ini sedikit menghiburku, terima kasih."

 

Saat dia melangkah turun dari arena, wajah Adelia tampak muram.

 

Dia tiba-tiba berkata, "Kamu belum mati, Putra Mahkota bisa mengubah aturan untukmu, supaya kamu bisa terus berpartisipasi! Putra Mahkota bisa memberimu sumber daya untuk menang, yang perlu kamu lakukan hanya datang untuk menghormatinya!"

 

Ederick berhenti sejenak, lalu dengan datar berkata, "Menang apa? Hanya dengan menggunakan tipu daya, aku nggak tertarik ikut campur. Mulai sekarang, aku akan bertapa di tempat Guru Kaisar, jangan ganggu aku lagi."

 

Lalu, dia melangkah pergi.

 

"Kamu berani!" teriak Adelia dengan marah.

 

Seketika itu, orang-orang di bawah arena langsung menghalangi jalan Ederick.

 

Ederick memindai mereka sejenak, lalu tiba-tiba tubuhnya bergerak cepat dan langkahnya yang tampak lambat ternyata sangat cepat. Dalam sekejap, dia telah keluar dari kerumunan tanpa melakukan gerakan apa pun. Di belakangnya, satu per satu orang terjatuh

 

"Meski aku kalah dari Saka, bukan berarti kalian sebagai sampah berhak menantangku," ujar Ederick.

 

Ederick dengan santai melangkah pergi, sementara orang-orang di sekitar arena yang melihatnya datang, semua menatap dengan rasa hormat yang luar biasa, lalu memberi jalan baginya seperti ombak yang terbelah dan membiarkannya berjalan pergi.

 

Saat itu.

 

Ardion tiba-tiba bangkit, wajahnya suram, lalu berbalik dan pergi!

 

Genta dan yang lainnya merasa tidak puas dan menatap Saka sejenak, kemudian ikut bangkit dan pergi.

 

Pada saat yang sama, dari belakang mereka, terdengar suara Saka yang tenang, "Jadi kalian langsung pergi?"

 

Setelah berkata demikian, Saka melangkah perlahan mendekati mereka!

 

"Saka, apa kamu belum selesai? Ederick sudah mengaku kalah, apa lagi yang kamu inginkan?" ujar Genta dengan marah sambil melangkah maju dengan wajah serius.

 

"Kamu kira?"

 

Saka perlahan mendekat, kemudian berkata dengan santai, "Aku sudah bilang, kalau kalian menantangku, maka upacara pennobatan Putra Mahkota nggak perlu dilaksanakan lagi, aku harus menepati janjiku."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2731 Membakar Langit ~ Bab 2731 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on July 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.