Membakar Langit ~ Bab 2732

Bab 2732

 

Ardion menatap Saka dengan wajah yang suram, lalu berkata, "Apa yang kamu inginkan? Apa kamu benar benar ingin membunuhku? Apa kamu ingin membunuh seorang putra mahkota di hadapan begitu banyak orang?"

 

Sambil berkata demikian, dia melangkah maju selangkah, menatap Saka dengan marah, lalu berkata, "Ayo, bunuh aku! Kalau kamu berani, kita akan bertarung sampai mati! Beranikah kamu?"

 

Tiba-tiba, Saka mengulurkan tangan dan mencengkeram leher Ardion!

 

"Kurang ajar!"

 

"Hentikan!"

 

"Saka, kamu cari mati!"

 

Dalam sekejap, teriakan marah bergema di seluruh arena Genta dan yang lainnya melepaskan energi sejati mereka dan mengepung Saka dalam suasana yang menegang!

 

Orang-orang di sekeliling tampak panik dan terkejut!

 

Seorang putra mahkota dari sebuah kerajaan, setelah sebelumnya mengalami penghinaan karena penculikan, kini dalam bahaya lagi Apakah Saka benar-benar akan membunuh putra mahkota di hadapan publik?

 

Semua orang sulit memercayainya, tapi mengingat siapa Saka, tak seorang pun berani meremehkan situasi ini!

 

Ardion menunjukkan ekspresi terkejut yang luar biasa dan menatap Saka dengan ketidakpercayaan, lalu berkata, "Kamu kamu..."

 

Dia bisa merasakan niat membunuh yang nyata dari Saka! Niat itu begitu kuat hingga membuat bulu kuduknya berdiri!

 

Sikap kerasnya barusan langsung menghilang dan berganti dengan rasa takut yang mendalam!

 

Namun, Saka tidak peduli padanya. Dia hanya menatap para tetua keluarga bangsawan di sekitar dan dengan suara tenang berkata, "Apa yang kalian tunggu? Beranikah kalian bergerak?"

 

Begitu kata kata itu jatuh, wajah para tetua menjadi pucat.

 

Sebelumnya, Saka menculik sang putra mahkota dan tetap tidak dikenakan hukuman, bahkan sang Kaisar pun enggan bertindak melawannya.

 

Kali ini, kemungkinan besar hasilnya akan sama!

 

Jika Saka benar-benar ingin membunuh putra mahkota hari ini, maka bahkan jika dia membunuhnya, mungkin tidak akan ada konsekuensi baginya!

 

Keluarga kerajaan tak berani menyentuh Saka, tetapi Saka berani menyentuh keturunan mereka, termasuk putra mahkota. Sesederhana itu!

 

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Genta dengan wajah suram.

 

Saka tersenyum dan berkata, "Aku ingin keadilan!"

 

Mendengar itu, wajah semua orang menjadi makin pucat, dan mereka serempak menoleh ke arah Istana Kekaisaran.

 

Keributan sebesar ini pasti akan sampai ke telinga sang kaisar!

 

"Memohon Yang Mulia untuk turun tangan!" teriak Genta dengan narah.

 

"Kami memohon Yang Mulia turun tangan! Hukum orang ini! Kami siap berdiri bersama Yang Mulia!"

 

"Kami nggak ingin terus ditekan! Mohon Yang Mulia turun tangan!"

 

Teriakan keras menggema di seluruh arena!

 

Mereka sudah cukup menderita! Saat ini, hanya sang Kaisar yang bisa membela mereka!

 

Hati semua orang berdebar dan menatap ke arah Istana Kekaisaran Apa kali ini sang Kaisar masih akan menoleransi Saka?

 

Saka juga menatap ke arah istana dengan ekspresi tenang

 

Di dalam benaknya, suara leluhur Lavali terdengar, " Bocah, kali ini kamu agak sembrono. Kalau sang Kaisar benar-benar nekat bertindak, tanpa adanya Guru Negara, aku pun sulit turun tangan. Kaisar memiliki aura naga, akibatnya terlalu besar bagiku..."

 

Saka menjawab dalam hati, "Aku tahu. Tapi setelah berkali-kali dijebak, kalau aku nggak meledak sekarang, aku justru akan terlihat lemah Itu akan membuat mereka menganggapku hanya seekor harimau kertas, dan itu malah akan mendatangkan bencana."

 

Leluhur Lavali terdiam sejenak, lalu tertawa kecil dan berkata, "Baiklah, kalau sang Kaisar nggak bertindak, maka nggak masalah. Namun, kalau dia bertindak meskipun akibatnya besar, pasti ada seseorang yang bisa menanggungnya."

 

Jika Leluhur Lavali tak bisa menanggungnya, pasti ada orang lain yang bisa!

 

Dalam sekejap!

 

Di tengah tatapan tegang semua orang, dari arah Istana Kekaisaran ada sebuah aura kuat melesat dengan kecepatan luar biasa!

 

Aura ini seperti gelombang pasang yang menyapu langit, memenuhi seluruh langit dan bumi dan membuat hati semua orang bergetar. Genta dan yang lainnya pun menatap ke langit dengan wajah penuh harapan dan kegembiraan!

 

Sebuah sosok tua muncul di langit, berdiri dengan tenang dan menatap ke bawah dengan ekspresi dingin.

 

"Tetua Agung!"

 

"Hormat kepada Tetua Agung!"

 

Semua orang segera bersujud dengan penuh semangat | Kedatangan Tetua Agung menandakan bahwa... apakah sang kaisar akhirnya akan bertindak?

 

"Tetua Agung, selamatkan aku!"

 

Saat ini, Ardion yang lehernya masih dicekik, wajahnya sudah memerah. Dia menatap ke langit dengan penuh harapan dan berteriak dengan sekuat tenaga!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2732 Membakar Langit ~ Bab 2732 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on July 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.