Bab 2780
Awalnya, ada yang bilang bahwa Saka
akan memberontak. Dia sempat tidak mempercayainya. Menurutnya, itu hanyalah
reaksi wajar dari seorang jenius muda yang ditekan hingga ke titik terpojok dan
terpaksa melawan. Paling-paling hanya bisa dianggap sebagai perselisihan
internal.
Namun, sekarang kelihatannya Saka
memang sedang menggali akar Kekaisaran sejak awal!
Saka tersenyum dengan tenang dan
berkata, "Ya, benar."
"Kekaisaran yang memerintah
dunia adalah hasil keputusan bersama dari Delapan Sekte Besar. Kamu tahu apa
arti dari tindakanmu ini?" kata Oza dengan perlahan.
"Aku tahu, tapi menurutku
keputusan itu kurang tepat. Sudahlah, nggak usah dibahas lagi," jawab
Saka.
Saka tersenyum ringan, lalu menatap
Oza dan berkata, "Mau atau nggak?"
Oza menatap Aura Naga Kerajaan itu
dengan pandangan yang penuh keraguan.
Di dunia ini, tidak ada keberuntungan
yang lebih besar daripada keberuntungan Kekaisaran. Jika keberuntungan ini
diberikan kepada Aini, itu cukup untuk membuatnya menjadi Gadis Keberuntungan
yang akan terus-menerus mendapatkan keberuntungan dan kesempatan emas!
Namun, itu juga berarti dia diam-diam
sedang merusak keputusan bersama dari Delapan Sekte Besar!
"Jawablah, mau atau nggak?"
desak Saka.
Oza menatap lekat-lekat Aura Naga
Kerajaan itu, lalu tiba-tiba mengulurkan tangannya, menggenggamnya, dan
memasukkannya ke dalam sebuah botol giok. Setelah itu, dia menghela napas
panjang.
Melihat Oza menerima Aura Naga
Kerajaan itu, Saka menunjukkan senyum puas dan berkata, "Nah, begitu baru
benar."
Jack yang menyaksikan kejadian itu
juga merasa lega dan ikut tersenyum.
Sekarang dia benar-benar memahami
rencana Saka.
Saka tidak hanya ingin menjalin kerja
sama dengan Oza, tetapi juga ingin menariknya untuk ikut menjadi pengkhianat
yang menggali akar Kekaisaran!
Dengan begitu, mereka akan berada di
kapal yang sama!
Karena itu, Jack berkata dengan ramah
kepada Oza, " Tetua Oza, mulai sekarang kita semua adalah teman
seperjuangan. Jadi soal Pil Tulang Akar itu, lupakan soal jual-beli. Kalau kamu
butuh, aku akan menyediakannya sebanyak yang kamu perlukan!"
Wajah Oza tampak sedikit muram dan
berkata, " Nggak perlu. Cukup kalau putriku bisa menjadi Gadis
Keberuntungan. Setelah ini, kita jalani saja seperti biasa."
Setelah mengatakan itu, dia berbalik
dan pergi.
Jika sebelumnya dia masih menyimpan
dendam karena Saka telah memaksanya dan membunuh muridnya, maka sekarang rasa
dendam itu sudah lenyap.
Dibandingkan dengan pengkhianatan
terhadap Kekaisaran, hidup atau mati seorang murid benar-benar tidak berarti
apa-apa!
Dia tahu, Saka sedang mencoba
menariknya untuk ikut memberontak. Tapi bagaimana mungkin dia mau terlibat
dalam kekacauan semacam itu? Jika pemberontakan itu gagal, bahkan dia pun tidak
akan mampu menahan hukuman dan tekanan dari Delapan Sekte Besar!
Namun, pada saat itu, suara Saka yang
tenang terdengar dari belakangnya. "Tetua Oza, apa cukup kalau putrimu
saja yang menjadi Gadis Keberuntungan?"
Sambil berkata demikian, Saka
berjalan mendekat dan dengan tenang berkata, "Kekaisaran Negara Elang
telah mempertahankan garis keturunan kaisar berkat Aura Naga Kerajaan ini, satu
kaisar setiap dua puluh tahun, dan hingga kini sudah berlangsung selama delapan
belas generasi. Putrimu mungkin bisa menjadi Gadis Keberuntungan berkat Aura
Naga Kerajaan ini, tapi bagaimana dengan cucumu? Cicitmu? Apa kamu akan
membiarkan mereka begitu saja?"
Mendengar kata-kata itu, tubuh Oza
tampak menegang.
Saat itu, Saka sudah berdiri di
hadapannya, menatap wajahnya yang terdiam, lalu berkata sambil menghela napas,
"Sebagian besar anggota keluarga besar hanyalah sampah, hanya bisa hidup
di bawah bayang-bayang keberuntungan para leluhur. Kalau kamu nggak memanfaatkan
kekuatanmu sekarang untuk mengumpulkan keberuntungan bagi keturunanmu, apa kamu
ingin menunggu sampai kamu mati, dan mereka hanya bisa memindahkan makammu
untuk mengganti keberuntungan demi memperbaiki nasib?"
"Sudah mati, tapi masih harus
dimakamkan ulang Menyedihkan sekali. Lebih baik mulai sekarang, kamu
mengumpulkan keberuntungan untuk keturunanmu. Seenggaknya itu lebih baik
daripada membuat mereka menderita setelah kamu tiada..."
Kata-kata itu membuat Jack yang
berdiri di samping mereka merasa tegang, khawatir kalau Saka benar-benar
membuat Oza marah dan membuat segalanya berantakan!
Oza menatap Saka dengan tajam dan
berkata, "Bisa nggak kamu tutup mulutmu yang menyebalkan itu?
"Bisa. Silakan kamu pikirkan
sendiri. Aku nggak akan mengantarmu," balas Saka sambil tersenyum tipis.
Namun, Oza tidak langsung pergi. Dia
berdiri di tempat dengan wajah yang muram selama beberapa saat, lalu tiba-tiba
berkata, "Berapa banyak orang yang kamu miliki?"
Saka berpikir sejenak, lalu berkata,
"Nggak banyak, tapi cukup."
No comments: